Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

erina79purbaAvatar border
TS
erina79purba
Hal yang Paling Menyakitkan Hampir Merenggut Nyawa


Hal yang Paling Menyakitkan Perempuan Mempertaruhkan Nyawanya


Menikah
Mempunyai buah hati
Operasi Caesar
Kuret


Selamat sore agan dan sista, semoga selalu sehat dan bahagia

Selamat datang kembali di tulisan saya. Kali ini topik mengenai perempuan perkasa. Menjadi perempuan adalah hal yang paling saya syukuri. Tapi ada juga yang paling saya takut dan trauma bahkan kalau bisa jangan terulang lagi.

Menikah adalah hal yang kita inginkan jika saat kita jomblo. Tapi setelah menikah pasti setiap pasangan menginginkan buah hati. Ketika itu selang satu bulan saya baru mendapatkan anugerah dari Sang Pencipta Bumi. Hal yang paling kami nanti karena umur saya saat itu sudah mencapai 30 tahun. Sembilan bulan kemudian dengan segala kehati-hatian menuruti saran bidan akhirnya sang buah hati mau dilahirkan ke dunia. Tapi perjuangan saya selama hamil tidak membutuhkan hasil. Saya rajin olahraga jalan, mengepel jongkok, bahkan minum minyak kelapa murni. Sang buah hati tidak bisa lahir normal terpaksa lewat jendela atau lahir caesar.

Tak terbayangkan sebelumnya, padahal posisi anak saya bagus sudah di pintu rahim. Ternyata hanya mules saja yang saya rasakan dari setengah satu siang hingga Maghrib mulas terus. Bidan ketakutan anaknya keracunan ketuban jalan satu-satunya yah dilahirkan caesar. Perasaan saat itu campur aduk, ketakutan melanda saya. Hingga terucap kata:

Quote:


Selama satu jam kemudian buah hati lahir sempurna tapi setelah keluar para dokter masih membersihkan ari-arinya, lebih lama dari pembelekan/ pembedahan melahirkan sang buah hati. Sempat juga merasakan mau tidur, tapi perawat melarang. Akhirnya operasi selesai baru saya tidak sadar.

Itu cerita anak pertama saya



Yang kedua tetap melahirkan caesar karena jarak terlalu dekat dengan si sulung. Yang kedua saya tegang , hingga perawat mengingatkan. Sama saja linu, sesudah operasi. Cuma sudah pengalaman, jika sudah sadar pelan-pelan kaki digerakkan. Sampai berusaha duduk tanpa bantuan orang lain. Keesokan harinya harus bisa jalan pelan-pelan.


Anak yang ketiga paling menyakitkan.
Setelah anak kedua berumur 6 tahun saya hamil lagi. Tapi sayang tidak berumur panjang. Janin saya bertahan hanya 9 minggu akhirnya saya pendarahan. Gara-gara pikiran dan kecapaian. Yang paling menyeramkan saat kuret. Sebelum menuju ruang operasi saya diberikan obat perangsang. Nah karena ruang operasi penuh pasien saya akhirnya urutan terakhir. Selama menunggu giliran saya operasi , saya seperti lahiran normal. Selang beberapa menit mules kemudian mengucur darah. Mula-mula kecil sehingga yang terakhir kalinya mungkin kedelapan kalinya darah segenggam tangan orang dewasa perasaan saya keluar. Akhirnya saya lemas tak berdaya perasaan maut sudah menjemput. Tapi saya masih ingat kedua buah hati yang masih memerlukan kehadiran sang ibu. Saya berusaha memanggil dokter kebetulan mereka sedang mengobrol menunggu giliran jaga.



Quote:


Dan urgent saya didahulukan operasi kuret, kiri kanan sudah siap infus. Ibu jangan tidur ya. Mereka sudah kesusahan mencari urat nadi yang bisa dimasukkan infus. Kemudian saya dibius total. Setelah sadar ada rasa sakit di vagina, susah kencing. Darah masih mengucur. Setelah keesokan harinya setelah diizinkan bidan sudah bisa sendiri ke kamar mandi. Paling kesalnya tidak boleh ada yang menunggu, sang suami menunggu di luar kamar inap.



Itulah pengalaman saya yang paling menyakitkan selama hidup. Tapi melihat anak-anak bertumbuh besar, sehat dan bijak, sakit yang saya rasakan ketika melahirkan sudah lupa.


Sumber gambar
1.
link
2. link
3. link

Belajar Bersama Bisa
Diubah oleh erina79purba 20-07-2020 10:14
cracker001
ummuza
tien212700
tien212700 dan 47 lainnya memberi reputasi
44
4.9K
116
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
chunlaeleeAvatar border
chunlaelee
#61
Sudah 2 kali melahirkan, semuanya normal. Yang sudah pernah melahirkan normal pasti tahu bagaimana rasanya. Benar2 nyawa taruhannya. Apalagi pengalaman ane melahirkan yang ke dua ini benar-benar luar biasa. Ketuban pecah dini jam 2 siang, langsung ke RS, diobservasi, diinfus, dikasi suntikan macem-macem, merasakan kontraksi yg semakin lama semakin menjadi sampai jam 12 malem bayi baru lahir, lega rasanya, namun masih ada kendala lagi, plasentanya ga mau keluar, udah ditarik ditekan2 segala macem namun tidak berhasil, perut sudah ga karu-karuan rasanya. Kata dokter suruh nunggu 30 menit, sambil nunggu,dijahit dulu jalan lahirnya, ane tanya loh kok dijahit dulu? katanya nanti bisa keluar sendiri plasentanya. Yaudah ane pasrah. Dan jahitnya itu lumayan banyak dan tanpa bius gan. Udah ditunggu 30 menit lebih tapi plasenta belum keluar juga. Kemudian sama dokter dikasih suntikan lagi semacam perangsang atau apa kurang tau, rasanya perut mules-mules seperti merasakan kontraksi lagi, 6 jam ditunggu namun belum juga ada tanda-tanda mau keluar. Perut ditekan-tekan lagi sampai nyeri banget rasanya. Tp plasentanya emang lengket banget kayanya. Akhirnya dengan terpaksa plasenta diambil manual gan, tangan dimasukin ke rahim lewat jalan lahir, brodol lagi dah tuh jahitannya, rasanya wow banget, diambil dah plasentanya pakai tangan beberapa kali keluar masuk. Entah sekenceng apa jeritan ane saat itu sudah ga bisa ngebayangin lagi. Finally jam 6.30 plasenta keluar. Lega.. eits tp belum selesai ya prosesnya. Tadi jahitannya kan brodol, jadi perlu dijahit ulang. Sepertinya jahitannya jadi tambah banyak.. Dan tanpa bius lagi. Digarap seperti itu ane serasa punya nyawa 7 gan. Laki-laki ga akan pernah ngerti bagaimana rasanya. Ga heran kalau masih banyak laki-laki yang tega nyakitin perempuan.
bamsbp
Flashdiskcom
erina79purba
erina79purba dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup