TS
Ariel.Matsuyama
[FanFic] Kamen Rider Kabuto: Speed Hunter
Kamen Rider Kabuto: Speed Hunter (仮面ライダーカブトスピードハンター)
Genre:Action | Drama | Adventure
Spoiler for Episode List:
Episode 1: Awal Mula
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03 (End)]]
Episode 2: Topeng
[[Act 01]] [[Act 02 (End)]]
Episode 3: Masa Lalu Yang Pahit Dan Orang Baru
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03]]
[[Act 04 (End)]]
Episode 4: Menengok Ke Belakang Dan Kembali Bertemu
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03 (End)]]
Episode 5: Cintaku
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
Episode 6: Terungkapnya Sebuah Kebenaran
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
Episode 7: Musuh Bumi
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
Final Episode
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03 (End)]]
Episode 2: Topeng
[[Act 01]] [[Act 02 (End)]]
Episode 3: Masa Lalu Yang Pahit Dan Orang Baru
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03]]
[[Act 04 (End)]]
Episode 4: Menengok Ke Belakang Dan Kembali Bertemu
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03 (End)]]
Episode 5: Cintaku
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
Episode 6: Terungkapnya Sebuah Kebenaran
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
Episode 7: Musuh Bumi
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
Final Episode
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
Spoiler for Special Story:
Kamen Rider X Kamen Rider - Kabuto & Den-O: Legend Of Deux
Part 1
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03 (End)]]
Part 2
[[Act 01]] [[Act 02 (End)]]
Part 3
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03 (End)]]
Part 4
[[Act 01]] [[Act 02 (End)]]
Part 5
[[Act 01]] [[Act 02 (End)]]
Part 6
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03 (End)]]
Part 7
[[Act 01]] [[Act 02 (End)]]
Final PartNEW!!
[[Act 01]] [[Act 02 (End)]]
Spoiler for Realms:
Bonus for Reviewer:
Bagi para Pembaca yang memberikan komentar akan ada bonus Cendol (Good Reputation Point) jika menurut saya komentarnya bagus atau menarik, selain itu namanya akan saya abadikan disini. Setelah ada yang mendapatkan Cendol dan jadi pemenang, event akan direset sampai terbit Episode selanjutnya. Yang sudah jadi pemenang sebelumnya boleh ikut lagi setelah Episode selanjutnya dari FanFic ini terbit. Khusus untuk yang jadi pemenang sebanyak 8 kali, akan mendapatkan Grand Prize berupa pulsa 20.000
Terimakasih.
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 31-05-2021 09:17
nowbitool dan 5 lainnya memberi reputasi
6
19K
Kutip
92
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
Ariel.Matsuyama
#49
Kamen Rider X Kamen Rider - Kabuto & Den-O: Legend of Deux
Spoiler for Part 1:
Bumi. Planet dengan jutaan misteri di dalamnya. Salah satunya ialah misteri tentang peradaban di planet itu sendiri. Konon, jutaan tahun yang lalu, tanpa diketahui banyak orang, peradaban di bumi ‘sangatlah’ maju. Banyak sekali benda mutakhir yang diciptakan di masa itu.
Suatu hari, pada tahun tersebut, terjadi perang besar-besaran antara dua kubu. Kubu pertama dipimpin oleh manusia cyborg bernama ‘Keith’ yang berniat menguasai dunia. Sedangkan kubu yang satunya berada di bawah pimpinan sosok manusia cyborg pula bernama ‘Kamen Rider Deux’ yang memiliki niat menciptakan perdamaian dunia. Masing-masing saling gempur dengan persenjataan yang sangat mutakhir. Persenjataan seperti senapan, pedang, tombak, perisai, sampai peluncur roket, terlihat sangat berbeda dan sangat canggih dibandingkan dengan yang dimiliki di ‘era milenial’ saat ini. Begitu juga dengan kendaraan tempur seperti mobil, tank, pesawat, dan kapal selam.
Kamen Rider Deux yang memiliki warna dominan hitam dengan sedikit aksen putih dan helm bertanduk seperti ‘kumbang badak’ mengangkat pedangnya. Di sabuknya yang berwarna perak, menempel robot kumbang badak seukuran telapak tangan warna hitam dengan tombol berwarna serupa. Pedang Deux mempunyai bilah perak, cabang seperti gigi roda, serta pegangan ungu panjang bergaris-garis hitam. Lensa helm Deux yang berwarna ungu menyala terang. Cyborg itu berlari, kemudian melompat, menerjang seorang berarmor baja warna perak dengan tonjolan-tonjolan ‘otot’ di sekujur tubuhnya. Helm orang itu memiliki empat lubang, dua di kanan dan dua lagi di kiri. Ia mencabut pedang bergagang peraknya kala melihat jarak Deux sudah dekat.
TRINKK!!
Mereka berdua pun beradu pedang.
Kamen Rider Kabuto early design. Coloring by me
Begitu kakinya sudah menyentuh tanah, Deux mengeluarkan beberapa ‘jurus’ untuk menghabisi lawannya. Keith pun tak pandang remeh, ia mengadu setiap jurus Deux dan saling balas sabetan pedang tanpa mengurangi tenaganya sedikit pun.
.
.
.
.
.
