- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.
Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 21-07-2020 21:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
32.6K
Kutip
452
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#124
Spoiler for Part 43:
Part 43
Duuukk.....
"Naaat, bangun nat, HP lu bunyi tuh dari tadi"
Tendangan kaki devan di punggungku membuat aku terbangun dari tidurku kali ini.
Aku: "apaan sih anjing!!!!"
Devan: "weeyy bego, HP lu bunyi terus dari tadi, lu nya gak bangun-bangun, udah kayak monyet mati, ribut tolol"
Setelah mendengarkan retetan makian yang keluar dari mulut devan, aku mencoba untuk mengumpulkan nyawaku terlebih dahulu.
Aku: "mmmmmmm, jam berapa ini van"
Devan: "udah jam 9 malem nat"
Aku langsung terkesiap setelah mendengar jawaban dari devan.
Aku: "Anjingg lah, lu kenapa gak bangunin gue van?"
Devan: "yeee, gobloook!!!!, lu aja gak ada bilang ke gue tadi sebelum tidur"
Aku: "arrrrggghh, tai lah"
Tanpa berniat untuk melihat siapa yang menelponku malam ini, aku memutuskan untuk langsung membereskan barang-barangku, lalu berjalan keluar dari ruang asisten menuju parkiran.
"Woooyy nat, kemana luu?"
Saat akan berjalan keluar dari lab, aku sempat berpapasan dengan mario.
Aku: "balik mar"
Mario: "kesini lagi gak lu?"
Aku: "gak tau dah, kayaknya enggak"
Mario: "yaudah lah, hati-hati lu"
Aku: "oke mar"
Setelah perbincangan singkatku dengan mario, aku kembali berjalan untuk menghampiri motorku.
Huuuhhh......
Akibat aku dan teman-temanku begadang kemaren malam, dan juga besok paginya aku harus berkegiatan satu hari penuh sampai jam 4 sore, malam ini aku tertidur dengan sangat pulas di ruang asisten.
Bahkan suara dering handphone yang jelas-jelas berada di samping telingaku, tidak sanggup untuk membangunkanku malam ini.
Untung saja tadi devan membangunkanku, jika tidak aku bisa tertidur sampai besok pagi.
Sesuai janjiku kepada beby kemaren, harusnya malam ini aku berkunjung ke rumahnya, dan tadi siang aku memberi kabar kepada beby akan berkunjung kesana jam 7 malam.
Setelah aku pulang dari acara menonton konser bersama shani kemaren malam, aku memutuskan kembali ke kampus untuk nongkrong bersama dengan devan dan juga mario, yaaa... karena memang biasanya jika sudah begadang sampai pagi aku memutuskan untuk tidak tidur sama sekali, karena hari ini memang banyak kegiatan yang harus aku lakukan.
sehingga aku bisa tertidur sampai jam 9 malam seperti tadi.
Sebelum mengunjungi beby, aku memutuskan pulang ke kos terlebih dahulu untuk mandi dan mengganti bajuku yang sudah ku pakai dari kemarin malam.
.
.
.
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan sekarang aku sudah berdiri di depan pagar rumah beby sambil mencoba untuk menghubunginya lewat telpon.
Tapi, sudah 10 menit aku mencoba menghubungi beby, dan selama itu juga beby tidak mengangkat telponku.
Cekleeekkk....
Tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka dari dalam rumah beby.
Ternyata orang yang membuka pintu tersebut adalah viny, viny berjalan menghampiriku untuk membuka pagar rumah yang sekarang sepertinya sudah terkunci.
Setelah viny membukakan pagar untukku, dia langsung masuk kedalam tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.
Setelah memasukkan motorku ke halaman rumah beby, akupun memutuskan untuk mengikuti viny yang berjalan masuk kedalam rumah.
Tanpa perintah dari viny, aku memilih untuk langsung duduk di sofa ruang tamu seperti biasa, sedangkan viny memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi terlebih dahulu sebelum kembali menghampiriku.
Viny: "baru bangun lagi nat?"
Aku: "mbak bebynya udah tidur?"
