Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)


emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aguzblackrx
cak6bih
bebyzha
bebyzha dan 204 lainnya memberi reputasi
193
225.9K
2.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#294
Serangan di WC

Dan saat aku gedor pintu kamar mandi yang masih terdengar suara gemricik air, saat aku pukul sekali, pintu ternyata terbuka dan didalam WC sama sekali tak ada orang didalam sana, hanya ada keran air yang menyala sendiri entah siapa yang menyalakan. Dan setelah pintu terbuka bau busuk menyenat seketika menyerang hidungku, rasa mual tak tertahan kurasakan seolah seluruh isi perutku meronta ingin keluar.

Dari arah belakang ku kurasakan ada sesuatu mengarah ke arahku dengan gerakan yang sangat cepat di ikuti bau busuk yang tadi kurasakan, belum sempat aku menengok ke arah belakang, tiba tiba kurasakan leher bagian belakangku terdorong kedepan hingga memaksa diriku menabrak dinding kamar mandi yang terbuka, setelah aku menabrak dinding kamarmandi di bagian dalam, pintu kamar mandi secara otomatis terkunci sendiri.

Bau busuk semakin kuat kurasakan, dan perlahan aku mulai bisa melihat sebuah tangan yang mendorongku masih memegangi leherku dengan warna kulit yang hitam legam hampir sama seperti sosok makhluk yang pernah bapak ceritakan saat itu.

Aku meronta karna sangat terasa sesak kurasakan nafas ini karna semakin lama genggaman tangan makhluk ini semakin keras, ditambah rasa ingin muntah membuatku merasa tak karuan, kalo bisa muntah saja mungkin akan lega namun ini tak bisa untuk di muntahkan akibat tangan sosok ini memegang erat leherku.

Cincin yang aku kenakan berkedip lebih cepat dari biasanya, tak berselang lama, cincin ini memberikan reaksi pada sosok yang menyerangku ini, sebuah cahaya keluar dari cincinku menerjang sosok itu hingga terpental. Rasa lega terasa saat tangan sosok itu sudah terlepas dari leherku, dan seketika itu juga aku berhasil muntah karena bau yang tak enak itu.

Saat sedang muntah tiba tiba sosok itu datang lagi menyerangku, dan kembali yang dia incar adalah leherku, entah apa yang sosok ini pikirkan, tapi yang jelas dia pasti ingin menghabisi ku, padahal aku tak tau dia dari mana, atau siapa yang mengirim dia untuk menyerangku.

Kembali aku tercekik oleh cengkraman tangan sosok ini, sosok hitam legam sekujur tubuh, dengan badan yang ramping seperti atlet, aku sama sekali tak sempat untuk melihat wajah sosok ini, karena cekikan sosok ini saat aku sedang muntah, alhasil aku tersedak oleh muntahanku yang membuat aku kehilangan nafas seolah akan mati.

Saat aku dalam keadaan terpojok seperti ini, sosok ini terus membenturkan tubuhku tubuhku pada dinding kamar mandi, dengan suara kegirangan dia tertawa dan berkata

“huaahahahahahha, mati lah kamu sekarang bocah ingusan, sudah tidak ada yang menjagamu lagi, akan ku balaskan dendam tuanku saat itu saat itu” ucap sosok ini kegirangan.

Tiba tiba saat aku dalam keadaan terpojok, ada sebuah kilatan putih melesat dari arah luar masuk kedalam kamar mandi,

“DASAR BEDEBAH, LEPASKAN RYAN DASAR MAKHLUK RENDAHAN”

Entah siapa yang mengatakan itu, kesadaranku sudah berkurang karena kehilangan nafas. Sosok ini terpental entah kemana, tubuhku tergeletak lemah, pandangan ku mulai buram, hanya cahaya putih yang mampu ku lihat.

Saat tubuhku mulai melemas dan bayangan semakin tambah kabur, ada sosok yang kurasa itu Aruna, sosok bergaun hitam dihiasi warna keemasan datang mendekatiku dan mengangkatku, entah mau di bawa kemana aku saat itu.

“Ryan maafkan aku karena datang terlambat untuk membantumu, maafkan aku tak bisa seperti Shinta yang selalu bisa ada di samping mu” suara aruna samar samar terdengar

“ti…a…. ap…. Aru….” Dengan nafas yang seadanya aku mencoba untuk menjawab perkataan Aruna

Namun belum sampai selesai aku berkata, kesadaranku sudah hilang dan tak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya.

