Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Spriggan13Avatar border
TS
Spriggan13
Dipaksa Pelajari Budaya dan Bahasa Tiongkok, Warga Mongolia Demo Kedatangan China
Sekolah Dipaksa Pelajari Budaya dan Bahasa Tiongkok, Warga Ulaanbaatar Demo Kedatangan Menlu China



TRIBUNPEKANBARU.COM - Pemaksaan mempelajari bahasa dan budaya China di Mongolia mengundang kemarahan warga Kota Ulaanbaatar.

Mereka menggelar aksi demonstrasi di tengah kunungan Menteri Luar Negeri China, Anggota Dewan Negara China, Wang Yi Selasa (16/9/2020).

Demonstran berunjuk rasa di ibu kota Mongolia, Ulaanbaatar pada hari Selasa (16/9/2020) memprotes kunjungan Menteri Luar Negeri China, Anggota Dewan Negara China, Wang Yi, di tengah tuduhan bahwa Beijing menekan bahasa dan budaya asli di wilayah etnis Mongolia di China.

Sekitar 100 pengunjuk rasa yang sebagian besar damai berkumpul di Lapangan Sukhbaatar di depan Istana Pemerintah Mongolia dan meneriakkan "mari lindungi bahasa ibu kita" dan "Wang Yi pergi".

Mengutip Reuters, mereka menanggapi kebijakan yang memaksa sekolah dasar dan menengah di wilayah Mongolia dalam China untuk mematuhi kurikulum nasional dalam bahasa, politik, dan sejarah China.

Tiongkok mengatakan kebijakan itu dirancang untuk mempromosikan persatuan nasional dan bersikeras masih akan ada ruang untuk pengajaran bahasa Mongolia di mata pelajaran dan kelas lain.

Namun, kebijakan tersebut diboikot sejumlah sekolah dan menimbulkan tuduhan dari kelompok hak asasi manusia bahwa Beijing berusaha menghancurkan budaya Mongolia.

Pada hari Senin, Pusat Informasi Hak Asasi Manusia Mongolia Selatan yang berbasis di AS menuduh pihak berwenang China mengubah wilayah tersebut menjadi "negara polisi".

Dikatakan 4.000-5.000 orang telah ditahan polisi selama tiga minggu protes, sementara setidaknya sembilan orang tewas.

Pemerintah Mongolia belum mengomentari masalah ini. "Pemimpin kami perlu angkat bicara," kata seorang pengunjuk rasa, dukun bernama Khaliun Sukhbaatar, kepada Reuters.

"Jika pemerintah kita bungkam atas nama hubungan internasional dan stabilitas ekonomi, satu per satu orang Mongolia akan ditekan dan Mongolia akan lenyap."

Ekonomi Mongolia sangat bergantung pada China, dan Beijing diharapkan memberi negara itu hibah 700 juta yuan (US$ 103,15 juta) selama kunjungan dua hari Wang

Dalam wawancara dengan Daily National Newspaper yang berbasis di Ulaanbaatar pada hari Senin, duta besar China untuk Mongolia Chai Wenrui mengatakan "rumor palsu" tentang kebijakan tersebut memicu konflik.

Dia juga mengatakan permintaan China untuk batu bara Mongolia - penghasil ekspor terbesarnya - menyusut.

Meskipun pengiriman terus berlanjut, mereka menumpuk karena tidak ada pasar untuk mereka.

"Terus terang, kami bekerja untuk kepentingan Anda," katanya seperti dikutip.

(*)

https://pekanbaru.tribunnews.com/202...china?page=all
areszzjay
kampret.strez
tepsuzot
tepsuzot dan 3 lainnya memberi reputasi
2
776
32
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
anusbaubadanAvatar border
anusbaubadan
#5
negara pengemis belagu, sehari-hari makan ngandelin hibah dari china, disekolahin diajarin bahasa malah gak mau, memang mental pengemis dimana-mana susah maju.
0
Tutup