ahmdfbryan1Avatar border
TS
ahmdfbryan1
Jabatan Presiden Diusulkan Diperpanjang Jadi 7-8 Tahun, Nasdem: Ide Ini Bagus Sekali!
Di Indonesia, Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan Indonesia. Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menterinya dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah sehari-hari



Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan. Namun agaknya kini masa jabatan Presiden akab berubah.

Pasalnya, dikutip Zonajakarta.com dari Fraksi.PKS.id, Komisi Fatwa MUI mengusulkan rancangan pembahasan masa periode presiden satu kali saja di Munas MUI 2020. Dalam satu periode itu, nantinya presiden terpilih akan memimpin selama tujuh atau delapan tahun.

“Usulannya begini, di presiden itu sekali saja, tapi ditambah 7 tahun atau 8 tahun gitu kan, tidak boleh dipilih kembali,” ujar Hasanuddin saat dihubungi.

Menanggapi hal usulan tersebut, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai usulan MUI soal masa jabatan presiden masih perlu banyak pertimbangan. Ia mengatakan perlu ada dasar kuat untuk mewujudkan usulan itu.

“Mesti ada dasar yang kuat,” kata Mardani kepada wartawan pada Senin (19/10/2020).

Mardani, yang juga menjabat anggota Komisi II DPR RI, menilai semua ide dari masyarakat sah dan diperbolehkan. Namun, ide soal masa jabatan presiden masih perlu banyak pertimbangan.

“Menarik tapi perlu banyak pertimbangan. Pertama, semua ide sah dan boleh. Malah bagus. Menghindari jumud. Segala hal berkembang karena itu tanpa ada terobosan ide kita bisa tertinggal,” kata Mardani.

Bertolak belakang dengan fraksi PKS, partai NasDem menyambut baik usulan dari MUI tersebut, hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari RRI.

“Tentu mengapresiasi wacana yang dilempar MUI, NasDem siap untuk kemudian menjadi teman diskusi, kawan diskusi untuk kemudian kita melakukan kajian yang lebih mendalam karena harus proyektif. Tentu hal-hal seperti ini apa yang berkembang di tengah masyarakat, apalagi lembaga organisasi kemasyarakatan perlu kita tangkap masukan itu lalu kemudian kita kaji secara mendalam,” kata Wakil Ketua Fraksi NasDem DPR RI Willy Aditya kepada awak media, Selasa (20/10/2020).

Willy mengatakan, usulan jabatan presiden selama 7-8 tahun dan hanya satu kali periode itu harus dipertimbangkan dengan efektivitas pemerintahan. Nantinya usulan tersebut dapat dinilai dari sisi sosial dan ekonomi.

“Saya melihat tentu berbasiskan pada evaluasi sistem kenegaraan kita sejauh ini. Jadi pertimbangannya kita lihat efektivitas pemerintahan, political cost, social cost, lalu kemudian kita lihat pembangunan ke depan mana yang lebih efektif,” jelasnya.

Tidak hanya itu, ia juga menyatakan, hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar jika MUI memberikan masukan di bidang politik dan pandangan MUI itu patut dihormati. Willy menyebut, usulan MUI adalah sebuah ide yang bagus, namun perlu proses yang lebih matang.

“Nggak apa-apa, siapa aja bebas memberikan pendapat, nggak perlu kita batasi seperti itu. Nggak perlu alergi melihat tawaran seperti itu. Tentu kita bersyukur kalau MUI juga berpikiran untuk kemudian bagaimana sistem kenegaraan dan sistem pemerintahan kita,” sebut Willy.

“Ide ini bagus sekali, tapi proses juga harus kita lakukan secara lebih matang. Apa kemudian yang menjadi keputusan kemudian itu diambil secara bersama-sama tidak hanya oleh political society tapi juga civil society, itu akan mematangkan demokrasi kita,” sambungnya.

SUMBER
Junmai92
iamputrabagus
JosiaseM
JosiaseM dan 55 lainnya memberi reputasi
-20
14.1K
243
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
augustus.caesarAvatar border
augustus.caesar
#13
Nah ini. Yang kaya gini yang bikin orang-orang demo suka ikut-ikutan. Bikin wacana kebijakan yang kontroversial.

Kalo gue memandang kenapa orang-orang demo itu ikut-ikutan? Alasannya sederhana. Yang ikut-ikutan itu lebih percaya dengan mereka yang beneran demo atau provokator demo, ketimbang penjelasan pemerintah.

Sejak periode pertama Jokowi mimpin, gue selalu sounding soal jubir maupun pola komunikasi Jokowi yang musti dipoles lagi alias masih amburadul. Kita fair aja, Jokowi itu pola komunikasinya jelek dan itu yang kadang sering bikin orang salah paham dan marah. Jokowi harus perbaiki ini. Kalo memang ga bisa ngomong atau cuman bisa kerja doang? Silahkan cari pembantu-pembantu yang bagus pola komunikasinya. Coba tengok Ahok, doi kerja oke, komunikasi tegas dan lugas walau kaga sopan alias isinya comberan semua. Tapi orang bisa takut kalo digas sama Ahok. Kenapa? Karena Ahok memang tukang ngegas. Dan pola komunikasi ngegas gini, di luar dugaan bisa bikin orang percaya walau emosi pun iya.

Dan juga, tolonglah Jokowi. Manuver politik itu jangan tolol-tolol amat, jangan bikin orang makin ga percaya sama elu. Periode pertama, orang masih bela-belain elu dari Kampret dan Nasbung. Makin menuju periode ke 2, dari bentuk BPIP yang kerjanya ga sejelas gajinya, Menteri Susi sama Menteri Jonan yang lu tendang dari kabinet, revisi UU KPK, ngangkat Ketua KPK dengan latar belakang angkatan bersenjata, tambah lagi RUU HIP yang bikin kontroversi, terus lu kaya ngasi jalan ke anak dan mantu buat jadi cakada. Manuver politik elu yang gue sebutin itu yang bikin orang makin ga percaya sama elu. Kalo lu ga gitu, tentu ga akan ada yang namanya demo Omnibus Law. Lu atau pembantu lu jelasin sekali, orang bisa percaya karena integritas lu masih terjaga. Integritas itu berkaitan erat dengan manuver politik elu dan elu kurang cantik manuver politiknya.
viniest
fanserker
RichClickz
RichClickz dan 33 lainnya memberi reputasi
34
Tutup