Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

autobaikAvatar border
TS
autobaik
Jika Klaim Jokowi Soal Covid-19 Benar, Tdk Mungkin Indonesia Dilarang Masuk Ke Negara


Tidak mungkin penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara-negara berpenduduk besar lainnya.

Begitu ungkapan yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah.

Menurut Dedi, klaim Presiden Joko Widodo yang menyebut bahwa kasus dan jumlah kematian akibat Covid-19 di Indonesia lebih baik sangat membingungkan.

"Klaim 'lebih baik' semacam ini membingungkan," ujar Dedi Kurnia Syah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (4/10).

Karena kata Dedi, jika klaim Presiden Jokowi itu benar, seharusnya Indonesia tidak masuk ke dalam daftar negara yang dilarang di sejumlah negara lainnya.

"Jika benar klaim Presiden terkait kondisi itu, maka negara ini tidak mungkin masuk dalam daftar negara yang dilarang masuk ke sejumlah negara-negara lain," kata Dedi.

Dengan demikian, Dedi meminta Presiden Jokowi untuk membuktikan ucapan tersebut.

"Jadi, Presiden sangat diperlukan untuk membuktikan, bukan hanya sebatas klaim yang itu bisa dilakukan oleh siapa pun, tidak harus menjadi Presiden jika hanya klaim," pungkas Dedi.

Diketahui sebelumnya, dalam video yang diunggah di akun Youtube Sekretariat Presiden pada Sabtu (3/10) malam, Presiden Jokowi menyebut bahwa penanganan Covid-19 di Indonesia tidak buruk, bahkan cukup baik.

"Dalam jumlah kasus dan jumlah kematian Indonesia jauh lebih baik ketimbang negara-negara lain dengan jumlah penduduk yang besar,” tegasnya.

“Sebaiknya kalau membandingkan, ya seperti itu. Kalau Indonesia dibandingkan dengan negara-negara kecil yang penduduknya sedikit, tentu perbandingan seperti itu tidak bisa menggambarkan keadaan yang sebenarnya," demikian Jokowi.

Jika Klaim Jokowi Soal Covid-19 Benar, Tidak Mungkin Indonesia Dilarang Masuk Ke Negara Lain

harusnya diimpeach ini presiden, diadili atas semua ketidakbecusannya kelola negara, diadili atas semua kebohongan2nya, diadili karena telah memecah belah rakyat, mengadu domba rakyatnya sendiri persis seperti penjajah, diadili karena kebijakan2 baiknya telah sengsarakan rakyat, bahkan saat pandemi corona nyawa rakyat buat mainan dan bahan olok2 presiden dan para menterinya
jokopengkor
angelo.ogbonna
tien212700
tien212700 dan 28 lainnya memberi reputasi
17
4.2K
135
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
anakhayalanAvatar border
anakhayalan
#23
Kalau memang ngga lebih baik dan president gagal, apa solusi anda. kalau hanya ngomong dan koar-koar tanpa solusi, ngga usah ngomong, mending diam. lain itu, saat ini semuanya apapun jenis penyakitnya, akan di bilang Covid-19. anda deman, batuk pilek, atau juga sakit yang lain. begitu Tes PCR, maka hasilnya akan reaktif dan akan di bilang suspek, harus menjalani isolasi, apakah mandiri atau juga isolasi yang di adakan oleh pemerintah, atau isolasi yang di lakukan oleh pihak rumah sakit.
tau ngga anda, untuk pasien yang reaktif saat test PCR, tempat isolasi yang di lakukan oleh rumah sakit daerah di DKI Jakarta. tepatnya di salah satu rumah sakit di Jakarta barat. Ruang isolasinya berupa bedeng dengan ukuran 4 x 4, ini di bagi dua ruangan, Jadi ukurannya 2x 2 M2. atap asbes, tanpa kamar mandi, Boro2 AC, kipas angin aja ngga ada ( Kl anda lihat bedeng kuli bangunan, nah itu sama kayak bedeng kuli bangunan ). Gmana pasien ngga tambah strees & imunnya menurun. untuk masalah makan dan lainya, pihak keluarga yang harus nagani sendiri dan itu hanya di beri waktu sebentar.

PEMDA bilang, katanya untuk isolasi ngga boleh di lakukan di Rumah atau mandiri terutama untuk pasien yang tinggal di perkampungan padat penduduk. harus di lakukan oleh pemda, menggunakan pasilitas yg sudah di tentukan oleh Pemda. Misal Hotel yang sepi [engunjung, sebut saja Hotel I**s di jakbar. Katanya di gunakan untuk Karantina pasien covid-19. Lha ini kok rumah sakit Daerah yg lokasinya dekat denga hotel tersebut, malah di karantina di bedeng yang di buat rumah sakit. Untungnya setelah seminggu menjalani Karantina, tu pasien dari hasil swab testnya negatif. Kalau positif, ngga tau dech di karantina dimana.

selain itu, saat ini semuanya di lakukan dengan Protap Covid-19, begitu juga dengan pasien yang meninggal dunia semua dengan Protap covid-19. Malah ada dari keluarga pasien yang di minta untuk tanda tangan, bahwa pasien meninggal karena covid-19 dan keluarga di janjikan dengan imbalan dana. yang keguguran kalau mau bisa keluar dari rumah sakit, juga harus tanda tangan Covid-19.

kemaren ada tetangga yg sakit, dan kondisi nya darurat. bisa di rawat, tapi keluarga harus tanda tangan kalau pasien Covid-19. Keluarga menolak tanda tangan & pasien ngga bisa di rawat. Tau ngga apa yang terjadi. Akhirnya pasien meninggal dunia dalam perjalanan mencari rumah sakit, sementara pasien dari keluarga tidak mampu, di tambah lagi dengan kondisi saat ini. Untuk kelengkapan pemakaman, harus ada surat kematian, dan dari keluarga minta ke puskesmas, apa hasilnya Negatif covid-19. Dan kenyataannya sy yg juga ikut ngurusi almarhum, hingga saat ini hari ke 10. ngga ada masalah apa-apa.

Selanjutnya, masalah penularan Covid-19, coba perhatikan di semua tempat, ngga terkecuali tempat Ibadah, masih banyak yang ngga menerapakan protokol kesehatan.
dalam kehidupan sehari-hari, banyak masyarakat yang tidak menerapakn protokol kesehatan, ngumpul-ngumpul lebih dari 5 orang, tanpa jaga jarak, dan lainya. semuanya seperti biasa.

penegakan peraturan tentang covid-19, hanya seremonial sesaat saja, saat lagi ramai di bicarakan, maka akan ada eksen di lapangan. kalau udah mereda, mereda juga.

Jadi semua sama, semuanya pada bandel dan kepala batu, Jadi jangan hanya nyalahkan pemerintah, yang katanya ngga becus dan ngga bisa melakukan penanganan, memutus rantai penularan virus covid-19. kita masyarakat juga harus introspkesi diri. Seharusnya dengan kondisi saat ini, kita itu harus bersatu, terlepas suka tidak suka denga president saat ini, karena bukan yang kita dukung. Tapi saat ini kita harus bersatu, ngga usah saling menyalahkan, ngga usah paling bener sendiri. Ulama, tokoh agama, politikus, pakar, profesor, ahli, dan lianya. ayo bersatu untuk memutus rantai penularan wabah pademi virus Covid-19. agar semuanya bisa kembali Normal. Saya sendiri dalam setiap PILKADA, PILPRES selalu GOLPUT. Tapi dengan kondisi saat ini, sy ngga bisa hanya teriak, hanya koar-koar. Tapi sy harus melakukan sesuatu, meskipun skalanya hanya kecil ( hanya di lingkungan RT ) tapi sy harus melakukan sesuatu untuk memutus rantai penularan Virus Covid-19. Bukan hanya tenaga, tapi dana juga sy keluarkan. yang penting kita ikut andil dalam perjuangan untuk memutus rantai penularan.

kalau anda kurang yakin, silahkan datang ketempat saya.

oke wasalam salam sehat
hendra

apa mau cara penanganannya kayak di beberapa negara yang begitu keras dalam menerapkan aturan. mau kayak gitu.
cindurmato
cindurmato memberi reputasi
1
Tutup