Viny: "iyalah, bete banget dia sama kamu, jam 9 udah tidur dia"
Aku: "maaf mbak, tadi malem aku begadang lagi di lab, sama temen-temen"
Viny: "ooohhh, sama temen"
Viny mengucapkan kalimat terakhirnya sembari mengerlingkan matanya malas, seperti menunjukkan rasa tidak percayanya dengan jawabanku sebelumnya.
Aku: "iya mbak, sama devan, sama mario juga"
Viny: "sebelum nongkrong sama mereka, kamu kemana nat?"
Pertanyaan viny kali ini membuatku menjadi agak sedikit gugup.
Aku: "ada acara mbak, sama temenku"
Viny: "cantik banget ya temen kamu"
Deeeggg.......
Jawaban dari viny sukses membuat detak jantungku berhenti untuk sesaat.
Aku: "mmm, mbak nonton konser itu juga kemaren?"
Viny: "emang penting ya buat kamu aku nonton konser juga apa enggak?"
Jawaban yang diberikan oleh viny membuatku mengira-ngira bahwa viny hadir juga di konser yang aku hadiri bersama shani kemaren malam.
Mengingat pada saat di tengah keramaian konser kemaren malam, aku sempat merasa seperti diperhatikan oleh seseorang.
"Eeeenggggg..., mau mastiin aja sih mbak"
Viny menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Padahal kemaren aku mau ngajak kamu sama beby buat kesana, tapi beby gak mau kemaren"
Kalimat terakhir yang keluar dari mulut viny membuatku menjadi agak sedikit bingung.
"M m maksudnya gimana mbak?"
Viny pun mulai menceritakan percakapannya dan beby beberapa hari yang lalu
"M m maaf mbak, aku gak tau, kemaren siang aku emang udah janji sama cewek yang mbak liat pas konser itu"
"Beby baru nge chat aku waktu aku udah ngiyain ajakan temen aku yang itu"
Aku menjadi sangat merasa bersalah setelah mendengar cerita dari viny.
Sementara viny hanya diam, dia tidak menanggapi perkataanku, dia hanya menatpku dengan wajah malasnya.
"Dia siapa nat?"
Sebenarnya aku sudah tau bahwa pasti viny akan bertanya tentang siapa itu shani.
Aku: "Temen aku mbak"
Viny: "temen, tapi kemaren mesra banget"
Aku hanya diam ketika mendengar kalimat terakhir dari viny.
"Kamu gak mikirin perasaan beby nat?"
"Gimana kalau dia tau kalo kamu kemaren gak dateng kesini gara-gara jalan sama cewek lain"
"Iya, aku tau kok kalo kamu sama beby gak ada status apa-apa"
"Tapi gak gini juga caranya naat!!!"
Viny mulai sedikit meninggikan nada bicaranya.
"Apa maksud kamu selama ini ngasih perlakuan spesial ke beby?"
"Ayo nat!!, jawab??"
"Dia udah bela-belain gak ikut nonton konser kemaren, padahal kamu udah tau dia seneng banget nonton konser, apalagi kemaren konser sheila on 7, biasanya dia gak pernah mau ketinggalan nat kalo udah sheila on 7 yang konser"
"Dia juga udah bela-belain begadang nyelesain revisian supaya besoknya bisa bikinin kue bolu buat kamu"
"Kamunya malah enak-enakan nonton konser sama cewek lain"
Mulutku benar-benar dibungkam oleh pernyataan-pernyataan viny.
"Atau jangan-jangan..... cewek itu yang bikin kamu gak mau nyatain perasaan kamu ke beby selama ini"
"Picik banget kamu nat!!!"
Tapi tidak dengan pernyataan yang kali ini baru saja keluar dari mulut viny.
Jujur pernyataan terakhir yang keluar dari mulut viny membuatku sedikit emosi.
Entah kenapa hati dan pikiranku tidak terima dengan tuduhan yang disampaikan oleh viny kepadaku.
