Gansis, negara kita tercinta Indonesia dikagumi dunia berkat keberagamannya. Ada banyak sekali suku, budaya, bahasa, kuliner dan masih banyak lagi keunikan yang tidak dimiliki negara lain. Kita patut bangga!

Nah salah satu dari keragaman Indonesia adalah terdapat bermacam-macam suku. Di setiap pulau hingga provinsi terdapat suku yang mendiami dan uniknya setiap suku memiliki ciri khas tersendiri.

Salah satu di antara ribuan suku di Indonesia adalah suku yang mendiami Sulawesi Selatan, yakni suku Bugis.
Di mana dikenal sebagai suku dengan adat yang unik.

Dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas soal mahar yang santer disebut sebagai uang panai' dalam tradisi pernikahan adat bugis.



Sebelumnya agan dan sista perlu tahu bahwa uang panai' adalah uang yang diberikan pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Uang tersebut dimaksudkan sebagai uang belanja dari calon suami untuk calon istri.

Zaman sekarang, nampak sekali bahwa uang panai' menjadi ajang gengsi di kalangan masyarakat. Bisa dilihat dari berita-berita viral di mana seorang gadis bugis diberi uang panai hingga berjumlah milyaran.

Nggak salah sih karena uang panai juga menjadi simbol sebuah keseriusan lelaki.

Namun jangan heran jika makin hari jumlah uang panai' semakin tinggi.
Itu semua karena zaman sekarang derajat wanita itu sudah hampir disamakan dengan derajat lelaki. Berkat Ibu RA Kartini, wanita juga bisa merasakan pendidikan padahal dulunya wanita harus terus berada di dapur.

Kembali ke topik. Uang panai ditentukan oleh derajat perempuan yang akan dinikahkan. Jika ia berasal dari keluarga kaya dan bergelar bangsawan (karaeng) maka uang panai'nya harus tinggi. Belum lagi tingkat pendididikannya.

Lebih seperti gambar di bawah ini.


Namun, sebuah kekhawatiran menghampiri ketika uang panai' makin hari makin menjadi ajang gengsi.

Uang panai' dimaksudkan untuk melihat seberapa besar usaha seorang laki-laki untuk membawa anak perempuan orang ke jenjang pernikahan. Namun, jika berita-berita bahwa uang panai semakin menjadi tolak ukur sebuah pernikahan, maka anak-anak muda akan semakin takut untuk menikah dan malah lebih memilih jalan yang salah.



Sumber referensi: 1dan 2
Sumber gambar: Google