Tiga puluh menit berlalu, pasukan Kamen Rider Deux dan Keith sudah terkapar dimana-mana dengan tubuh bersimbah darah. Sementara Deux dan Keith sendiri masih mengadu berbagai jenis jurus berpedang, bahkan sampai mengeluarkan badai topan ataupun cahaya energi dari pedang mereka beberapa kali.
“Keith, menyerahlah! Dan bergabunglah dengan pasukanku!” gertak Deux.
Keith tertawa terbahak-bahak. “Jangan melucu! Sekarang juga, akan ku ambil tubuhmu!” Ia lalu menancapkan pedangnya ke tanah.
Deux memasang kuda-kuda.
“Kalau aku gagal mendapatkan tubuhnya, aku akan tersegel dengan tehnik terakhirku ini karena aku hanya memiliki satu jiwa,” gumam Keith. “Tapi, tidak ada cara lain agar aku bisa menang.”
Deux berlari ke arah Keith yang sedang menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada. Cahaya perak pun muncul mengelilingi pedang Keith yang sedang tertancap di dalam tanah.
“STRIKE FORCE!!!” teriak Keith, persis ketika Deux sudah sampai di hadapannya. Dengan sangat cepat, Keith menusukkan pedangnya itu ke dada Deux.
Deux pun tersimpuh. Tubuhnya melemas seketika dan berangsur-angsur berubah menjadi bola cahaya hitam.
Keith tertawa keras. “Sekarang, bergabunglah denganku!”
Akan tetapi, bola cahaya hitam itu meluncur cepat ke arah langit, kemudian menghilang.
“A-apa??? Ga-gagal???” Keith langsung tersimpuh di tanah.
Tiba-tiba, dari dalam tubuh Keith mencuat beberapa lempengan baja yang mengikatnya. Tubuhnya perlahan naik ke udara lalu masuk ke dalam laut.
“Ternyata gagal,” gumam Keith yang tubuhnya terus tenggelam. “Tapi, ketika saatnya tiba, aku pasti akan mendapatkan tubuhmu! Tunggu saja!”
Begitu sampai di dasar laut, tubuh Keith melemas dan akhirnya tertidur.
Setelah kejadian itu, bencana besar terjadi dan mengakibatkan peradaban bumi kembali ke titik nol karena tidak adanya penerus Keith dan Kamen Rider Deux yang merupakan manusia hasil modifikasi mereka sendiri. Peradaban yang baru pun dimulai. Peradaban itu adalah peradaban purba. Peradaban tersebut terus mengalami evolusi hingga sekarang.
Sirkuit Motegi, Kota Hiyama – Jepang, Jum’at 01 Februari 2021, pukul 15:30.
Suara deru kencang motor terdengar membahana di seluruh sirkuit tersebut. Belasan motor saling beradu untuk dapat menjadi yang terdepan.
Suara para penonton yang sedang melihat pertandingan itu semakin memvariasikan suara gaduh yang telah ada. Terutama ketika seorang pembalap
yang mengenakan motor berwarna merah dan bernomor 56 yang semula tertinggal jauh langsung melesat kencang dan menyalip motor yang lainnya.
Seorang pembalap yang mengenakan motor biru metalik langsung menyalip kembali motor berwarna merah tadi, tapi pembalap motor merah masih mampu mempertahankannya dan melesat sejajar dengan si pembalap dengan motor biru. Begitu tanda ‘Finish’
telah dekat, si pembalap bermotor merah langsung menarik gas-nya hingga batasnya dan membuatnya melesat jauh meninggalkan pesaingnya. Akhirnya pembalap itu berhasil memasuki garis Finish
pada ‘lap’ terakhirnya dan menandakan pembalap itu sebagai juara pertamanya.
Pembalap itu langsung disambut gembira oleh tim-nya yang langsung mengerubuti si pembalap. Begitu si pembalap melepaskan helm-nya, terlihat wajah ‘Ariel Matsuyama’ dibalik helm tersebut. Ariel berterima kasih pada tim-nya karena telah bekerja sama dengan baik. Setelah naik ke podium dan penyerahan bunga beserta piala, Ariel mengocok botol champagne dan membuka botol tersebut hingga memutahkan buih yang sangat banyak. Nama Ariel langsung dielu-elukan oleh seluruh penonton yang hadir di sirkuit tersebut. Setelah seluruh acara formal selesai, Ariel langsung kembali ke ruang gantinya. Ia langsung merebahkan tubuhnya yang letih di sofa yang disediakan di ruang gantinya. Asuka yang telah menunggu kedatangan Ariel langsung menyerahkan sebotol kopi susu dingin kepadanya.
“Kau sudah bertanding dengan hebat, Ariel,” ucap Asuka memberi selamat.
“Terimakasih,” balas Ariel yang membuka penutup botol kopi susunya dan meminum kopi susu tersebut.
Asuka mengeluarkan tumpukan kertas dari dalam tasnya dan meletakkan tumpukan kertas tersebut di atas meja berwarna cokelat yang ada di hadapan Ariel.
Dahi Ariel mengernyit. “Apa ini??”
“Materi pelajaran kampus,” jawab Asuka. “Tadi sebelum ke sini aku dipanggil ke kampus untuk bertemu Pak Sato.”
“Materi?”