***

Suara ramai orang terdengar dari arah luar, seolah mereka sedang membicarakan hal yang sangat penting dan gawat. Terdengar beberapa suara yang sudah aku kenal, entah apa yang mereka bicarakan diluar.

Seseorang membelai kepalaku dengan sangat lembut, tangan kriput tapi halus mengusap kepalaku dengan penuh kasih sayang.

“den Ryan nggak kenapa kenapa” sosok nenek Lasmi bertanya padaku

“………………” aku hanya bisa menggelengkan kepala tanda aku tak apa

“den Ryan ini, sepertinya sudah harus benar benar belajar bagaimana cara menyerang, bagaimana cara bertahan, bagaimana cara mebuat atau memunculkan senjata gaib mu, semakin kesini lawan kita semakin banyak den, ini akibat dari kita ikut campur masalah orang saat itu”

“apakah yang aku lakukan itu salah nek, hanya karna ingin menyelamatkan temanku itu, bukan kah aku melakukan hal yang benar” tanyaku dengan nada lemas

“iya benar den, tapi harusnya kita mempersiapkan semuanya, baik sebab maupun akibatnya, mungkin sekarang yang diserang den Ryan karena mereka melihat den Ryan belum memiliki kekuatan sejati dan hanya bergantung pada Aruna dan Shinta saja” jelas nenek Lasmi padaku

Saat sedang berbicara dengan nenek Lasmi, dari arah luar terdengar seseorang membuka pintu kamar ku, ya aku sudah berada di kamar ku entah bagaimana caranya, mungkin aku di angkat oleh Aruna atau ditemukan pingsan di WC aku tak tau yang jelas aku sekarang berada di kamar ku di rumah, dan telah di pulihkan oleh orang rumah.

“Ryan kamu nggak papa kan, masih terasa sakit nggak badan dan lehermu” suara bapak bertanya padaku

“sudah nggak pak sudah biasa ya walau agak sedikit kaku” jelasku

“kamu pokoknya harus mulai berlatih Aura untuk mendukung pertahananmu, bapak sudah menelfonkan saudara kakak sepupumu yang ada di Kalimantan, selama itu biar bapak dan mbah Margono yang ngurusin dan nyari dimana sumber pembuat onar ini” terdengar nada marah pada bapak

“siapa pak, tadi bapak nelfon siapa”

“Saudara ipar sepupumu di Kalimantan namanya Abang Damar, dia juga yang tadi memaksa untuk melatihmu, bapak sih setuju aja, soalnya latian dengan metode jawa dan Kalimantan agak berbeda, bapak udah tau kamu nggak akan betah dengan metode Jawa makanya bapak setujui bang Damar buat nglatih kamu” nada bapak menjelaskan dengan nada meremehkan ku

Karena badanku masih terasa sangat lemah aku kemudian melanjutkan istirahatku dengan tidur kembali, dalam mimpi aku bertemu dengan Aruna yang kalau dilihat dari ekspresinya dia sangat menyesal karena tidak bisa menolongku tepat pada waktunya. Aku mendekati nya saat berada di dalam mimpi

“kenapa Aruna, kenapa nggak menemuiku langsung saja” tanyaku dengan ramah

“aku malu pada bapak mu yan, aku malu sama nenek Lasmi, aku malu pada Ningrum yang tadi juga ada disana, aku malu karena nggak bisa nglindungi kamu kaya Shinta padahal dia sudah memasrahkan aku untuk selalu melindungi mu” jawab Aruna tertunduk

“alah kamu ini Aruna, nggak papa, bukan semua karena kesalahan mu kok, aku disinilah yang harusnya disalahkan bukan siapapun, aku ini sudah tau dari dulu suka di ganggu tapi masih saja bandel tidak mau berlatih untuk melindungi diriku” jawabku sambil mencubit pipinya, berharap dia tersenyum

“nggak yan, pokoknya aku minta maaf nggak bisa melindungi kamu sepenuhnya” Aruna terus menyalahkan dirinya

“sudah nggak papa, cewek centil, masa biasanya garang eh ini malah mewek gitu, mana kegaranganmu yang biasanya itu, masa sirna begitu aja hanya karna melihat aku diserang dan hampir mati hahaha” jawabku sambil bercanda

