Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Nautilus7Avatar border
TS
Nautilus7
Total Meninggal Jadi 29 Jiwa, Vaksin Pfizer Jadi Alarm Bagi Lansia
JawaPos.com – Norwegia menyatakan keprihatinan tentang keamanan vaksin Pfizer-BioNTech atas dampak yang terjadi pada lansia usai disuntik. Kini jumlah kematian bertambah menjadi 29 jiwa, di mana seluruhnya adalah lansia.

Enam jiwa terbaru menambah total jumlah kematian yang terjadi di antara lansia usia 75 hingga 80 tahun. Meskipun tidak jelas kapan tepatnya kematian terjadi, Norwegia telah memberikan setidaknya satu dosis kepada sekitar 42 ribu orang dan fokus pada mereka yang dianggap paling berisiko jika tertular virus, termasuk orang lanjut usia

“Vaksin yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech SE adalah satu-satunya yang tersedia di Norwegia, dan semua kematian terkait dengan vaksin ini,” kata Badan Obat Norwegia dalam tanggapan tertulis kepada Bloomberg, Sabtu (16/1).

“Ada 13 kematian yang telah dinilai, dan kami mengetahui 16 kematian lainnya yang saat ini sedang dinilai,” kata badan tersebut seperti dilansir dari Live Mint, Minggu (17/1).

Semua kematian yang dilaporkan terkait dengan orang tua dengan kelainan dasar yang serius. Kebanyakan lansia telah mengalami efek samping dari vaksin.

“Misalnya seperti mual dan muntah, demam, reaksi lokal di tempat suntikan, dan memburuknya kondisi yang mendasarinya,” jelas badan tersebut.

Laporan resmi tentang reaksi alergi jarang terjadi karena pemerintah terburu-buru meluncurkan vaksin untuk mencoba menahan pandemi global. Otoritas AS melaporkan 21 kasus reaksi alergi parah dari 14-23 Desember setelah pemberian sekitar 1,9 juta dosis awal vaksin Pfizer. Laporan keamanan pertama di seluruh Eropa tentang vaksin Pfizer-BioNTech akan diterbitkan pada akhir Januari.

Kondisi ini juga menarik perhatian peneliti Australia. Australia, yang memiliki kesepakatan untuk 10 juta dosis vaksin Pfizer, sedang mencari informasi mendesak tentang masalah tersebut dari produsen.

Menteri Kesehatan Greg Hunt mengatakan otoritas setempat akan mencari informasi tambahan, baik dari perusahaan, tetapi juga dari regulator medis Norwegia. Kementerian luar negeri Australia juga akan menghubungi mitranya di Norwegia mengenai masalah ini.

Kepala European Medicines Agency Emer Cooke, mengatakan perlu melacak keamanan vaksin Covid, terutama yang mengandalkan teknologi baru seperti messenger RNA. Dan ini akan menjadi salah satu tantangan terbesar setelah suntikan diluncurkan secara luas.

Dua vaksin Covid-19 yang disetujui sejauh ini di Eropa telah diuji pada puluhan ribu orang. Namun kasus di Norwegia menjadi catatan peringatan karena orang yang lebih tua di panti jompo yang berisiko tinggi terkena virus, mengalami efek samping.

Kasus ini telah mendorong Norwegia untuk menyarankan bahwa vaksin Covid-19 mungkin terlalu berisiko untuk orang yang sangat tua dan sakit parah. Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia menilai bahwa hati-hati memberikan vaksin bagi mereka yang paling lemah, bahkan efek samping vaksin yang relatif ringan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius.

Apa Respons Pfizer?

Pfizer dan BioNTech bekerja sama dengan regulator Norwegia untuk menyelidiki kematian di Norwegia. Klarifikasi Pfizer dilakukan dalam pernyataan melalui email.

“Jumlah insiden sejauh ini tidak mengkhawatirkan, dan sesuai dengan ekspektasi,” kata Pfizer.

“Kami menyadari bahwa kematian juga telah dilaporkan di negara lain, tetapi belum memiliki rincian lengkap tentang ini,” kata badan obat-obatan Norwegia.

Sumber

Kemarin 23 kematian sekarang tambah jadi 29 kematian. Masih yakin mau pakai vaksin pfizer? Itulah sebabnya pfizer menolak tuntutan hukum jika vaksinnya bermasalah sudah tahu kan. Gw sih lebih memilih vaksin sinovac aja.
muka.petak
i.am.legend.
jualplafonpvc
jualplafonpvc dan 7 lainnya memberi reputasi
8
2.3K
32
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
sniper2777Avatar border
sniper2777
#18
Fakta-fakta Kematian 29 Lansia di Norwegia Usai Suntik Vaksin Pfizer


Jakarta - Sebanyak 29 lansia di Norwegia meninggal setelah mendapat suntikan vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan BioNTech. Kabar ini memunculkan keraguan pada sebagian kalangan soal keamanan vaksin COVID-19 bagi lansia.
Beberapa negara menempatkan lansia sebagai prioritas vaksinasi, sedangkan Indonesia baru akan memvaksinasi kelompok tersebut setelah tenaga kesehatan dan petugas layanan publik. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan, lansia baru akan mendapat vaksin COVID-19 sekitar Maret-April 2021.

