Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yusrilmahend927Avatar border
TS
yusrilmahend927
Trend Saat Ini: Mengaku Atheis, Sebenarnya Malas Ibadah



 
Quote:



Kutipan di atas mungkin tidak lebih terkenal dari kutipan yang berbunyi “Die religion ..ist das opium des volkes” atau berarti agama adalah opium bagi masyarakat yang berasal dari salah satu karya tokoh kiri yaitu Karl Marx dalam A Contribution to the Critique of Hegel’s Plilosophy of Right pada tahun 1843. Terlepas sebagai bahan untuk menyerang Karl Marx, kutipan tersebut seakan menjadi kebanggaan bagi mereka yang merasa sok agnostik atau bahkan yang mengaku atheis tanpa memahami konteks dan maksudnya.

Di samping agama-agama besar didunia nyatanya jumlah mereka yang tidak beragama atau yang termasuk dalam golongan deisme, agnostik, atheisme, skeptisme atau yang serupa setiap tahunnya meningkat terkhusus dinegara-negara sosialis, komunis dan sekuler. Salah satu pertanyaan yang akan timbul yaitu “apakah hal tersebut sesuatu yang salah?” tentu saja tidak khususnya bagi mereka yang menganggap agama atau kepercayaan adalah sesuatu yang bersifat pribadi. Tetapi lebih tepatnya yang menjadi perhatian dan pertanyaan adalah apakah atheisme millenials masa kini merupakan penolakan terhadap “Tuhan” yang didasari rasionalitas dan dalil-dalil pengetahuan?

Salah satu dasar pokok pemikiran Atheisme dapat kita telusuri dari pemikiran bapak Atheisme,Ludwig Feuerbach.  Secara garis besar pokok pemikiran Feu erbach yaitu kritik terhadap agama dan kepastian indra sebagai titik tolak kebenaran atau disebut materialisme. Kritiknya terhadap agama menegaskan bahwa bukan Allah yang menciptakan manusia, tetapi Allah yang diciptakan manusia. Pemikiran Feuerbach yang demikian berasal dari tiga tahap yaitu: pertama, manusia mengalami pertanyaan yang terus menerus tak terhingga. Kedua, tidak terhinggaan tersebut ditentukan dalam diri manusia itu sendiri, kemudian karena ditempatkan sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, maka tidak terhinggan itu ditempatkan di luar manusia dan disebut Allah. Ketiga, maka dengan demikian Allah adalah ciptaan manusia.

Dengan demikian menurut Feuerbach manusia harus mengerti kekeliruannya yang selama ini menguasai dirinya sendiri, yaitu bahwa Allah menciptakan manusia.

Kembali kepada persoalan awal di atas apakah atheisme millenials masa kini merupakan penolakan terhadap “Tuhan” yang didasari rasionalitas dan dalil-dalil pengetahuan?Seperti halnya  Ludwig Feuerbach, Karl Marx dengan materialisme historis, dan tokoh-tokoh lainnya. Di samping ada tidaknya mereka yang bersandar pada rasionalisme, pemikiran mendalam atau dalil ilmu pengetahuan, nyatanya ada mengaku dan mengatakan dirinya atheis yang hanya didasari hal receh bahkan sebenarnya tidak masuk akal untuk hal demikian. Di antaranya yaitu: pertama, cari perhatian. Dengan beralinya dari era masyarakat tradisional  kepada era post-modernisme logika berpikir pun demikian. Di mana masyarakat lebih fokus kepada manipulasi penanda sosial. Meningkatnya atensi atau perhatian yang didapat merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka, tidak terkecuali untuk mempermainkan agama. Kedua, malas dalam beribadah. Bagi mereka yang menempatkan agama sebagai landasan dogmatik atau dasar maka perintah yang ada dalam agama tersebut merupakan sebuah keharusan. Terkhusus ibadah, yang bagi beberapa atau seluruh agama merupakan bentuk pengagungan kepada Tuhan. Namun banyak dari mereka yang menolak atau enggan beribadah dengan alasan malas atau membuang waktu menutupinya dengan mengaku atheis. Ketiga, kekecewaan terhadap agama. Mengenai hal tersebut, dapat kita lihat dari dua sudut yang berbeda yaitu kekecewaan langsung terhadap agama seperti membandingkan ketidak adilan dari Tuhan, doa yang dianggap tidak kunjung dikabul dan sejenisnya yang kemudian diperparah dalam dangkalnya memahami konsepnya sendiri. Atau kekecewaan terhadap secara tidak langsung, seperti menilai perilaku buruk seseorang sebagai sebuah ajaran agama.



