Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Pantau.comAvatar border
TS
Pantau.com
Utang Luar Negeri Indonesia Kini Capai Rp5.803 Triliun

Ilustrasi Utang. (Foto: Pinterest)


Pantau.com - Bank Indonesia mencatat utang luar negeri Indonesia akhir triwulan IV-2020 mencapai 417,5 miliar dolar AS atau Rp5.803,2 triliun (kurs Rp13.900 per dollar AS). Utang itu terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 209,2 miliar dolar dan swasta termasuk BUMN sebesar 208,3 miliar dolar AS.

“Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia akhir triwulan IV-2020 tumbuh sebesar 3,5 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 3,9 persen,” demikian keterangan tertulis Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Senin (15/2/2021).

BI mencatat pertumbuhan ULN Indonesia itu melambat terutama disebabkan perlambatan pertumbuhan ULN swasta. Pada triwulan IV-2020, ULN pemerintah tercatat sebesar 206,4 miliar dolar AS atau tumbuh 3,3 persen secara tahunan atau (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2020 sebesar 1,6 persen (yoy).

BI mengungkapkan meningkatnya ULN pemerintah karena terjaganya kepercayaan investor sehingga mendorong masuknya aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Selain itu, penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Baca juga: Pemulihan Ekonomi Nasional Itu Berasal dari Ibu-ibu, Nggak Percaya?

BI menyebutkan ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, yang di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 23,9 persen dari total ULN pemerintah.
Kemudian, di sektor konstruksi (16,7 persen), sektor jasa pendidikan (16,7 persen), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,9 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,1 persen).

Sementara itu, ULN swasta pada akhir triwulan IV-2020 tercatat 3,8 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 6,2 persen (yoy). Perlambatan ini, lanjut BI, karena ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan (LK) yang lebih dalam.

Pada akhir triwulan IV-2020, ULN PBLK tumbuh sebesar 6,4 persen (yoy), melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,4 persen (yoy). Selain itu, kontraksi ULN LK tercatat sebesar 4,7 persen (yoy), lebih besar dari kontraksi pada triwulan sebelumnya yang tercatat 0,9 persen (yoy).

Baca juga: Kemenkeu Serahkan Pengelolaan Piutang ke Tiap Kementerian Lembaga

Berdasarkan sektornya, ULN terbesar dengan pangsa mencapai 77,1 persen dari total ULN swasta bersumber dari jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin, industri pengolahan, dan pertambangan dan penggalian.

BI menambahkan struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Struktur ULN yang sehat tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan IV-2020 yang tetap terjaga pada kisaran 39,4 persen, meski meningkat dibandingkan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 38,1 persen.

Selain itu, besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,1 persen dari total ULN menjadikan struktur ULN Indonesia sehat. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Sumber: https://www.pantau.com/topic/ekonomi...rp5803-triliun

indramamoth
ridwan.aniu
fc88
fc88 dan 30 lainnya memberi reputasi
27
7.3K
224
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
0landAvatar border
0land
#48
bosan gw debat soal utang negara

pada dasarnya mental kebanyakan orang Indonesia memang susah maju

banyak maunya
suka ngiri kalau lihat negara lain berhasil atau maju
pengen negara harus memperhatikan semuanya
pembangunan tidak boleh kalah dari negara lain
kalau perlu infrakstruktur harus kelas dunia semua

tapi kalau anggaran belanja negara mengalami defisit lantaran coba mempercepat pertumbuhan ekonomi akhirnya harus ber utang pada brisik semua.

mereka nga pernah lihat secara detail APBN negara kita
nga sadar APBN negara kita masih jauh dari kurang kalau mau memenuhi semua keinginan warga
dikira membangun Infrakstruktur kelas dunia harganya murah apa
tapi tanpa Infrakstruktur ekonomi masyarakat susah untuk bertumbuh

sebenarnya gampang kalau negara nga mau berhutang
PERLAMBAT PEMBANGUNAN
masyarakat harus maklum kalau lihat jalan-jalan banyak rusak
gaji PNS termasuk juga Guru di kurangin (50-60% anggaran negara kebanyakan untuk bayar gaji PNS)
pecat dan banyak pensiunkan PNS yg pekerjaannya tidak efisien
stop penerimaan PNS baru
harus maklum banyak sekolah rusak
negara nga usah membeli alutsita Militer
untuk dosen mahasiswa biaya R&D di kurangi
Infrakstruktur yg di bangun harus di kurangin
dibiarin Bangkrut BUMN-BUMN yg merugi terus
dll
ekastn07
VanillaDark
ambarawan
ambarawan dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup