kartu.prakerjaAvatar border
TS
kartu.prakerja
Macron, Kurz Imbau Bentuk Front Bersama Eropa untuk Lawan "Politik Islam"


05/11/2020

Kanselir Austria Sebastian Kurz (kiri) dan Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam pertemuan di Istana Elysee, Paris (foto: dok).

 Lihat komentar

Kanselir Austria Sebastian Kurz mendesak sesama pemimpin Eropa untuk membentuk front bersama melawan apa yang oleh sebagian pemimpin disebut “politik Islam.”

“Saya mengharapkan diakhirinya toleransi yang dipahami secara salah dan semua negara di Eropa akhirnya menyadari betapa berbahayanya ideologi politik Islam bagi kebebasan kami dan cara hidup di Eropa,” kata Kurz kepada surat kabar Jerman Die Welt. “Uni Eropa harus lebih fokus pada masalah politik Islam pada masa depan.”

Gagasan untuk membentuk front bersama Eropa melawan politik Islam, yang pertama kali dikemukakan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, itu kini dianut oleh para pemimpin Eropa lainnya, termasuk menteri luar negeri Italia, yang mengatakan bahwa Uni Eropa harus mengadopsi versi Undang-Undang Patriot Amerika, yang memberi badan keamanan memiliki kewenangan pengawasan yang lebih besar.

BACA JUGA: Sedikitnya 50 Ribu Orang Turut dalam Protes Anti-Perancis di BangladeshPejabat Austria: Penyerang di Wina Simpatisan ISIS

Sekawanan Lelaki Bersenjata Lancarkan Serangan Maut di Wina

Kurz mengatakan dia akan menempatkan masalah politik Islam dalam agenda pertemuan puncak Uni Eropa yang dijadwalkan akhir bulan ini. Dia mengatakan telah berbicara dengan Macron dan “banyak pemimpin pemerintah lainnya sehingga kami dapat berkoordinasi lebih erat di dalam UE.”

Komentar kanselir Austria itu muncul setelah terjadinya penembakan di Wina pada hari Senin di mana seorang pria bersenjata menewaskan empat orang, serangan teroris besar pertama di bumi Austria sejak 1985.

Dinas keamanan Austria kini menyelidiki apakah tersangka berusia 20 tahun, seorang warga negara ganda Austria-Makedonia Utara yang pernah terlihbat kasus teror sebelumnya itu memiliki hubungan dengan militan Islam di negara-negara lain, termasuk Swiss, di mana polisi menangkap dua orang sehubungan dengan serangan di Wina. Menteri Kehakiman Swiss Karin Keller-Sutter mengatakan kepada surat kabar lokal bahwa keduanya adalah “rekan” penyerang, dan ketiga pria itu bertemu langsung baru-baru ini.

Gelombang serangan yang dilakukan oleh militan Islamis di Paris, Nice, Dresden dan Wina selama beberapa minggu terakhir meningkatkan kewaspadaan, dan para pejabat keamanan Eropa mengatakan mereka khawatir akan kekerasan lebih lanjut. [lt/jm]


https://www.voaindonesia.com/amp/mac...-/5649834.html

Dulu mereka2 juga yang menampung jutaan imigran islam, akhirnya sekarang menyesal. Air susu dibalas air tuba oleh politik islam ini..
emoticon-Cendol Gan
antikhilafah
eyefirst2
viniest
viniest dan 5 lainnya memberi reputasi
6
3.3K
166
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
The.Lord.of.UniAvatar border
The.Lord.of.Uni
#29
Quote:

nampung imigran aja bangga. Padahal apa yang dilakuin Prancis itu di masa penjajahan lebih parah lagi, melakukan penjajahan terhadap wilayah Islam, melakukan pembantaian 1,5 juta jiwa manusia di Aljazair.

Elu kan anjingnya penjilat penjajah.

di sini juga banyak babik dipiara, tapi nggak sadar diri mau berkuasa.

Quote:

nggaklah, dunia islam itu jaya, kalo nggak ada penjajahan dan pembantaian yang dilakukan oleh orang orang Eropa.

Negara negara islam itu rata rata kaya minyak.

Kalo nggak ada minyak dari dunia Islam, dunia ini nggak bakalan berkembang, mau sejenius apapun orang eropa.

Sekarang aja masih banyak perusahaan perusahaan Eropa ngeruk kekayaan alam dari dunia Islam.

ISIS dan AlQaeda itu kan bentukan AS juga., AS punya andil di situ.

Tanpa bantuan ilmuan Islam, eropa itu masih ngitung pake angka romawi.

Tanpa Eropa, Islam akan mampu mengembangkan tehnologi. Terbukti, sebelum Eropa maju, dunia Islam sudah mampu membuat meriam terlebih. Pada saat perang Aint Jalut, saat pasukan Islam berhadapan dengan pasukan Mongol, Pasukan Islam sudah menggunakan meriam kecil yang bisa dijinjing. Saat itu, seluruh pasukan mongol dibantai habis tanpa sisa, panglimanya, seoarang beragama kristen, mati dengan keadaan tubuh yang tercerai berai. Padahal saat itu, tak satu pun pasukan di dunia ini yang mampu menandingi pasukan Mongol.

Quote:

Itu sih bukan sadar, tapi karena dulu masih berkepentingan dengan dunia Islam, terutama sumber minyak. Sekarang kan udah ada cina yang jadi saingan Eropa AS dalam mendekati sumber energi minyak.
Diubah oleh The.Lord.of.Uni 07-11-2020 01:47
0
Tutup