rambootkusut
s.btudz
anson85
anson85 dan 38 lainnya memberi reputasi
33
21.1K
506
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
jual.parfum.oriAvatar border
jual.parfum.ori
#6
manusia dikarunia akal budi nalar kritis
itu fakta tak terbantahkan, agama pun mengakui itu
faktanya, agama justru mematikan nalar itu sendiri karena ada konsep dogma, pokoknya harus percaya, gak percaya berarti kafir
karena agama itu bikinan manusia juga
dan mereka pnya kepentingan, yaitu menjadikan agama sebagai alat pengumpul massa, senjata pemusnah massal ala jaman dulu, mengubah manusia menjadi zombie yg menuruti apapun perkataanmu asalkan didasarkan pada kitab suci nya
manusia tidak selamanya bisa ditekan seperti itu, beberapa kritis dan mulai malas ibadah, karena merasa ada yg kurang sreg dengan agama yg dianutnya sejak masih bayi (pemaksaan dari ortu nya sejak lahir)
mirip kayak Neo (Matrix) yang merasa ada yang aneh dengan hidupnya
agama yg mematikan nalar itu, ane sebut agama yang religius

tapi ada juga agama yg tidak mematikan nalar manusia, justru menguatkan, karena konsepnya bukan pemaksaan (dogma), tapi menguatkan nalar
yaitu agama spiritual

bedanya?

RELIGIUS :
* sensitif dengan perbedaan
* cenderung menghakimi perbedaan
* kalo kasi bantuan, pilih2, di cek dulu agama nya apa
* marah besar kalo ada yg murtad atau penistaan
* fokus pada kewajiban, termasuk ritual
* cita cita masuk surga
* percaya Tuhan ada di langit nun jauh sana, akibatnya yang ada di sekitar malah terabaikan
* reward (surga) diberikan oleh sosok powerful Tuhan itu, jadi harus menyenangkan Tuhan kalo mau masuk surga, yg penting Tuhan, yang lain sebodoteuing
* tidak yakin Tuhan itu ada, makanya cenderung mudah berbuat jahat, karena yakin toh tak ada yg mengawasi
* lebih mudah dianut, karena prosedur masuk surga nay gampang, tinggal ikuti kisi kisi bocoran Nabi, dijamin masuk surga


SPIRITUAL :
* Menerima perbedaan
* fokus menjadi orang baik
* kasi bantuan gak pilih2, siapapun dibantu apapun agama nya
* tidak berlebihan menyikapi murtad / penistaan
* cita cita menyatu dengan cahaya Tuhan
* percaya Tuhan mengawasi kita karena Ia ada di alam sekitar dan semesta, jadi kalo mau berkomunikasi dgn Tuhan, rawatlah alam sekitar dulu, trmasuk sesama, hewan, dan tumbuhan
* rewards (menyatu dgn cahaya Illahi) harus diperjuangkan sendiri oleh anda
* sangat yakin Tuhan itu ada, cenderung tidak mudah berbuat jahat karena rugi sendiri nanti
* lebih susah di anut, karena harus diperjuangkan diusahakan sendiri oleh penganut nya
sudah..sudah..
C~LUVers
PhX
PhX dan 20 lainnya memberi reputasi
21
Tutup