“Ini karena Ariel sering membolos kuliah, entah karena mengikuti pertandingan ini atau pertandingan lain.”
Ariel menghela napas dan bersandar di sofa. “Padahal aku hanya absen satu minggu lebih, tapi bisa-bisanya dosen bodoh itu memberiku materi sebanyak ini.”
“Sudahlah… Ini kan karena Ariel merupakan mahasiswa kebanggaan kampus kita,” ucap Asuka sambil tersenyum lebar dan menepuk pundak Ariel. “Betul kan?”
Ariel hanya menghela napas panjang.
“Tapi aku masih bingung dengan dirimu.” Raut wajah Asuka mendadak serius.
“Kenapa?” tanya Ariel.
“Kau yang sering absen karena mengikuti pertandingan seperti ini atau kegiatan lainnya kenapa bisa mendapatkan nilai bagus dan selalu menjadi yang terbaik di kampus?” Asuka lalu menggebrak meja dan berdiri dari sofa. “Tidak hanya itu, kau selalu menjadi wakil Jepang dalam berbagai macam Olimpiade dan anehnya selalu mendapat medali emas!”
“Eh?” Ariel nampak bingung.
Asuka lalu kembali duduk di sofa. “Jujur, kau terlalu membuat iri.” Kemudian ia menatap Ariel dengan tajam. “Tolong beritahu rahasia suksesmu itu, Ariel!”
Ariel meneguk habis kopi susunya dan memandang botolnya yang telah kosong. “Aku tidak memiliki rahasia apapun. Aku belajar selayaknya orang ‘normal’ lainnya.”
“Hanya itu kah??” tanya Asuka.
Ariel mengangguk.
“Apapun itu, kau tetap membuatku iri,” kata Asuka, sebelum akhirnya beranjak dari sofa menuju pintu keluar. “Besok ku tunggu di kampus! Sampai jumpa…,” ucapnya sambil tersenyum hangat lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Ariel yang tidak mau berlama-lama di ruangannya segera memasukkan kertas-kertas dari Asuka ke dalam tas gembloknya lalu berganti pakaian dengan pakaian seperti yang biasa ia pakai yaitu kaos merah berlapis hoodie hitam dengan tiga garis merah di bagian lengan kirinya. Setelah itu, ia keluar menuju lapangan parkir tempat motor sport merahnya diparkirkan. Setelah mengenakan helm merahnya, Ariel pun tancap gas meninggalkan tempat tersebut.
Ariel memilih jalan memotong di sebuah jalan kecil yang di pinggirnya banyak pepohonan. Selain udaranya yang sejuk, jaraknya juga cukup dekat menuju rumahnya.
Di saat Ariel menikmati udara sejuk tempat itu, tiba-tiba sesuatu menghantamnya dari samping hinggang motornya terguling ke kanan dan tubuh Ariel juga terguling begitu menyentuh tanah.
Begitu tubuhnya berhenti berguling, Ariel bangkit. Dengan posisi berlutut, ia melepas kemudian menaruh helmnya di tanah dan melihat ke arah ia dihantam. Di sana terlihat sesosok ‘monster’ berbentuk manusia setengah ‘iguana’ berotot dengan beberapa duri di bagian kepalanya serta tiga jari tangan dan tiga jari kaki. Nama monster tersebut adalah ‘Igux’.
“Akhirnya ketemu juga kau, Kamen Rider Deux. Sekarang, berikan kekuatanmu!” kata monster itu.
“Kamen Rider Deux??” Dahi Ariel mengernyit. “Apa maksudmu??”
“Jangan bersembunyi dibalik topeng manusiamu, Deux! Berikan kekuatanmu sekarang juga atau aku akan menggunakan cara kasar!” gertak Igux.
“Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan. Lagipula aku tidak mengenal dan bukan Kamen Rider Deux,” balas Ariel.
“Jangan pura-pura!”
“Aku tidak pura-pura!”
“Baiklah. Sepertinya aku harus menggunakan cara kasar!” Igux kemudian berlari ke arah Ariel. Lalu ia melompat sambil mengayunkan cakar tangan kanannya pada Ariel.
Refleks, Ariel pun melompat ke samping kanan untuk menghindari serangan tersebut.
Persis ketika kaki Ariel menyentuh tanah, Igux menyemburkan busa dari mulutnya yang ia arahkan ke Ariel.
Tapi, Ariel melompat ke samping hingga busa tersebut mengenai pohon yang membuat pohon itu meleleh.
“Tcih! Terpaksa!” Ariel mengambil sabuk perak bernama ‘Rider Belt’ dari saku sebelah kanan hoodienya kemudian memakai sabuk itu di pinggangnya.
Robot kumbang badak merah bernama Kabuto Zecter langsung muncul dari langit dan terbang ke arah Ariel dan hinggap di telapak tangannya yang terangkat setinggi wajah.
“Henshin!” seru Ariel seraya menempelkan Kabuto Zecter pada ‘landasan’ di depan sabuknya.
“HENSHIN!!” Kabuto Zecter mengeluarkan suara rekaman digital.
Saat itu, Igux melompat sambil kemudian meninju Ariel dengan tangan kanannya.
Melihat hal itu, Ariel mengadu tinju kirinya dengan Igux.
