Ane hanya bisa ucapkan selamat datang untuk Habib Rizieq ke Indonesia, penyambutannya sungguh luar biasa hingga banyak orang yang ingin menuju bandara bahkan sebaliknya bingung tertahan karena tidak tahu hari ini akan tiba salah satu habib yang mempunyai massa yang cukup besar.

Kasusnya yang dahulu sudah masuk di ranah hukum, seperti kasus Firza Husein dan banyak kasus lainnya apakah kembali akan dihadirkan? Sepertinya agak berat, terlebih kasus Firza Husein sendiri sudah SP3.



Apakah beliau ke Arab Saudi takut akan penjara? Sebenarnya tidak juga, karena di tahun 2008 Habib Rizieq pernah mendekam di jeruji besi. Ia terkena kasus kerusuhan di monas yang akhirnya 1,5 tahun harus terkena sanksi hukum.

Lantas apa maksudnya penyambutan untuk Habib Rizieq Shihab seperti ini? Sampai rela berdesakan hingga membuat konvoi yang besar padahal sedang pandemi, covid masih mengintai? Apalagi ada ranah fasilitas publik di bandara yang rusak karena ulah mereka.

Ini adalah shock theraphy untuk lawan politik yang mungkin sedang gerah melihat tingkah di arus bawah yang tak bisa dikendalikan, ketika ribuan orang berbondong-bondong menyambut kepulangan sang habib terbukti bidak politik Habib Rizieq masih kuat di tanah air.



Secintanya orang dengan Presiden sendiri tidak ada penyambutan yang luar biasa, padahal dari ratusan juta jiwa masyarakat apakah semua pro pada Habib? Jawabannya "Tidak". Namun inilah yang disebut tunjukkan loyalitas tanpa batas, maka stigma orang akan berubah.

Masih banyak di mindset arus bawah orang yang dicintai itu yang banyak pendukungnya hingga melimpah ruah ke jalanan, ini dicontohkan oleh Bung Karno. Dan hasilnya "Sukses" pidatonya membakar jiwa-jiwa muda yang rela berjuang tanpa pamrih.



Tentu saja loyalitas kepada Habib bukanlah bayaran, agak susah mengumpulkan massa yang besar rela berjalan kaki, kepanasan hingga rela antri menyambut junjungan besar mereka. Bahkan diantara jama'ah bukan tak mungkin terjadi pengkultusan, apalagi dengan membawa nama cicit dari Rasulullah.

Disini politik kembali bergolak, akan ada dua kubu yang sangat kuat baik dari keuangan maupun kekuasaan. Tinggal satu langkah pemerintah merangkul atau memukul, bila merangkul maka Indonesia akan aman hingga pemilu mendatang.



Bila memukul pemerintah akan digoyang dengan banyaknya massa dan bukan tak mungkin akan hancur, saat ini resesi ekonomi, penanganan covid tidak berjalan baik, banyak pengangguran dimana-mana, sentimen tentang UU Ciptaker pun menjadi masalah.

Akankah terjadi hal yang tidak diharapkan? Entahlah, kebijakan tidak tegas pemerintah menjadi bukti kuat bahwa Habib Rizieq yang tidak bisa tersentuh oleh hukum dari kasus-kasus di tahun 2017 membuat masyarakat geregetan, banyak yang percaya itu semua tipuan hingga kasusnya harus di SP3.

Atau pemerintah setelah sukses merangkul ketua MUI yang kini jadi Wapres, serta Prabowo yang kini jadi Menhan, akan merangkul Habib Rizieq sebagai penasihat Istana?



Menarik bila ternyata strategi merangkul yang dilakukan, maka akan ada trend positif di akar rumput. Tapi bila memukul ane hanya ucapkan selamat datang civil war kawan. Saya c4punk see u next thread.






"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik, klik
Pic : google