Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

broker.budakAvatar border
TS
broker.budak
Mengulik Data TomTom soal Kota Termacet yang Dibanggakan Anies di Depan Jokowi



JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara langsung mengatakan di depan Presiden Joko Widodo bahwa Jakarta kini sudah tidak lagi berada dalam urutan 10 besar kota termacet di dunia.

Anies menyampaikan hal tersebut pada saat peringatan Hari Pers Nasional di Istana Negara, Selasa (9/2/2021) kemarin saat memberikan pidato peringatan Hari Pers Nasional.

"Izinkan kami juga melaporkan bahwa Jakarta pada tahun 2020 ini keluar dari daftar 10 besar kota termacet di dunia," kata Anies.

Sebenarnya informasi tersebut sudah lama diketahui publik lewat unggahan dari akun instagram Dinas Perhubungan DKI Jakarta @dishubdkijakarta pada 17 Januari lalu.

Dalam unggahan tersebut, Jakarta berada di peringkat 31 dari 416 kota termacet di dunia dari data yang dikeluarkan oleh TomTom Traffic Index untuk data tahun 2020.

Namun seperti apa sebenarnya perkembangan lalu lintas Jakarta selama tahun 2020? Mengingat ada banyak pembatasan yang berkaitan dengan penanganan Covid-19 di DKI Jakarta.

Benarkah Jakarta benar-benar mulai terbebas dari macet?

Sebelum pandemi, kemacetan Jakarta tak beda jauh dari 2019

Dilansir dari TomTom Traffic Index, Jakarta di tahun 2020 mengalami penurunan tingkat kemacetan dibandingkan tahun 2019 sebesar 17 persen.

TomTom juga melansir data perbulan arus tingkat kemacetan Jakarta. Pada Januari 2020, trafik Jakarta terbilang sibuk dengan tingkat kemacetan mencapai 55 persen.

Diketahui pada Januari tahun lalu, kasus Covid-19 masih belum ditemukan dan aktivitas di DKI Jakarta masih berjalan normal.

Tingkat kemacetan pun sempat melonjak di angka 61 persen pada Februari 2020 lalu. Tingkat kemacetan Februari sekaligus menjadi tingkat kemacetan tertinggi di tahun 2020.

Menilik perbandingan data tahun 2019, tingkat kemacetan di Jakarta yang dicatat TomTom di masa sebelum pandemi tidak menunjukkan perubahan signifikan.

Hal itu terlihat dari grafis yang ditunjukkan lembaga itu dalam data berikut ini:


Grafis perbandingan tingkat kemacetan kota Jakarta pada tahun 2019 dan tahun 2020. Dari grafis ini terilhat jelas bahwa, terjadi penurunan signifikan kemacetan di ibu kota saat pandemi Covid-19 melanda. Sementara sebelum itu, yakni pada bulan Januari dan Februari, tingkat kemacetan Jakarta tak jauh berbeda dibandingkan tahun 2019.







Setelah Februari, pertengahan Maret 2020 Indonesia mengumumkan kasus Covid-19 pertama, dan pergerakan manusia mulai menurun.

Hal ini pun langsung terlihat dari perbandingan grafis di samping. Dibandingkan tahun 2019, terjadi penurunan signifikan tingkat kemacetan di Jakarta.


Pada Maret 2020 tercatat tingkat kemacetan DKI Jakarta berada di 44 persen.

Tingkat kemacetan kemudian menurun drastis saat DKI Jakarta mulai menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang pertama di bulan April.

Tingkat kemacetan menurun drastis dari 44 persen menjadi 11 persen. Kemudian di bulan Mei, tingkat kemacetan mulai naik perlahan di 15 persen.

Juni meningkat 26 persen, Juli 30 persen dan Agustus kembali ke 26 persen. Tingkat kemacetan mulai mengalami penurunan pada September 2020, saat itu Jakarta kembali menerapkan PSBB ketat yang membatasi pergerakan aktivitas orang secara masif, meski tak seketat PSBB penuh di bulan April.

Sehingga pada September 2020, tingkat kemacetan tercatat berada di angka 23 persen saja.

Setelah PSBB ketat September, tingkat kemacetan kembali naik pada Oktober 2020 menjadi 28 persen, November 34 persen, dan Desember 34 persen.

TomTom mencatat rata-rata tingkat kemacetan DKI Jakarta di tahun 2020 mencapai 36 persen dan menempatkan DKI Jakarta di urutan ke 31 kota termacet di dunia.

Perbandingan dengan kota lain di dunia

Jika melihat data di atas, penurunan tingkat kemacetan di Jakarta banyak dipengaruhi oleh kebijakan PSBB yang diberlakukan di DKI Jakarta.

Khususnya pada saat penurunan tingkat kemacetan pada April dan September 2020 yang saat itu diambil kebijakan PSBB penuh dan PSBB ketat.

Namun ternyata DKI Jakarta tidak sendiri mengalami penurunan tingkat kemacetan di dunia akibat pandemi Covid-19

TomTom Traffic Index mencatat kota yang mengalami penurunan tingkat kemacetan tertinggi adalah Bengaluru di India dengan penurunan di tahun 2020 sebanyak 20 persen dibandingkan dengan tahun 2019.

Kedua adalah Manila, Filipina, dengan penurunan tingkat kemacetan 18 persen, Pune, India 17 persen diikuti Jakarta 17 persen dan Meksiko 16 persen.

Meski penurunan tingkat kemacetan Manila lebih tinggi dibandingkan DKI Jakarta yang hanya 17 persen, Manila ditempatkan TomTom di posisikan keempat kota termacet dunia dengan tingkat kemacetan rata-rata tahun 2020 mencapai 53 persen.

Diketahui Manila sempat menerapkan lockdown secara total pada April lalu. Bahkan catatan TomTom Traffic Index, pada bulan April, tingkat kemacetan Manila berada di angka nol persen.

Begitu juga kota Bengaluru di India yang memiliki penurunan tingkat kemacetan tertinggi di dunia, yaitu sebesar 20 persen.

Meski memiliki penurunan tingkat kemacetan tertinggi, namun Bengaluru ditempatkan di posisi keenam kota termacet di dunia oleh TomTom.

Catatan TomTom juga memperlihatkan penurunan tingkat kemacetan di Bengaluru terjadi pada April saat kota tersebut menerapkan lockdown.

Pada saat diterapkan lockdown, tingkat kemacetan hanya berada di 6 persen saja. Namun secara rata-rata Bengaluru memiliki tingkat kemacetan 51 persen di tahun 2020.

Penulis: Singgih WiryonoEditor: Sabrina Asril


https://megapolitan.kompas.com/read/...depan?page=all
jamilhebat
qulit.qulup
Proloque
Proloque dan 7 lainnya memberi reputasi
8
3.7K
56
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
donal.duck.Avatar border
donal.duck.
#12
Ya iyalah lagi pandemi lol

Lawak bener ni orang.
gabener.edan
bungtak.selalu
areszzjay
areszzjay dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup