Membicarakan bird from heaven, atau bird of paradise alias burung cantik dari surga yaitu cendrawasih asal Papua yang saat ini dilindungi dan sudah appendix 1 kenapa tidak ditangkarkan saja kepada penghobi burung?

Ini pertanyaan yang sering terlontar ketika di alam liar habitat mereka populasinya kian menurun, itu disebabkan perburuan liar untuk perdagangan. Melihat fenomena ini jelas sangat miris, burung endemik yang ada di Papua sana jumlahnya kian lama menjadi berkurang.





Penangkaran Cendrawasih memang tidak bisa sembarangan, bahkan harus ada ijin dan birokrasi yang rumit bila burung ini ingin dipelihara. Terutama bagi penghobi burung, sepertinya tidak akan bisa menangkarkan burung endemik ini dengan mudah, kenapa?

Ini menjadi misteri yang tidak bisa dipecahkan oleh masyarakat umum, tapi ijinkan saya untuk menjabarkan jadi begini, BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) yang menjalani aturan memang memberlakukan hewan langka liar tidak diperbolehkan untuk dipelihara.



Berarti, kalau ingin izin dari BKSDA seerti burung Cendrawasih yang sudah masuk Appendix 1 bisa di pelihara oleh umum? Jawabnya "Tidak Bisa" karena harus dikonservasi terlebih dahulu kalau Appendix 2 "Bisa" tapi harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

Untuk lebih jelasnya saya akan kutip peraturan dari BKSDA,



Jadi inilah alasannya Cendrawasih tidak boleh dipelihara oleh masyarakat umum, baik itu penghobi burung sekalipun walau maksudnya ingin menangkarkan agar populasinya si burung tidak punah.

Jadi siapapun yang memelihara hewan Cendrawasih ini jatuhnya ilegal, karena biasanya para penghobi yang memelihara burung Cendrawasih ini lebih melirik hanya jantannya saja tidak sepasang, kecuali status Cendrawasih ini turun ke Appendix 2 maka dari pusat konservasi akan memberikan ijin kepada para penangkar.

Bila populasi kembali pulih, bisa saja diperjual belikan dengan bebas seperti love bird saat ini. Berhubung Cendrawasih agak lama untuk berkembang biak dan perburuan liar tetap marak di alam liar ditambah fungsi hutan yang bergeser jadi tempat tambang. Maka akan semakin sulit balai konservasi menyelamatkan hewan ini.



Padahal menurut BDB Channel, burung ini bisa dipelihara di tempat yang terbatas. Apakah BKSDA akan merubah aturan tentang Cendrawasih? Saya rasa tidak ya, di dalam birokrasi di negeri mimpi kalau ada yang sulit kenapa harus dipermudah. Entah mungkin diadopsi ke negara kita atau tidak, tanyakan saja pada rumput yang bergoyang.

Walau logikanya New Mind berkata, kalau bisa dipelihara banyak penghobi yang ingin melestarikan burung tersebut, bukankah akan menambah populasi agar tidak punah? Walau ujungnya pun untuk mendapatkan profit, karena akan ada jual beli hewan hobi.





Namun Old Mind lebih memilih konservasi, dan melepas liarkan kembali ke alamnya walau tahu akan dijerat pemburu nakal dan juga terdesak oleh rusaknya hutan.

Jadi kepikiran channel "Jaguar Sniper" pemuda asal aceh yang bisa menundukkan burung liar menjadi jinak. Kalau kamu sendiri bagaimana ditangkarkan oleh umum atau peraturan saat ini dinilai lebih baik yaitu Konservasi dan dilepaskan ke alam liar.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik
Pic : google