Penyelenggaraan pilkada di tahun ini tidak henti-hentinya menuai kontroversi, di awali oleh desakan sejumlah pihak agar menunda pilkada serentak 2020 karena dikhawatirkan akan menimbulkan klaster Covid-19, walaupun dengan protokol kesehatan yang diperketat tetapi cara demikian kurang efektif untuk dapat menghindarkan dari penularan virus yang sangat dikhawatirkan.

selain itu, 2 paslon dari keluarga dekat presiden ikut meramaikan pilkada Desember mendatang. Pasangan Bobby-Aulia maju pada plikada Medan, sedangkan Gibran-Teguh maju di pilkada Solo.

Nah masih seputar kontroversi pilkada mendatang, hari-hari ini beredar foto di media sosial yang memperlihatkan foto pada surat suara pilkada Medan yakni dari pasangan Akhyar-Salman yang tercetak lebih gelap dan buram dari pasangan Bobby-Aulia yang justru lebih cerah.


Tak ayal,hal ini membuat Tim Pemenangan Akhyar-Salman dengan nomor urut 1 tersebut merasa dirugikan. Awalnya mereka mendapatkan informasi jika foto gelap di surat suara tersebut hanya beberapa persen, namun setelah tim pemenangan Akhyar-Salman mengecek langsung hasilnya hampir merata (foto paslon berwarna gelap).

Nah pihak dari tim pemenangan Akhyar-Salman menuntut agar segera dirubah karena banyak sekali yang mereka temui surat suara dengan kondisi yang tidak sesuai dengan spesimen yang telah disepakati, serta jika tetap dibiarkan seperti demikian maka mereka akan membawa dan menuntut ke ranah hukum, seperti yang disampaikan Ibrahim Tarigan, ketua tim pemenangan Akhyar-Salman (19/11), “kami lihat ada itikad baik dari Ketua KPU Medan. Jika surat suara ini tidak diganti dan masih beredar maka kami akan tempuh jalur hukum”.

Ibrahim menambahkan bahwa ia tidak ingin peristiwa foto salah satu calon kepala daerah menghitam dan  buram sementara yang lainnya cerah bisa memunculkan persepsi lain terhadap pilkada Medan.

Tentunya hal ini benar-benar akan memunculkan semacam pandangan ‘lain’ bagi khalayak yang melihat surat suara tersebut, sehingga benar yang disampaikan kubu Akhyar-Salman bahwa bisa saja masyarakat punya pandangan lain tentang pilkda Medan tahun ini.

Apalagi ketika artikel serupa dibagikan Politikus PKS, Mardani Ali Sera melalui laman Facebooknya, banyak netizen yang melihat hal ini sebagai bentuk kecurangan yang sangat jelas.

Sementara dari pihak KPU Medan memberikan klarifikasi bahwa dari tim pemenangan Akhyar-Salman sendiri sudah menyetujui desain yang demikian sejak awal, “dimana desainnya mereka memilih desain yang natural, wajahnya itutampak natural. Sementara di paslon yang lain yakni paslon nomor urut 2, itu desainnya memang sudah mencolok dan seperti over kecerahan, gitu istilahnyaa”, ujar komisioner KPU Medan divisi teknis M Rinaldi Khair.


Rinaldi juga menambahkan bahwa sejak awal KPU telah mengingatkan ke LO Akhyar-Salman untuk mengganti fotonya karena terlalu kecil dan natural bila dibandingkan dengan paslon lainnya.  Sehingga terhitung telah 3 kali menyerahkan desain dan 2 kali mengganti desain, yang terakhir itu yang telah mereka setujui.

Sementara untuk percetakan, Rinaldi mengatakan jika tidak semua hasilnya bagus, namun pasti ada juga yang tidak sesuai harapan. Namun percetakan siap mengganti surat suara yang gelap, rusak maupun buram.

Nah semoga benar adanya bahwa ini hanyalah soal kesalahan teknis semata, sebab hal ini cukup sensitif dimata publik apalgi rival Akhyar-Salman adalah Bobby-Aulia  yang tidak lain mantu Presiden.