Kecanggihan yang menyimpan kutukan,kata-kata ini rasanya tepat untuk menggambarkan sosok Iron Dome. Bagi agan yang suka dengan bidang kemiliteran dan pertahanan, pasti sudah tidak asing dengan sistem pertahanan udara (hanud) Iron Dome buatan Israel.

Bisa dibilang Iron Dome menjadi salah satu sistem hanud terbaik di dunia selain S-400 buatan Rusia serta Patriot buatan Amerika. Bahkan Amerika yang menjadi sekutu mereka kini sudah resmi mengoperasikan Iron Dome juga. Selama ini banyak diberitakan sisi positif dari sistem hanud ini, namun, sebagai senjata buatan manusia Iron Dome juga punya kelemahan.

Dikutip dari Harian Israel Yediot Ahronoth (29/4/2021), sekelompok mantan pengawak sistem Iron Dome terkena kanker di akhir masa dinas mereka. Para korban yang mengaku terkena kanker ini berasal dari perekrutan tahun 2011, terdapat satu pasien kanker dari setiap 80 tentara yang direkrut. Sejauh ini, sudah 240 personel militer Israel yang didiagnosis menderita kanker setelah menjadi operator Iron Dome.  Para personel militer yang mengidap kanker menduga, bahwa mereka terkena kanker akibat paparan radiasi dan panas dari unit radar Iron Dome.





Jonathan Haimovich, mantan tentara Israel dalam sebuah artikel mengatakan bahwa saat ia berada dekat dengan radar Iron Dome, ia merasakan tubuhnya serasa mendidih dari dalam. Ia menggambarkan panas dari radar tersebut sama seperti pada saat makanan berada di microwave.

Cerita lain datang dari Ran Mazur, setahun setelah menjadi kru Iron Dome, ia didiagnosis menderita kanker. Sementara itu, Shir Tahar mengatakan bahwa selama menjadi awak Iron Dome, para krunya tidak dibekali alat pelindung radiasi yang memadai. Sepuluh bulan setelah tugasnya berakhir, dia mulai menderita sakit di punggung bawah dan kaki serta didiagnosis menderita leukemia.

Meski berbagai investigasi dan penyelidikan sudah dilakukan, namun, sampai saat ini pihak Israel belum menemukan solusi untuk memberi perlindungan anti radiasi yang optimal kepada kru dari paparan radiasai dari radar Iron Dome.





Sekilas tentang radar pada sistem Iron Dome seperti ilustrasi diatas, radar tersebut adalah jenis radar penjejak ELM-2084 3D AESA Multi-Mission Radar (MMR) produksi ELTA Systems. Satu baterai (kompi) Iron Dome terdiri dari 3-4 peluncur rudal Tamir, satu unit BMC (Battle Management & Control), dan radar penjejak ELM-2084. Satu baterai Iron Dome digunakan melindungi area seluas 12×12 km.

Sementara sistem kerja Iron Dome dibagi dalam tiga tahap, pertama radar akan mendeteksi ancaman yang datang dan perkiraan arah datangnya. Informasi tersebut kemudian diteruskan ke unit Battle Management & Control (BMC) yang akan menghitung lintasan dari target, mulai dari posisi luncur sampai titik perkiraan jatuh. Berdasar hitungan tersebut, sistem akan menyiapkan rudal Tamir untuk menembak sasaran di koordinat yang sudah ditentukan.

Iron Dome terdiri dari sistem rudal pencegat (C-RAM/Counter Rocket, Artillery, and Mortar) yang bernama Tamir, kemudian ada BMC dan sistem radar pendeteksi (counter battery radar). Berbeda dengan sistem pertahanan udara Pantsir-S1 dari Rusia yang menaruh komponen radar, rudal dalam satu paket. Maka Iron Dome buatan Israel dibuat dalam paket yang terpisah dan tidak bersifat mobile.








Demikian sedikit ulasan mengenai sisi negatif dari Iron Dome. Semoga pembahasan kali ini bisa menambah wawasan baru buat agan dan sista di bidang pertahanan dan militer. Terimakasih sudah membaca tulisan ini dari awal hingga akhir, sampai jumpa di pembahasan yang lainnya