"iya mbak, aku emang salah!!!, aku gak tau beby udah ngelakuin itu semua buat aku"
"Tai asal mbak tau!!!, aku gak pernah berpikiran sejahat itu"
"Aku baru kenal shani beberapa har yang lalu"
"Kalau masalah nyatain perasaan, aku udah musingin itu jauh-jauh hari"
"Bahkan sebelum aku kenal shani"
"Jadi mbak gakusah sok tauu!!!"
Huuuhhhh....
Kenapa viny bisa berpikiran sejelek itu tentang aku, sama sekali tidak pernah mucul dipikiranku tentang apa yang tadi dituduhkan oleh viny kepadaku.
Keraguan yang aku miliki sudah muncul sejak jauh-jauh hari, bahkan sebelum aku mengenal shani.
Yaaa.... meskipun aku tidak bisa membantah fakta bahwa akhir-akhir ini shani memenuhi pikiranku, tapiiiii........
Aaarrrgghh......
Karena takut emosi ku semakin terpancing dan berbuat sesuatu yang tidak-tidak, aku memilih untuk langsung berlalu begitu saja dari hadapan viny.
Aku langsung membuka pagar rumah beby dan viny, setelah itu, tanpa menunggu lama aku langsung menuntun motorku keluar pagar dan langsung melajukan motorku untuk pulang ke kos.
Duuukk.....
"Naaat, bangun nat, HP lu bunyi tuh dari tadi"
Tendangan kaki devan di punggungku membuat aku terbangun dari tidurku kali ini.
Aku: "apaan sih anjing!!!!"
Devan: "weeyy bego, HP lu bunyi terus dari tadi, lu nya gak bangun-bangun, udah kayak monyet mati, ribut tolol"
Setelah mendengarkan retetan makian yang keluar dari mulut devan, aku mencoba untuk mengumpulkan nyawaku terlebih dahulu.
Aku: "mmmmmmm, jam berapa ini van"
Devan: "udah jam 9 malem nat"
Aku langsung terkesiap setelah mendengar jawaban dari devan.
Aku: "Anjingg lah, lu kenapa gak bangunin gue van?"
Devan: "yeee, gobloook!!!!, lu aja gak ada bilang ke gue tadi sebelum tidur"
Aku: "arrrrggghh, tai lah"
Tanpa berniat untuk melihat siapa yang menelponku malam ini, aku memutuskan untuk langsung membereskan barang-barangku, lalu berjalan keluar dari ruang asisten menuju parkiran.
"Woooyy nat, kemana luu?"
Saat akan berjalan keluar dari lab, aku sempat berpapasan dengan mario.
Aku: "balik mar"
Mario: "kesini lagi gak lu?"
Aku: "gak tau dah, kayaknya enggak"
Mario: "yaudah lah, hati-hati lu"
Aku: "oke mar"
Setelah perbincangan singkatku dengan mario, aku kembali berjalan untuk menghampiri motorku.
Huuuhhh......
Akibat aku dan teman-temanku begadang kemaren malam, dan juga besok paginya aku harus berkegiatan satu hari penuh sampai jam 4 sore, malam ini aku tertidur dengan sangat pulas di ruang asisten.
Bahkan suara dering handphone yang jelas-jelas berada di samping telingaku, tidak sanggup untuk membangunkanku malam ini.
Untung saja tadi devan membangunkanku, jika tidak aku bisa tertidur sampai besok pagi.
Sesuai janjiku kepada beby kemaren, harusnya malam ini aku berkunjung ke rumahnya, dan tadi siang aku memberi kabar kepada beby akan berkunjung kesana jam 7 malam.
Setelah aku pulang dari acara menonton konser bersama shani kemaren malam, aku memutuskan kembali ke kampus untuk nongkrong bersama dengan devan dan juga mario, yaaa... karena memang biasanya jika sudah begadang sampai pagi aku memutuskan untuk tidak tidur sama sekali, karena hari ini memang banyak kegiatan yang harus aku lakukan.
sehingga aku bisa tertidur sampai jam 9 malam seperti tadi.
