rirandaraAvatar border
TS
rirandara
Banyak Uang Banyak Saudara, Benarkah Demikian?



emoticon-Hai

Kata apa yang pertama kali terlintas di kepala kalian ketika membaca judul thread di atas?

Banyak uang banyak saudara. Kalimatnya, sih, biasa saja. Enggak ada yang istimewa. Hal tersebut juga pasti sering kita dengar dari segelintir orang di luaran sana. Apalagi sekarang era medsos, tidak lagi kita mendengarnya, tetapi seringkali tanpa sengaja membacanya di berbagai sudut dunia maya.

Pada awalnya, anggapan saya terhadap fenomena 'Banyak uang banyak saudara' itu hanya datar saja. Dan paling banter bilang, hah? Masa, sih?pabila ada teman bercerita perihal kekecewaannya yang disebabkan oleh perlakuan oknum manusia (baca: saudara) akibat perbedaan status sosial dan ekonomi diantara mereka.

Kemudian, saya paham dan dapat merasakan apa yang menimpa teman-teman saya tadi tuh, setelah saya mengalaminya sendiri beberapa kali. Dan itu rasanya ibarat makan nano-nano: manis asam asin. Hanya saja kalau ini ada tambahan getirnya.
emoticon-Ngakak

Suka tidak suka, jenis manusia yang melihat segala sesuatu berdasarkan materi pasti ada di sekitar lingkungan kita. Bahkan boleh jadi orang yang paling dekat dengan kita, yaitu saudara. Dan, sifat demikian rupanya tidak hanya menyasar kalangan dewasa. Anak-anak pun mulai ada yang terkontaminasi.emoticon-Cape d... (S)
Entah karena faktor dari luar atau dalam. Saya sendiri malas jika harus menelitinya. Tapi, pengalaman pribadi-lah yang melandasi saya berkata demikian. Ketika itu saya betul-betul tak percaya. Kok bisa anak yang bisa dikatakan baru mletek memiliki dua wajah di tentang waktu yang begitu pendek.

Episode ketika saya meminta tolong untuk difotokan pada salah seorang saudara (usianya baru berajak remaja) saat kami ikut liburan bersama dengan keluarga besar, namun ditolak adalah kejadian lumayan pahit.emoticon-Ngakak (S)

Tetapi, tanggapan berbeda (baca: ramah dan mengiyakan) ditunjukkan 'remaja spesial' tadi ketika saudara lainnya meminta tolong. Saya heran. Kami sama-sama minta tolong ke orang yang sama. Dengan kalimat yang gak jauh beda. Malahan saya tambahkan kata pembuka, Tolong. Intonasi pun sama. Hmm, sepertinya ada yang salah dengan saya. Itu yang saya pikirkan pertama kali. Namun, setelah beberapa puluh menit kemudian, otak saya travelling. Ya, keknya memang ada yang salah dengan saya. Salahnya adalah saya enggak sekaya sodara yang sama-sama minta tolong tadi. Astaga! emoticon-Big Grin

Yaelah, 'kan bisa foto sendiri? Ya kalau di daratan, sih, oke. Nah, ini berada di kolam yang cukup dalam. Pake tongsis dong. Ketika itu emang gak bawa. Dan, gak kepikiran juga. Salahmu deweemoticon-Hammer

Lalu apa inti dari tulisan ini? Mari berkaca. Ya, saya memutuskan untuk berkaca diri. Barangkali, tanpa saya sadari saya pun pernah melakukan hal serupa pada orang lain di luaran.

Akhir kata, sekian dan terima kasih untuk kunjungan gansist pada setiap tulisan saya. Mohon maaaf bila banyak kesalahan pada penulisan.


:terimakasih

šŸ’•šŸ’•šŸ’•šŸ’•šŸ’•šŸ’•šŸ’•

Narasi pribadi
Diubah oleh rirandara 20-05-2021 04:41
anna1812
kudanil.la
alfiaunsah
alfiaunsah dan 19 lainnya memberi reputasi
20
4.5K
123
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ram.deuterAvatar border
ram.deuter
#36
Wkwkwk hubungan pertemanan maupun persaudaraan bisa rusak karena uang. Kenyataan yg pahit
rirandara
kaiharis
kaiharis dan rirandara memberi reputasi
2
Tutup