Kaskus

News

MUF0REVERAvatar border
TS
MUF0REVER
TUDINGAN US Sebut China Bohong Soal Corona Terbukti Di Foto Satelit, WHO Kecolongan!
TUDINGAN Amerika Sebut China Banyak Bohong Soal Corona Terbukti, Lihat Foto Satelit, WHO Kecolongan!

Rabu, 10 Juni 2020 08:34

   TUDINGAN US Sebut China Bohong Soal Corona Terbukti Di Foto Satelit, WHO Kecolongan!

Foto citra satelit mengindikasikan virus corona sudah merebak di Kota Wuhan China sejak September 2019, tapi baru dilaporkan ke WHO akhir Desember 2019

TRIBUNSTYLE.COM -  Tudingan Amerika Serikat yang menyebut China selama ini menyembunyikan hal-hal seputar pandemi virus corona, termasuk awal kemunculan Covid-19 mendekati kebenaran.

Foto citra satelit menunjukkan kota Wuhan disinyalir sudah merebak virus corona sejak sekitar September 2019 lalu. 

Ya, data citra satelit ini menunjukkan kemungkinan virus corona muncul sejak bulan September 2019.

Sementara China baru melaporkan kasus corona pada organisasi kesehatan dunia, WHO, pada akhir Desember 2019.

Andai saja dilaporkan ke WHO sejak awal mula kemunculannya, pandemi takkan merongrong seluruh dunia seperti sekarang. 

Begitulah. Penyebaran virus corona hingga saat ini masih menjadi perdebatan sengit dan belum menemukan hasil atas asal usul penularan pertama kalinya.

Foto citra satelit mengindikasikan virus corona sudah merebak di Kota Wuhan China sejak September 2019, tapi baru dilaporkan ke WHO akhir Desember 2019 (AFP/ Hector Retamal / Planet Labs)



Pemberitaan sebelumnya, Wuhan, China, menjadi kota pertama yang ditemukannya virus ini.

Di daerah tersebut, Covid-19 telah  menginfeksi 7 juta orang dan telah merenggut nyawa orang lebih dari 400 ribu orang di dunia.

Pemerintah China telah menginformasikan wabah ini kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019.


Negeri Paman Sam, Amerika Serikat menuding China menutup-nutupi ketika virus corona ini merebak pertama kali di Wuhan.

Mereka mempercayai virus ini sudah menyebar jauh sebelum Desember, meski dibantah oleh China.

Tak jauh beda dengan Amerika Serikat, penelitian dilakukan di Harvard Medical School menunjukkan adanya kemungkinan, virus corona pertama kali di Wuhan sejak September 2019.

Hal tersebut diperoleh melalui data satelit dengan mengamati lonjakan lalu lintas di sekitar lima rumah sakit besar di Wuhan.

Melansir ABC7, pemimpin penelitian sekaligus Profesor Harvard Medical, Dr. John Brownstein, timnya telah menganalisa peningkatan tersebut dari satelit komersial.



“Tim peneliti menganalisa citra satelit komersial dan menemukan peningkatan signifikan dari lalu lintas di luar lima RS besar di Wuhan mulai akhir musim semi (September) dan awal musim gugur (Oktober) pada 2019,” kata Brownstein, Selasa (9/6/2020).




Namun pihak ABC7 tak menampilkan foto-foto hasil tangkapan satelit tersebut.

Profesor tersebut juga mengatakan bahwa lonjakan lalu lintas di sekitar RS ini sejalan dengan meningkatnya pencarian melalui internet.

Kendati demikian, ia mengakui bahwa hal tersebut tidak bisa dibuktikan.

Penelitian yang dilakukannya ini juga menjadi data penting terbaru terkait misteri asal usul corona.

“Sesuatu terjadi pada Oktober.

"Terlihat jelas ada gangguan sosial yang terjadi sebelum akhirnya diidentifikasi sebagai permulaan dari pandemi virus corona,” kata Brownstein.

Penelitian dilakukan selama lebih dari satu bulan oleh Brownstein dan tim, termasuk peneliti dari Boston University dan Boston Children's Hospital.

Para penderita virus corona di RS Fangcai di kota Wuhan, Hubei. (AFP/STR)

Mereka mengamati berbagai tanda jejak kapan pemerintah mulai memberlakukan protokol kesehatan yang begitu ketat terhadap warga di Provinsi Hubei.

Logika peneliti bermula dari penyakit pernapasan yang dialami.

Ini berdampak terhadap perilaku di komunitas yang menjadi tempat penyebarannya.

Dengan demikian, gambar yang menunjukkan pola perilaku tersebut bisa menjelaskan peristiwa yang sedang terjadi.