Sebelum mengunjungi beby, aku memutuskan pulang ke kos terlebih dahulu untuk mandi dan mengganti bajuku yang sudah ku pakai dari kemarin malam.
.
.
.
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan sekarang aku sudah berdiri di depan pagar rumah beby sambil mencoba untuk menghubunginya lewat telpon.
Tapi, sudah 10 menit aku mencoba menghubungi beby, dan selama itu juga beby tidak mengangkat telponku.
Cekleeekkk....
Tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka dari dalam rumah beby.
Ternyata orang yang membuka pintu tersebut adalah viny, viny berjalan menghampiriku untuk membuka pagar rumah yang sekarang sepertinya sudah terkunci.
Setelah viny membukakan pagar untukku, dia langsung masuk kedalam tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.
Setelah memasukkan motorku ke halaman rumah beby, akupun memutuskan untuk mengikuti viny yang berjalan masuk kedalam rumah.
Tanpa perintah dari viny, aku memilih untuk langsung duduk di sofa ruang tamu seperti biasa, sedangkan viny memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi terlebih dahulu sebelum kembali menghampiriku.
Viny: "baru bangun lagi nat?"
Aku: "mbak bebynya udah tidur?"
Viny: "iyalah, bete banget dia sama kamu, jam 9 udah tidur dia"
Aku: "maaf mbak, tadi malem aku begadang lagi di lab, sama temen-temen"
Viny: "ooohhh, sama temen"
Viny mengucapkan kalimat terakhirnya sembari mengerlingkan matanya malas, seperti menunjukkan rasa tidak percayanya dengan jawabanku sebelumnya.
Aku: "iya mbak, sama devan, sama mario juga"
Viny: "sebelum nongkrong sama mereka, kamu kemana nat?"
Pertanyaan viny kali ini membuatku menjadi agak sedikit gugup.
Aku: "ada acara mbak, sama temenku"
Viny: "cantik banget ya temen kamu"
Deeeggg.......
Jawaban dari viny sukses membuat detak jantungku berhenti untuk sesaat.
Aku: "mmm, mbak nonton konser itu juga kemaren?"
Viny: "emang penting ya buat kamu aku nonton konser juga apa enggak?"
Jawaban yang diberikan oleh viny membuatku mengira-ngira bahwa viny hadir juga di konser yang aku hadiri bersama shani kemaren malam.
Mengingat pada saat di tengah keramaian konser kemaren malam, aku sempat merasa seperti diperhatikan oleh seseorang.
"Eeeenggggg..., mau mastiin aja sih mbak"
Viny menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Padahal kemaren aku mau ngajak kamu sama beby buat kesana, tapi beby gak mau kemaren"
Kalimat terakhir yang keluar dari mulut viny membuatku menjadi agak sedikit bingung.
"M m maksudnya gimana mbak?"
Viny pun mulai menceritakan percakapannya dan beby beberapa hari yang lalu
Spoiler for Flashback Viny POV:
"Bebyyyyyy!!!, ada sheila on 7 nih besok lusa, nonton yuk, nadila nawarin buat beliin tiket nih"
Aku berlari masuk ke dalam kamar dengan sedikit terburu-buru.
"Waahh, dimana vin??"
Beby terlihat sangat antusias ketika aku mengabarkan berita bagus ini kepadanya.
Aku: "di *tma*j*ya beb, aku langsung sms nadila ya, supaya dia mesenin tiket buat kita juga"
Beby: "eehhhh, iya iya!!, ayo, buruaaan!!"
Akupun mengambil handphoneku untuk menghubungi temanku yang memesan tiket konser tersebut.
Tapi...... entah kenapa aku jadi teringat dengan natha.
"Beb, mau ajak natha gak???"
Setelah mendengar pertanyaanku entah kenapa wajah antusias beby berubah menjadi wajah seseorang yang sedang mempertimbangkan sesuatu.
Beby: "ehhhh...., mmmm, aku gak jadi deh vin"
Viny: "laahhh, kenapa beb?, kok tiba-tiba gak jadi?"
Beby: "mmmmmm, natha gak suka vin kalo diajak nonton konser kayak gitu"
Viny: "issh, tau darimana kamu?"