Tiba-tiba, tangan kiri Ariel dilapisi oleh diagram hexagonal dalam jumlah banyak dan langsung berubah menjadi suit hitam garis-garis serta baja seperti gelang berbaris berwarna dominan perak. Di bahunya menempel baja dominan merah yang terlihat berat dengan bulatan hitam berlambang kumbang tanduk merah yang ditiban logo ‘ZECT’. Pada waktu bersamaan, Igux pun terjatuh.
“Apa??” Igux terkejut. Ia yang tidak mau berhenti sampai di situ segera merangsek untuk mencakar Ariel.
Namun, Ariel merunduk dan membalas meninju Igux dengan tangan kanannya hingga Igux terpental beberapa langkah ke belakang. Di waktu yang hampir bersamaan, tangan dan bahu Ariel dilapisi oleh banyak sekali diagram hexagonal yang kemudian mewujud menjadi suit dan lempengan baja yang sama seperti bahu dan tangan kanannya, hanya saja tidak ada gambar atau logo apapun, cuma ada bulatan hitam di bagian bahunya.
Igux yang terjatuh kembali bangun dan berlari ke arah Ariel. Ariel pun menyongsongnya dan dengan cepat melakukan tendangan terbang tepat di kepala Igux yang belum melakukan pergerakan setelahnya. Igux pun terlempar jauh ke belakang.
Begitu kedua kakinya menyentuh tanah, kaki Ariel pun secara mendadak dilapisi kumpulan diagram hexagonal yang langsung beralih rupa menjadi suit hitam garis-garis dan beberapa lembar lempengan baja serta sepasang sepatu hitam berhias lempengan baja perak. Beberapa saat setelah itu, kumpulan diagram hexagonal muncul di sekujur dada, punggung, dan kepala Ariel. Diagram tersebut berubah menjadi suit hitam garis-garis serta baja berat dominan merah dengan sedikit aksen perak yang melapisi dada sekaligus punggung Ariel, begitu pula helm berat dominan merah dengan dua bulatan kecil serta tanduk perak berbentuk huruf ‘V’ dan selang di kedua pipinya. Bulatan hijau muncul berkali-kali dari Kabuto Zecter seperti ombak dan lensa mata biru besar helmnya berkedip. Sekarang Ariel telah berubah menjadi ‘Kamen Rider Kabuto’.
“Rupanya kau punya wujud lain, Deux,” ucap Igux sambil berusaha berdiri. Ia kemudian berlari menghampiri Kamen Rider Kabuto.
Begitu mencapai jarak yang dijangkaunya, Igux sesegera mungkin melayangkan tinjuan ke arah kepala Kabuto.
Akan tetapi, pukulan Igux tak memberikan dampak yang berarti bagi Kabuto. Tubuh Rider itu hanya mengeluarkan percikan api tanpa bergeser sedikit pun.
Igux pun marah. Ia mengerahkan seluruh tenaganya dan meninju dada Kabuto berulang kali dengan kedua tangannya secara bergantian. Namun, hasilnya sama saja. Hal demikian membuat Igux semakin geram. Dilayangkannya kaki kanan secara lurus ke perut Kabuto.
Kabuto kali ini bergerak. Ditangkapnya kaki Igux dengan tangan kanannya, lalu ia jungkir balikkan tubuh Igux ke udara, lalu ditendangnya monster tersebut hingga terlempar beberapa langkah ke belakang dan jatuh terguling ke tanah.
“Bajingan!” geram Igux sembari berdiri kembali. Kedua tangannya tiba-tiba berubah menjadi moncong pistol. “Kali ini, matilah kau!!!”
Kedua moncong pistol Igux langsung mengeluarkan peluru berulang kali yang terarah pada tubuh Kabuto.
Akan tetapi, peluru-peluru itu tidak ada artinya bagi Kabuto. Rider tersebut terus berjalan dan membiarkan serentetan peluru itu menghantam tubuhnya serta menimbulkan percikan api.
“APA???” Melihat hal itu, Igux merubah tangannya menjadi sepasang sulur panjang dan langsung ia arahkan pada Kabuto.
Kedua sulur itu pun melilit tubuh Kabuto dengan erat hingga kesulitan bergerak.
“Khahahaha… Mati saja kau!!!” teriak Igux. Dari tangannya muncul aliran listrik merah yang langsung menyengat tubuh Kabuto.
Tubuh Kabuto menggeliat hebat dibuatnya. Rider itu berteriak karena merasakan sakit yang teramat sangat. Dengan tangan gemetar, ditariknya tanduk Zecter yang menempel di depan sabuknya ke arah kanan tubuhnya sambil berseru, “Cast Off!”
“CAST OFF!!” Kabuto Zecter bergaung dan lampunya berkedap-kedip.
Kedua sulur yang membelit tubuh Kabuto langsung terputus menjadi beberapa bagian telempar kemana-mana, diikuti terpencarnya lempengan-lempengan baja berat yang menempel pada kepala, dada sekaligus punggung, bahu, dan tangan Kabuto ke segala arah.
“CHANGE BEETLE!!” Kabuto Zecter bergaung ketika tanduk merah yang menempel di dada Kabuto mencuat ke atas dan menempel di tengah-tengah lensa helmnya yang wujudnya sudah ‘berbeda’, tidak ada lagi tanduk berbentuk ‘V’ serta tidak ada lagi bagian seperti selang di kedua pipinya’.
