Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam kondisi normal banyak kebijakan baru yang dikeluarkan untuk mengamankan stabilitas sistem keuangan. Salah satunya dari sisi pembiayaan APBN.

Dalam kondisi genting seperti ini, Bank Indonesia (BI) diberikan wewenang lebih untuk menyerap Surat Berharga Negara (SBN) yang dikeluarkan pemerintah di pasar primer langsung.

Dengan begitu, pemerintah pun harus membayar bunga kembali kepada Bank Sentral. Padahal, pada dasarnya Bank Sentral itu bukan berbisnis atau cari untung.

"Di semua negara, dipikirkan cara lain dan situasinya belum pernah ditemui [dalam hal pembiayaan]. Bank sentral di negara lain itu beli surat utang ke korporasi," kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Kamis (18/6/2020).

"Di masa normal biasanya cara ini nggak dilakukan. Nggak normal ini, dan bank sentral juga sekarang beli langsung dari pemerintah dan pemerintah bayar bunganya ke bank sentral. Padahal yang namanya bank sentral itu bisnisnya bukan nyari untung beda dengan investor umum."

"Bank sentral itu tugasnya stabilisasi inflasi dan nilai rupiah," tutur Suahasil.

Ia menyampaikan hal ini saat diskusi ringan dengan Staf Khusus Menkeu Masyita Cyristallin.

Namun, Suahasil menegaskan pemerintah dengan BI melakukan perundingan. Di mana, menurut Suahasil, BI sudah seharusnya ikut membantu mengurangi beban dengan sharing bunga yang tak sama dengan pasar.

"Karena itu beban bunganya tinggi. Padahal bank sentral itu ikut mengatur perekonomian juga. Bank sentral itu bisa nggak bantu mengurangi beban, ini yang disebut burden sharing," tegas Suahasil.

sumur

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...an-cari-untung