“kamu pikir ini guyonan yan, jika kamu bablas alias berhasil diambil sosok tadi yang menyerangmu, yang ada aku dan Shinta akan kembali lagi bermusuhan, aku dan dia bisa kembali akur karena ada sosok kamu yang bisa menjadi penyeimbang kita” kata Aruna menjelaskan

“maksudnya.. aku sama sekali tak paham” aku mencoba meminta penjelasan

“sudah lah belum saat nya mungkin kamu untuk tau hal ini, yang jelas tadi hampir saja kejadian tempo dulu terulang lagi, karena aku tak bisa menolongmu lebih awal, dan malah dia ……,” Aruna belum menyelesaikan ucapanya namun terhenti seolah dia salah bicara

“dia, dia siapa, Shinta? Apa dia tadi yang menolongku, kenapa dia tak menampakan wajahnya langsung padaku Aruna” aku mendesak Aruna untuk menceritakan

“ya, iya dia tadi datang dan dia juga yang menolongmu dari makhluk hitam itu, dan dia juga sempat memukulku karena kau tak standby melindungimu” Aruna berbicara kemudian tertunduk

“kamu tak melawan menjelaskan pada Shinta situasinya?” tanyaku kembali

“akan ku jelaskan, aku dan Shinta ini sebenarnya memiliki kasta yang berbeda, kasta dia lebih tinggi dari aku, dan ……..” belum selesai Aruna menjelaskan tiba tiba ada suara seseorang yang menerobos masuk kedalam mimpiku. Yang jelas aku belum mengenal sama sekali suara suara siapa ini, yang jelas suara ini lebih dari satu orang

“sudah sudah tak usah berkelahi atau berdebat siapa yang benar dan siapa yang salah, haha dasar kalian ini seperti sepasang kekasih sedang bertengkar saja” sosok laki laki ini terdengar sangat jelas

Aruna terlihat malu malu namun seketika itu juga, dia memasang posisi siap serang sambil menyuruhku untuk berlindung dibelakang tubuh Aruna. Aruna melihat keseluruh penjuru, namun tak melihat siapapun yang berbicara itu muncul.

Tak lama setelah itu dari arah atas muncul lah sosok bertubuh manusia dengan kepala garuda dan memiliki sayap turun menghampiri kami yang sedang kebingungan berasal dari mana suara laki laki tadi itu muncul, suara cuitan dari sosok manusia berkepala garuida ini terdengar sangat Cumiakan telinga, sosok seperti aruna saja terlihat seolah dia tak kuat dengan suara cuitan yang sangat keras ini.

Sosok manusia burung ini turun dan menghampiri kami, tak ada kesan dia ingin menyerang kami, dia berjalan dengan langkah santai nya menuju kearah kamu.

Aruna yang mungkin sedang trauma akibat serangan di WC tadi, sepontan dia melancarkan sebuah serangan pada sosok manusia burung ini, sebuah sabetan cahaya kecil yang di lancarkan Aruna pada sosok ini mengarah lurus dan kencang, terlihat sosok ini terus berjalan dengan santainya, seolah tak memperdulikan serangan dari Aruna.

Sabetan Aruna terus mengarah ke sosok manusia burung ini dan saat hampir mengenai tubuh manusia burung ini, entah bagaimana caranya dia menangkis, serangan cahaya kecil dari Aruna terlempar menjauh dan tak mengenai sosok itu sama sekali.

Mungkin sosok manusia burung ini ingin membalas serangan Aruna dengan jarak dekat, satu tangan sosok ini sudah siap untuk menyerang, namun

“STOP, sudah tak perlu di teruskan, kalian ini bukan musuh” suara laki laki tadi terdengar kembali

“siapa, siapa kamu ini sebenarnya” Tanya Aruna dengan nada kesal

“hey putri kecil, sudah tak perlu takut kita di pihak yang sama” jelas suara lelaki itu

“maaf benar apa kata Aruna, anda ini siapa” aku kembali menanyakan dengan nada perlahan

“nah gini dong kalo Tanya tu jangan garang garang” jawab lelaki itu di ikuti suara kicauan manusia burung yang Cumiakan telinga

“tolong di jawab, anda ini siapa” aku mendesak nya untuk menjawab

“hahaha seperti yang tadi bapak kamu katakana, aku adalah……..
itkgid
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 52 lainnya memberi reputasi
53
Tutup