Sekarang, tubuh Kabuto jadi terlihat lebih ringan dari sebelumnya dengan armor merah di bagian dada yang menyerupai bagian atas tubuh kumbang badak serta bagian kedua bahunya nampak lebih kecil dari sebelumnya dan berwarna merah dengan sedikit warna putih serta hitam.
“Si-sial …,” keluh Igux sembari menahan sakit pada kedua tangannya yang telah berubah ke bentuk semula dan berasap-asap.
“Clock Up,” ucap Kabuto seraya menampar bagian samping kanan sabuknya yang berbentuk kotak.
“CLOCK UP!!” Sabuk Kabuto mengeluarkan suara.
Tubuh Kabuto pun langsung lenyap dari pandangan mata. Satu detik setelahnya, tubuh Igux seperti dihantam oleh ‘sesuatu’ dengan kecepatan di atas normal berkali-kali dari berbagai arah. Setelah itu, tubuhnya terguling-guling ke belakang oleh sebuah hantaman keras yang sangat cepat di perutnya.
Begitu berhenti berguling, Igux berusaha bangkit. “Apa itu???”
“CLOCK OVER!!” Terdengar suara rekaman digital.
Di waktu yang hampir bersamaan, tubuh Kabuto kembali dapat dilihat oleh pandangan mata.
Suatu hari, pada tahun tersebut, terjadi perang besar-besaran antara dua kubu. Kubu pertama dipimpin oleh manusia cyborg bernama ‘Keith’ yang berniat menguasai dunia. Sedangkan kubu yang satunya berada di bawah pimpinan sosok manusia cyborg pula bernama ‘Kamen Rider Deux’ yang memiliki niat menciptakan perdamaian dunia. Masing-masing saling gempur dengan persenjataan yang sangat mutakhir. Persenjataan seperti senapan, pedang, tombak, perisai, sampai peluncur roket, terlihat sangat berbeda dan sangat canggih dibandingkan dengan yang dimiliki di ‘era milenial’ saat ini. Begitu juga dengan kendaraan tempur seperti mobil, tank, pesawat, dan kapal selam.
Kamen Rider Deux yang memiliki warna dominan hitam dengan sedikit aksen putih dan helm bertanduk seperti ‘kumbang badak’ mengangkat pedangnya. Di sabuknya yang berwarna perak, menempel robot kumbang badak seukuran telapak tangan warna hitam dengan tombol berwarna serupa. Pedang Deux mempunyai bilah perak, cabang seperti gigi roda, serta pegangan ungu panjang bergaris-garis hitam. Lensa helm Deux yang berwarna ungu menyala terang. Cyborg itu berlari, kemudian melompat, menerjang seorang berarmor baja warna perak dengan tonjolan-tonjolan ‘otot’ di sekujur tubuhnya. Helm orang itu memiliki empat lubang, dua di kanan dan dua lagi di kiri. Ia mencabut pedang bergagang peraknya kala melihat jarak Deux sudah dekat.
TRINKK!!
Mereka berdua pun beradu pedang.
Spoiler for Kamen Rider Deux:
Kamen Rider Kabuto early design. Coloring by me
Spoiler for Keith:
Begitu kakinya sudah menyentuh tanah, Deux mengeluarkan beberapa ‘jurus’ untuk menghabisi lawannya. Keith pun tak pandang remeh, ia mengadu setiap jurus Deux dan saling balas sabetan pedang tanpa mengurangi tenaganya sedikit pun.
.
.
.
.
.
Tiga puluh menit berlalu, pasukan Kamen Rider Deux dan Keith sudah terkapar dimana-mana dengan tubuh bersimbah darah. Sementara Deux dan Keith sendiri masih mengadu berbagai jenis jurus berpedang, bahkan sampai mengeluarkan badai topan ataupun cahaya energi dari pedang mereka beberapa kali.
“Keith, menyerahlah! Dan bergabunglah dengan pasukanku!” gertak Deux.
Keith tertawa terbahak-bahak. “Jangan melucu! Sekarang juga, akan ku ambil tubuhmu!” Ia lalu menancapkan pedangnya ke tanah.
Deux memasang kuda-kuda.
“Kalau aku gagal mendapatkan tubuhnya, aku akan tersegel dengan tehnik terakhirku ini karena aku hanya memiliki satu jiwa,” gumam Keith. “Tapi, tidak ada cara lain agar aku bisa menang.”
Deux berlari ke arah Keith yang sedang menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada. Cahaya perak pun muncul mengelilingi pedang Keith yang sedang tertancap di dalam tanah.
“STRIKE FORCE!!!” teriak Keith, persis ketika Deux sudah sampai di hadapannya. Dengan sangat cepat, Keith menusukkan pedangnya itu ke dada Deux.
Deux pun tersimpuh. Tubuhnya melemas seketika dan berangsur-angsur berubah menjadi bola cahaya hitam.
Keith tertawa keras. “Sekarang, bergabunglah denganku!”
Akan tetapi, bola cahaya hitam itu meluncur cepat ke arah langit, kemudian menghilang.
“A-apa??? Ga-gagal???” Keith langsung tersimpuh di tanah.
Tiba-tiba, dari dalam tubuh Keith mencuat beberapa lempengan baja yang mengikatnya. Tubuhnya perlahan naik ke udara lalu masuk ke dalam laut.
“Ternyata gagal,” gumam Keith yang tubuhnya terus tenggelam. “Tapi, ketika saatnya tiba, aku pasti akan mendapatkan tubuhmu! Tunggu saja!”
Begitu sampai di dasar laut, tubuh Keith melemas dan akhirnya tertidur.
Setelah kejadian itu, bencana besar terjadi dan mengakibatkan peradaban bumi kembali ke titik nol karena tidak adanya penerus Keith dan Kamen Rider Deux yang merupakan manusia hasil modifikasi mereka sendiri. Peradaban yang baru pun dimulai. Peradaban itu adalah peradaban purba. Peradaban tersebut terus mengalami evolusi hingga sekarang.
Sirkuit Motegi, Kota Hiyama – Jepang, Jum’at 01 Februari 2021, pukul 15:30.
Suara deru kencang motor terdengar membahana di seluruh sirkuit tersebut. Belasan motor saling beradu untuk dapat menjadi yang terdepan.
Suara para penonton yang sedang melihat pertandingan itu semakin memvariasikan suara gaduh yang telah ada. Terutama ketika seorang pembalap
yang mengenakan motor berwarna merah dan bernomor 56 yang semula tertinggal jauh langsung melesat kencang dan menyalip motor yang lainnya.
Seorang pembalap yang mengenakan motor biru metalik langsung menyalip kembali motor berwarna merah tadi, tapi pembalap motor merah masih mampu mempertahankannya dan melesat sejajar dengan si pembalap dengan motor biru. Begitu tanda ‘Finish’
telah dekat, si pembalap bermotor merah langsung menarik gas-nya hingga batasnya dan membuatnya melesat jauh meninggalkan pesaingnya. Akhirnya pembalap itu berhasil memasuki garis Finish
pada ‘lap’ terakhirnya dan menandakan pembalap itu sebagai juara pertamanya.
Pembalap itu langsung disambut gembira oleh tim-nya yang langsung mengerubuti si pembalap. Begitu si pembalap melepaskan helm-nya, terlihat wajah ‘Ariel Matsuyama’ dibalik helm tersebut. Ariel berterima kasih pada tim-nya karena telah bekerja sama dengan baik. Setelah naik ke podium dan penyerahan bunga beserta piala, Ariel mengocok botol champagne dan membuka botol tersebut hingga memutahkan buih yang sangat banyak. Nama Ariel langsung dielu-elukan oleh seluruh penonton yang hadir di sirkuit tersebut. Setelah seluruh acara formal selesai, Ariel langsung kembali ke ruang gantinya. Ia langsung merebahkan tubuhnya yang letih di sofa yang disediakan di ruang gantinya. Asuka yang telah menunggu kedatangan Ariel langsung menyerahkan sebotol kopi susu dingin kepadanya.
“Kau sudah bertanding dengan hebat, Ariel,” ucap Asuka memberi selamat.
“Terimakasih,” balas Ariel yang membuka penutup botol kopi susunya dan meminum kopi susu tersebut.
Asuka mengeluarkan tumpukan kertas dari dalam tasnya dan meletakkan tumpukan kertas tersebut di atas meja berwarna cokelat yang ada di hadapan Ariel.
Dahi Ariel mengernyit. “Apa ini??”
“Materi pelajaran kampus,” jawab Asuka. “Tadi sebelum ke sini aku dipanggil ke kampus untuk bertemu Pak Sato.”
“Materi?”
“Ini karena Ariel sering membolos kuliah, entah karena mengikuti pertandingan ini atau pertandingan lain.”
Ariel menghela napas dan bersandar di sofa. “Padahal aku hanya absen satu minggu lebih, tapi bisa-bisanya dosen bodoh itu memberiku materi sebanyak ini.”
“Sudahlah… Ini kan karena Ariel merupakan mahasiswa kebanggaan kampus kita,” ucap Asuka sambil tersenyum lebar dan menepuk pundak Ariel. “Betul kan?”
Ariel hanya menghela napas panjang.
“Tapi aku masih bingung dengan dirimu.” Raut wajah Asuka mendadak serius.
“Kenapa?” tanya Ariel.
“Kau yang sering absen karena mengikuti pertandingan seperti ini atau kegiatan lainnya kenapa bisa mendapatkan nilai bagus dan selalu menjadi yang terbaik di kampus?” Asuka lalu menggebrak meja dan berdiri dari sofa. “Tidak hanya itu, kau selalu menjadi wakil Jepang dalam berbagai macam Olimpiade dan anehnya selalu mendapat medali emas!”
“Eh?” Ariel nampak bingung.
Asuka lalu kembali duduk di sofa. “Jujur, kau terlalu membuat iri.” Kemudian ia menatap Ariel dengan tajam. “Tolong beritahu rahasia suksesmu itu, Ariel!”
Ariel meneguk habis kopi susunya dan memandang botolnya yang telah kosong. “Aku tidak memiliki rahasia apapun. Aku belajar selayaknya orang ‘normal’ lainnya.”
“Hanya itu kah??” tanya Asuka.
Ariel mengangguk.
“Apapun itu, kau tetap membuatku iri,” kata Asuka, sebelum akhirnya beranjak dari sofa menuju pintu keluar. “Besok ku tunggu di kampus! Sampai jumpa…,” ucapnya sambil tersenyum hangat lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Ariel yang tidak mau berlama-lama di ruangannya segera memasukkan kertas-kertas dari Asuka ke dalam tas gembloknya lalu berganti pakaian dengan pakaian seperti yang biasa ia pakai yaitu kaos merah berlapis hoodie hitam dengan tiga garis merah di bagian lengan kirinya. Setelah itu, ia keluar menuju lapangan parkir tempat motor sport merahnya diparkirkan. Setelah mengenakan helm merahnya, Ariel pun tancap gas meninggalkan tempat tersebut.
Ariel memilih jalan memotong di sebuah jalan kecil yang di pinggirnya banyak pepohonan. Selain udaranya yang sejuk, jaraknya juga cukup dekat menuju rumahnya.
Di saat Ariel menikmati udara sejuk tempat itu, tiba-tiba sesuatu menghantamnya dari samping hinggang motornya terguling ke kanan dan tubuh Ariel juga terguling begitu menyentuh tanah.
Begitu tubuhnya berhenti berguling, Ariel bangkit. Dengan posisi berlutut, ia melepas kemudian menaruh helmnya di tanah dan melihat ke arah ia dihantam. Di sana terlihat sesosok ‘monster’ berbentuk manusia setengah ‘iguana’ berotot dengan beberapa duri di bagian kepalanya serta tiga jari tangan dan tiga jari kaki. Nama monster tersebut adalah ‘Igux’.
Spoiler for Igux:
“Akhirnya ketemu juga kau, Kamen Rider Deux. Sekarang, berikan kekuatanmu!” kata monster itu.
“Kamen Rider Deux??” Dahi Ariel mengernyit. “Apa maksudmu??”
“Jangan bersembunyi dibalik topeng manusiamu, Deux! Berikan kekuatanmu sekarang juga atau aku akan menggunakan cara kasar!” gertak Igux.
“Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan. Lagipula aku tidak mengenal dan bukan Kamen Rider Deux,” balas Ariel.
“Jangan pura-pura!”
“Aku tidak pura-pura!”
“Baiklah. Sepertinya aku harus menggunakan cara kasar!” Igux kemudian berlari ke arah Ariel. Lalu ia melompat sambil mengayunkan cakar tangan kanannya pada Ariel.
Refleks, Ariel pun melompat ke samping kanan untuk menghindari serangan tersebut.
Persis ketika kaki Ariel menyentuh tanah, Igux menyemburkan busa dari mulutnya yang ia arahkan ke Ariel.
Tapi, Ariel melompat ke samping hingga busa tersebut mengenai pohon yang membuat pohon itu meleleh.
“Tcih! Terpaksa!” Ariel mengambil sabuk perak bernama ‘Rider Belt’ dari saku sebelah kanan hoodienya kemudian memakai sabuk itu di pinggangnya.
Robot kumbang badak merah bernama Kabuto Zecter langsung muncul dari langit dan terbang ke arah Ariel dan hinggap di telapak tangannya yang terangkat setinggi wajah.
“Henshin!” seru Ariel seraya menempelkan Kabuto Zecter pada ‘landasan’ di depan sabuknya.
“HENSHIN!!” Kabuto Zecter mengeluarkan suara rekaman digital.
Saat itu, Igux melompat sambil kemudian meninju Ariel dengan tangan kanannya.
Melihat hal itu, Ariel mengadu tinju kirinya dengan Igux.
Tiba-tiba, tangan kiri Ariel dilapisi oleh diagram hexagonal dalam jumlah banyak dan langsung berubah menjadi suit hitam garis-garis serta baja seperti gelang berbaris berwarna dominan perak. Di bahunya menempel baja dominan merah yang terlihat berat dengan bulatan hitam berlambang kumbang tanduk merah yang ditiban logo ‘ZECT’. Pada waktu bersamaan, Igux pun terjatuh.
“Apa??” Igux terkejut. Ia yang tidak mau berhenti sampai di situ segera merangsek untuk mencakar Ariel.
Namun, Ariel merunduk dan membalas meninju Igux dengan tangan kanannya hingga Igux terpental beberapa langkah ke belakang. Di waktu yang hampir bersamaan, tangan dan bahu Ariel dilapisi oleh banyak sekali diagram hexagonal yang kemudian mewujud menjadi suit dan lempengan baja yang sama seperti bahu dan tangan kanannya, hanya saja tidak ada gambar atau logo apapun, cuma ada bulatan hitam di bagian bahunya.
Igux yang terjatuh kembali bangun dan berlari ke arah Ariel. Ariel pun menyongsongnya dan dengan cepat melakukan tendangan terbang tepat di kepala Igux yang belum melakukan pergerakan setelahnya. Igux pun terlempar jauh ke belakang.
