Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

IndriaandrianAvatar border
TS
Indriaandrian
Cinta Tanpa Kata

ilustrasi

Kadang hal kecil yang rutin terjadi akan menjadi kebiasaan bahkan bisa dirindukan suatu saat nanti, mungkin seperti kisahku dan dia.

Awalnya aku hanya sekedar kenal aja, tetangga komplek yang biasa ngumpul di gang ujung. Bahkan awalnya kadang bete, risih aja tiap masuk gang harus melewati segerombolan cowok yang asyik ngejrengin gitar. Walaupun sebenarnya lagu-lagu mereka asyik juga didengar, mereka juga tidak bikin rusuh hanya sekedar berkumpul.

Dari sekian banyak cowok sebagian terkadang sering iseng menyapa dan menggoda, itu yang bikin illfeel. Tapi ada satu orang yang selalu menghentikan godaan mereka saat mulai berlebihan, dia yang selalu menyapa dan menatapku tanpa henti tiap bersua.

Kalau orang jawa bilang witing tresna jalaran saka kulina, mungkin seperti itu rasaku. Yang semula terbiasa, lama-lama ada debaran yang terasa saat tatapan kami bersua.
Saking berdebarnya terkadang suaraku sampai tercekat tak sanggup membalas sapanya.

Seperti suatu hari, saat belanja ke warung depan komplek. Ternyata ada dia sedang duduk menunggu anak pemilik warung, jantungku sontak berdebar kencang dengan wajah yang terasa memanas saat dia menatapku. Sialnya atau untungnya ibu pemilik warung ada di belakang dan parahnya suaraku seolah hilang tak sanggup memanggil si ibu.

Untunglah si dia berinisiatif memanggil ibu warung. Beberapa lama kami saling terdiam dengan senyum dan tatapannya yang lekat memandang, rasanya ingin sembunyi ditatap seperti itu, lembut tapi tajam dan dalam.

Sikapnya itu seringkali dia tunjukan saat kami bersua, bahkan di keramaian dia akan diam-diam mendekat dan tak henti menatap dengan senyum yang menawan. Beberapa temannya terkadang menangkap sikapnya dan riuh menggodanya. Sungguh membuatku makin tersipu dan salah tingkah.

Diam-diam aku mulai menikmati nyanyiannya, saat suaranya terdengar jendela kamar sengaja ku buka agar nyanyiannya jelas ku dengar. Terkadang rasanya seolah mendengar dia mengungkapkan cinta, baper.

Saat itu kami masih remaja, beda komplek dan beda usia beberapa tahun membuat kami tak akrab, pertemanan kami pun tak terhubung banyak. Hanya ada satu temannya yang ku kenal baik, Yoni namanya. Dia banyak bercerita tentangnya. Tentang perasaannya padaku juga keraguannya mengungkapkan isi hati.

"Dia sungguh menyukaimu, tapi perbedaan kalian juga kebiasaanmu ngga pernah keluar membuatnya ngga punya kesempatan buat ngutarain perasaanya," kata temannya.

Aku memang jarang keluar dengan teman-teman sekitar. Letak sekolah yang jauh di kota membuatku sampai rumah sore hari, apalagi kalau ada kegiatan sekolah, menjelang mahgrib baru pulang kerumah.

Pertemuan kami lebih sering saat pagi berangkat sekolah dan menjelang sore saat aku pulang, dilain itu terkadang kami bersua saat aku mengunjungi uwak yang bertetangga dengannya.
Jangan tanya kenapa dia tidak menemuiku saat berkunjung ke uwak. Uwak terkenal dengan kegarangannya, jadi jangan harap ada yang berani mendekatiku di depan uwak.

Ah, bahkan kami jarang saling menyapa. Bertahun-tahun hanya saling mencuri pandang tanpa pernah banyak kata, dari kami ABG sampai menjelang akhir sekolah menengah.

Bila mata adalah jendela hati, maka jendela itu sudah terbuka sangat lebar bahkan teramat lebar, tapi ada banyak perbedaan diantara kami, perbedaan latar belakang dan status yang saat itu masih menjadi strata di kampung kami.


ilustrasi

Sampai pada suatu hari, aku dengar kabar kalau dia akan pindah ke pulau sebrang. Yoni menyampaikan salam perpisahan darinya, sebuah gelang cantik dengan kertas yang bertuliskan Abdi kabogooh kaanjen. Entah senang atau sedih yang sangat aku rasakan saat itu, kita punya rasa yang sama tapi harus terpisahkan tanpa sempat bersama.


dokpri


Malam itu dia menyampaikan ungkapan hatinya lewat lagu yang dia nyanyikan bersama teman-temannya di ujung gang, beberapa lagu cinta yang membuatku tersenyum dan menangis bersamaan. Sampai pada lagu Wali yang dia bilang khusus untuk seseorang bergelang biru, tangisku sekuat mungkin kusembunyikan di balik bantal. Malam itu, aku merasa patah hati.

Spoiler for Baik-baik sayang by Wali band:


Itu adalah malam terakhir aku bisa mendengar nyanyiannya. Setelah hari itu kami tak pernah berjumpa lagi, meski terkadang masih terdengar nyanyian teman-temannya tapi jendelaku tak pernah lagi ku buka.


ilustrasi

Terkadang aku berpikir mana yang akan lebih menyakitkan berpisah dengan saling mencintai dalam diam atau berpisah setelah menjalin ikatan.
tien212700
aryanti.story
delia.adel
delia.adel dan 3 lainnya memberi reputasi
4
564
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
IndriaandrianAvatar border
TS
Indriaandrian
#1
Setorlah
0
Tutup