Vaksin Comirnaty yang dikembangkan Pfizer-BiNTech sebenarnya sudah melalui uji klinis yang melibatkan kelompok lansia, dan hasilnya relatif aman. Sedangkan beberapa vaksin lain, seperti CoronaVac buatan Sinovac yang saat ini tersedia di Indonesia, sedang dalam tahap uji klinis pada lansia.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K Lukito mengatakan tengah menunggu hasil uji klinis pada lansia untuk bisa memberikan izin penggunaan. Jika hasilnya meyakinkan, maka izin akan segera diberikan.

"Tentunya kita menunggu, mudah-mudahan hasil dari uji klinis fase 1 dan 2 pun juga bisa kita ekstrapolasi, sehingga bisa memberikan keyakinan untuk memberikan izin penggunaannya untuk lansia. Apalagi produknya sudah ada di sini kan di Bio Farma," kata Penny dalam diskusi dengan Ikatan Alumni ITB, Sabtu (16/1/2021).

Jadi apa yang sebenarnya terjadi pada 29 lansia di Norwegia? Investigasi soal temuan tersebut tengah berlangsung, namun beberapa fakta yang perlu diketahui saat ini terangkum sebagai berikut.

1. Terjadi pada lansia 'frail'

Dari 29 kasus kematian yang dilaporkan, investigasi telah dilakukan pada 13 kasus. Sejauh ini disimpulkan beberapa adverse reaction (demam, muntah, dan diare) dari vaksin mRNA, platform yang digunakan vaksin buatan Pfizer, mungkin memicu dampak fatal pada beberapa pasien lansia dengan kondisi lemah dan rentan.

Dikutip dari legemiddelverket.no, Norwegian Medicines Agency (NOMA) menyebut uji klinis skala besar yang dilakukan Pfizer/BioNTech tidak melibatkan pasien dengan kondisi tidak stabil dan dengan penyakit akut. Norwegia saat ini memvaksinasi lansia dan orang-orang di panti jompo, termasuk yang memiliki penyakit serius.

"Karenanya bisa diperkirakan bahwa kematian di sekitar waktu vaksinasi mungkin terjadi. Di Norwegia, dalam sepekan terjadi rata-rata 400 kematian di panti jompo dan fasilitas pelayanan jangka panjang," tulis NOMA dalam artikel yang dipublikasikan Jumat (15/2/2021).


2. Kewaspadaan ekstra pada lansia dengan penyakit penyerta

Direktur medis NOMA, Steinar Madsen, kepada BMJ mengatakan adverse reactions pada vaksin mRNA tidak berbahaya pada pasien lebih muda dan bugar. Pihaknya menyebut, dampak fatal adalah kondisi yang langka dan terjadi pada pasien yang 'very frail' dengan penyakit sangat serius.

"Kami sekarang meminta dokter melanjutkan vaksinasi tetapi dengan evaluasi ekstra pada orang yang sangat sakit dengan kondisi penyerta yang mungkin kabuh karenanya," katanya.

Evaluasi ekstra mencakup pembahasan rasio 'risk and benefit' dengan pasien maupun keluarganya, untuk memutuskan perlu tidaknya pasien mendapat vaksin.

Beberapa penerima vaksin COVID-19 pertama di dunia adalah lansia. Presiden terpilih AS Joe Biden dan presiden Turki Recep Tayyip Erdogan termasuk di antaranya. Simak selengkapnya di halaman berikut.

3. Vaksinasi pada lansia

Di banyak negara, lansia termasuk prioritas vaksinasi karena dianggap sebagai kelompok paling rentan terhadap komplikasi COVID-19. Di Inggris, lansia berusia 90 tahun, Margaret Keenan, menjadi pasien pertama yang mendapat vaksin COVID-19. Ia mendapatkan vaksin buatan Pfizer-BioNTech.

Di Amerika Serikat, presiden terpilih Joe Biden juga telah mendapat dosis pertama vaksin COVID-19. Ia juga menggunakan vaksin buatan Pfizer-BioNTech, yang uji klinisnya memang sudah melibatkan lansia

Vaksin dengan platform inactivated virus seperti CoronaVac buatan Sinovac juga sudah dipakai untuk lansia, antara lain di China dan Turki. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang usianya sudah 66 tahun adalah salah satu penerima vaksin CoronaVac.

4 Indonesia belum prioritaskan lansia

Berbeda dengan banyak negara lainnya yang memprioritaskan lansia, Indonesia memilih petugas layanan publik untuk mendapat vaksin terlebih dahulu setelah tenaga kesehatan. Opsi ini dipilih karena vaksin yang tersedia saat ini adalah CoronaVac buatan Sinovac, yang uji klinisnya pada lansia masih berjalan. Vaksinasi untuk lansia akan diberikan ketika sudah ada pilihan vaksin lain yang sudah terbukti aman bagi lansia.

"Kita akan mulai dengan petugas publik dan lansia itu sekitar Maret-April. Kalau selesai diharapkan akhir April atau awal Mei kita bisa melakuan untuk seluruh masyarakat," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (12/1/2021).


(up/up)

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5337922/fakta-fakta-kematian-29-lansia-di-norwegia-usai-suntik-vaksin-pfizer/1



gw sih mendingan di suntik vaksin pfizer dari pada di vaksin chinak abal2 rongsokan dengan keampuhan gak jelas dan dinegaranya sendiri pun blm dikasih izin edar emoticon-Leh Uga












pfizer ogah dituntut kalo ada apa2 sama penerima vaksin, terus emang sinovac mau dituntut atau tanggung jawab?? emoticon-Ngakak
Diubah oleh sniper2777 18-01-2021 00:42
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 memberi reputasi
-1
Tutup