Begitu kedua kakinya menyentuh tanah, kaki Ariel pun secara mendadak dilapisi kumpulan diagram hexagonal yang langsung beralih rupa menjadi suit hitam garis-garis dan beberapa lembar lempengan baja serta sepasang sepatu hitam berhias lempengan baja perak. Beberapa saat setelah itu, kumpulan diagram hexagonal muncul di sekujur dada, punggung, dan kepala Ariel. Diagram tersebut berubah menjadi suit hitam garis-garis serta baja berat dominan merah dengan sedikit aksen perak yang melapisi dada sekaligus punggung Ariel, begitu pula helm berat dominan merah dengan dua bulatan kecil serta tanduk perak berbentuk huruf ‘V’ dan selang di kedua pipinya. Bulatan hijau muncul berkali-kali dari Kabuto Zecter seperti ombak dan lensa mata biru besar helmnya berkedip. Sekarang Ariel telah berubah menjadi ‘Kamen Rider Kabuto’.
Spoiler for Kamen Rider Kabuto (Masked Form):
“Rupanya kau punya wujud lain, Deux,” ucap Igux sambil berusaha berdiri. Ia kemudian berlari menghampiri Kamen Rider Kabuto.
Begitu mencapai jarak yang dijangkaunya, Igux sesegera mungkin melayangkan tinjuan ke arah kepala Kabuto.
Akan tetapi, pukulan Igux tak memberikan dampak yang berarti bagi Kabuto. Tubuh Rider itu hanya mengeluarkan percikan api tanpa bergeser sedikit pun.
Igux pun marah. Ia mengerahkan seluruh tenaganya dan meninju dada Kabuto berulang kali dengan kedua tangannya secara bergantian. Namun, hasilnya sama saja. Hal demikian membuat Igux semakin geram. Dilayangkannya kaki kanan secara lurus ke perut Kabuto.
Kabuto kali ini bergerak. Ditangkapnya kaki Igux dengan tangan kanannya, lalu ia jungkir balikkan tubuh Igux ke udara, lalu ditendangnya monster tersebut hingga terlempar beberapa langkah ke belakang dan jatuh terguling ke tanah.
“Bajingan!” geram Igux sembari berdiri kembali. Kedua tangannya tiba-tiba berubah menjadi moncong pistol. “Kali ini, matilah kau!!!”
Kedua moncong pistol Igux langsung mengeluarkan peluru berulang kali yang terarah pada tubuh Kabuto.
Akan tetapi, peluru-peluru itu tidak ada artinya bagi Kabuto. Rider tersebut terus berjalan dan membiarkan serentetan peluru itu menghantam tubuhnya serta menimbulkan percikan api.
“APA???” Melihat hal itu, Igux merubah tangannya menjadi sepasang sulur panjang dan langsung ia arahkan pada Kabuto.
Kedua sulur itu pun melilit tubuh Kabuto dengan erat hingga kesulitan bergerak.
“Khahahaha… Mati saja kau!!!” teriak Igux. Dari tangannya muncul aliran listrik merah yang langsung menyengat tubuh Kabuto.
Tubuh Kabuto menggeliat hebat dibuatnya. Rider itu berteriak karena merasakan sakit yang teramat sangat. Dengan tangan gemetar, ditariknya tanduk Zecter yang menempel di depan sabuknya ke arah kanan tubuhnya sambil berseru, “Cast Off!”
“CAST OFF!!” Kabuto Zecter bergaung dan lampunya berkedap-kedip.
Kedua sulur yang membelit tubuh Kabuto langsung terputus menjadi beberapa bagian telempar kemana-mana, diikuti terpencarnya lempengan-lempengan baja berat yang menempel pada kepala, dada sekaligus punggung, bahu, dan tangan Kabuto ke segala arah.
“CHANGE BEETLE!!” Kabuto Zecter bergaung ketika tanduk merah yang menempel di dada Kabuto mencuat ke atas dan menempel di tengah-tengah lensa helmnya yang wujudnya sudah ‘berbeda’, tidak ada lagi tanduk berbentuk ‘V’ serta tidak ada lagi bagian seperti selang di kedua pipinya’.
Sekarang, tubuh Kabuto jadi terlihat lebih ringan dari sebelumnya dengan armor merah di bagian dada yang menyerupai bagian atas tubuh kumbang badak serta bagian kedua bahunya nampak lebih kecil dari sebelumnya dan berwarna merah dengan sedikit warna putih serta hitam.
Spoiler for Kamen Rider Kabuto (Rider Form:
“Si-sial …,” keluh Igux sembari menahan sakit pada kedua tangannya yang telah berubah ke bentuk semula dan berasap-asap.
“Clock Up,” ucap Kabuto seraya menampar bagian samping kanan sabuknya yang berbentuk kotak.
“CLOCK UP!!” Sabuk Kabuto mengeluarkan suara.
Tubuh Kabuto pun langsung lenyap dari pandangan mata. Satu detik setelahnya, tubuh Igux seperti dihantam oleh ‘sesuatu’ dengan kecepatan di atas normal berkali-kali dari berbagai arah. Setelah itu, tubuhnya terguling-guling ke belakang oleh sebuah hantaman keras yang sangat cepat di perutnya.
Begitu berhenti berguling, Igux berusaha bangkit. “Apa itu???”
“CLOCK OVER!!” Terdengar suara rekaman digital.
Di waktu yang hampir bersamaan, tubuh Kabuto kembali dapat dilihat oleh pandangan mata.
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 25-10-2020 14:45
noprirf memberi reputasi
1
Kutip
Balas
Tutup