Walaupun, orang-orang yang sakit tak sadar dengan masalah yang lebih besar yang mungkin mengintai mereka.

“Apa yang kami lakukan adalah melihat aktivitas, seberapa sibuk RS.

"Kami menganalisanya dengan menghitung jumlah mobil di RS, karena parkiran akan penuh seiring dengan sibuknya RS,” ucap Brownstein.



Brownstein kemudian memberikan suatu pemikiran dari aktivitas di parkiran tersebut.

“Semakin banyak mobil terparkir di RS, maka semakin sibuk, seperti sesuatu sedang terjadi di komunitas tersebut, infeksi meningkat dan orang-orang harus memeriksakannya ke dokter.

"Jadi, tingkat kesibukan RS bisa dilihat melalui mobilnya, dan kami melihat hal ini dari berbagai institusi,” lanjutnya.

Hamir 350 foto yang didapat tim peneliti dari satelit dengan meninjau lalu lintas dan parikiran di luar rumah sakit besar di Wuhan dalam dua tahun terakhir.

Foto-foto tersebut diambil setiap pekan selama musim gugur 2019.

Pada 10 Oktober 2018, peneliti mencatat ada 171 mobil yang terparkir di Rumash Sakit Tianyou, Wuhan.

Pada tahun berikutnya terjadi lonjakan.

Tercatat ada 285 mobil yang terparkir atau bertambah 67 persen.

Di rumah sakit lain, adanya peningkatan 90 persen dengan komparasi data pada tahun 2018 dengan 2019.


Kemudian, tercatat adanya peningkatan jumlah mobil yang ditemukan pada pertengahan 2018 di Wuhan Tongji Medical.

Pernyataan dari Presiden RS Metrics, Tom Diamond bahwa pada 31 Desemeber 2019, Wuhan mengalami masalah kesehatan beberapa bulan sebelum pemerintah China mengumumkan kepada publik perihal suatu penyakit menular yang disebut sebagai pneumonia di Wuhan Municipal Health Commission.

“Di semua RS besar di Wuhan, kami melihat adanya lonjakan lalu lintas dalam dua tahun selama September hingga Desember 2019,” ucap Diamond yang menjadi salah satu tim peneliti.

Meski demikian, hasil dari penelitian yang telah dilakukan ini dianggap kurang meyakinkan.

Data yang disajikan cenderung sugestif menurut David Perlin, Kepala Medis di Center for Discovery and Innovation, New Jersey.

“Saya pikir beberapa metode yang dipakai dapat dipertanyakan dan interpretasi mereka agak sedikit berlebihan.

"Masalahnya adalah kita hanya memiliki sebagian data.

"Saya selalu khawatir ketika orang mulai mengambil kesimpulan hanya melalui sebagian data, kesalahan data (seperti pencarian internet). Itu semua sugestif,” pungkas Perlin. (TribunStyle.com/Nafis)

https://style.tribunnews.com/amp/202...who-kecolongan



TUDINGAN US Sebut China Bohong Soal Corona Terbukti Di Foto Satelit, WHO Kecolongan!

Bahkan pres waktu itu malah sempet kasih diskon pesawat juga kan sama kasih duit ke influencer, padahal waktu itu udah nyebar kemana-mana ya malah jadi tembah nyebar lah

Intinya emang sengaja mau disebar keliatannya dan WHO juga malah tutup mata

This mission-driven WHO would not have brazenly tweeted, as late as January 14, that “preliminary investigations conducted by the Chinese authorities have found no clear evidence of human-to-human transmission of the novel #coronavirus (2019-nCoV) identified in #Wuhan, #China.” That claim was false, and known by the authorities in Wuhan to be false.. Taiwan had already told the WHO of the truth too. On top of that, the day before that tweet was sent, there had been a case in Thailand: a woman from Wuhan who had traveled to Thailand, but who had never been to the seafood market associated with the outbreak—which strongly suggested that the virus was already spreading within Wuhan.

Penyebarnya jelas ya jadi adalah Cina, awal penyebar virus dari salah satu kota yaitu Wuhan dan WHO entah kenapa malah menutupinya emoticon-Cool


TUDINGAN US Sebut China Bohong Soal Corona Terbukti Di Foto Satelit, WHO Kecolongan!
Diubah oleh MUF0REVER 10-06-2020 20:12
aldonistic
rizaradri
jokopengkor
jokopengkor dan 25 lainnya memberi reputasi
20
9K
118
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
brewclawAvatar border
brewclaw
#17
Bikin susah seluruh dunia, bahkan org desa pun kena dampaknya emoticon-Mad (S)

Communist asshole emoticon-Tai
rodmanbulls91
aldonistic
gpfan
gpfan dan 8 lainnya memberi reputasi
5
Tutup