Hamil diluar nikah salah siapa?


Zaman dulu berdekatan dengan lawan jenis adalah suatu pantangan keras dari orang tua, bahkan mereka mengatakan jika perempuan dan laki-laki berpegangan tangan, maka akan menyebabkan kehamilan. Ternyata, nasihat itu bukan hanya untuk menakuti anak yang sedang terkena virus merah jambu supaya tidak kebablasan.

Nasihat kuno yang sering diucapkan itu bermakna luas. Sayangnya, kini hal tersebut sudah tidak berlaku untuk kids zaman now. Mereka lebih mengagungkan pacaran sejak dini, tidak sedikit bocah bau kencur membagikan postingan mesra bersama kekasihnya di sosial media.

Lantas masih wajarkah hal tersebut dianggap wajar? Bisa, jika tidak dalam konteks yang berlebihan. Akan tetapi jika pergaulan bebas dan pacaran menyebabkan anak kebablasan lalu hamil diluar nikah, siapa yang patut disalahkan? Seperti dikutip dari Kompas.com, beberapa waktu lalu kejadian ini sungguh mengguncang publik dengan berita tertangkapnya para remaja yang hendak melakukan pesta sex dalam sebuah hotel di Jambi.




Lalu, bagaimana supaya hal tersebut bisa dicegah? Sangat miris bukan dengan fenomena menyedihkan ini, bayangkan saja. Dulu anak seusia itu masih bermain lempar batu, mengejar layangan, paling parah bertingkah yaitu tawuran antar kampung atau sesama pelajar. akan tetapi sekarang, anak seusia itu sudah tau akan sex.

Di sini perlunya peranan penting orang tua untuk memantau aktifitas anak khususnya untuk mereka yang menginjak masa remaja agar tidak keluar batas. Bukan berarti mengekang segala yang ia lakukan, karena seiring dengan tumbuh kembang buah hati. Orang tua harus semakin bijak menghadapi anak. Jangan sampai karena salah mengarahkan, justru anak semakin menjauh dari orang tua dan merasa terkekang dengan apa yang disampaikan.


Sex education masih menjadi hal tabu di masyarakat kita. Padahal hal ini sangat penting untuk diberitahukan pada anak sejak dini dengan cara yang tepat, agar anak mengingatnya setiap saat. Tanpa memancing anak ingin tahu lebih jauh tentang daerah terlarang dalam tubuhnya. Bisa dijelaskan lewat sebuah lagu, ilustrasi sederhana dengan sebuah barang, dan mengingatkan anak betapa pentingnya menjaga aset tersebut.





Jadilah sahabat dan teman saat anak bercerita tentang segala hal. Jangan mudah men-judge sekiranya itu tidak sejalan dengan hati, dengarkan kemudian ingatkan perlahan jika memang itu suatu kesalahan. Perlunya pendekatan dengan anak ini supaya anak mau terbuka pada orang tua dari pada orang lain. Tidak sedihkah kalian, jika anak lebih senang berbagi dengan orang lain ketimbang dengan orang tuanya sendiri? Anak remaja itu seperti ranting yang sedang tumbuh, jika di tarik maka akan patah dan jika dibentuk memang harus serta merta hati-hati saat merawatnya.


Pergaulan zaman sekarang merupakan tugas berat bagi para orang tua untuk menjaga anaknya dari pergaulan dan sex bebas yang sedang Trendy. Tapi bukan berarti mereka tidak bisa mengarahkan anak-anaknya menjadi lebih baik. Pendekatan dan kasih sayang itu utama dalam sebuah keluarga.

Sesibuk apapun Ayah & Bunda, ingatlah ada hati yang merindukan belai kasihmu, berbincang lama seperti saat kecil dulu. Jangan sampai karena kesibukan & masalah pribadi orang tua, anak yang menjadi korban dari keegoisan tindakan tersebut.



Sumber foto & referensi
Sumber header Bantennet
Sumber foto 1: Kumparan
Sumber foto 2: Kompasiana
Sumber foto 3 Klik Disini

Referensi kompas.com
Narasi Opini Pribadi