Beby: "aku pernah debat sama dia dulu vin, natha itu gak suka acara begituan, dia kalo dengerin lagu lebih suak dari mp3 daripada harus nonton konser"
Viny: "yaudah, kita aja deh kalo gitu, aku sms sekarang ya nadilanya"
Beby: "eeehhh..., bentar vinnn!!!!"
Beby kembali menahan tanganku yang sudah siap mengetik pesan kepada nadila.
"Aku enggak dehh vin, kamu aja sama nadila"
Hmmmmmm, sepertinya aku mulai paham kenapa sekarang beby tiba-tiba menolak ajakanku.
"kamu mau nyari kesempatan buat berduaan sama natha kan, iya kaaannnnn"
Kali ini aku mencoba menggodanya dengan pertanyaanku agar dia mau mengakui apa yang kukatakan.
"Gak kokk vin, lagi males aja"
Aku mendekatkan wajahku ke arah beby sambil memasang wajah menggodaku agar dia mau jujur.
"Iya iyaaa, udah ahh, jangan digituin"
Nah.... kan, dugaanku kali ini benar.
Aku: "Huuuuu.... yakin nih, gak nyesel beb?"
Beby: "iya vin, kamu sama nadila aja udah"
Aku: "yaudah kalo gitu"
.
.
.
"Vinyyyy!!!!"
Kegiatanku didepan laptop terhenti ketika beby memanggil namaku dengan sedikit berteriak.
Aku: "Apaan sih bebbb, teriak-teriak"
Beby: "bantuin aku bikin boluu"
Aku: "bukannya udah bisa kamu kemaren, bikin sendiri ah, aku sibuk, lagi revisian nih"
Beby: "iiissh, kata natha kemaren gak enak vin, ayolaaahh...."
Aku mulai jengah ketika beby merengek untuk membantunya membuat kue.
Aku: "aduh beb, ini revisian harus kelar, besok kan kita mau maju ke bu indah, nanti malem aku kan mau nonton juga sama nadila, kapan lagi revisian?"
Beby: "lagian kamu baru ngerjain sekarang, aku aja udah kelar kemaren malem"
Viny: "yaudah, makanya, bikin sendiri, lagian kamu percaya aja sama natha, udah tau dia isengnya kayak apa"
Beby: "gak mauuu!!, vin, pleasee, kamu boleh deh kalo mau liat punya aku nanti buat revisian"
Beby kembali merengek kepadaku setelah aku menolak permintaannya.
Tapi...... tawaran dari beby sepertinya cukup menarik, tidak biasanya dia mau memperlihatkan laporannya tanpa aku harus memohon-mohon kepadamya, tau sendirikan bagaimana ambisiusnya seorang beby.
Aku: "Yaudah, iya iya, bentar, aku save ini dulu"
Beby: "hehehe, gitu dongg"
Viny: "yaudah, ayo, giliran ada maunya aja baru mau ngasih aku contekan"
Beby: "hehehe"
Beby hanya menanggapi kalimat terakhir yang keluar dari mulutku dengan kekehan kecil.
Akupun mengikuti beby yang nulai berlalu menuju dapur untuk melanjutkan aktivitasnya.
Aku: "buat natha ya?"
Beby: "iya, buat temen nonton film, aku mau ngajak dia nonton film nanti malem"
Viny: "hayooooo, fim apa??"
Beby hanya menatapku datar ketika mendengar pertanyaan yang ku lontarkan dengan nada sedikit menggoda.
Pletaakk....
Tiba-tiba beby memukul kepalaku dengan batang pengaduk yang biasa digunakan untuk mengaduk adonan kue.
Aku: "awww, kebiasaan ah, dikit-dikit mukul"
Beby: "makanya, emang kamu kira aku mesum apa"
Aku: "hehehe, kali aja"
Aku dan bebypun mulai membuka bahan-bahan adonan dan memasukkannya kedalam sebuah mangkok besar.
"Nonton film sama natha itu asyik loh vin"
"Dia gampang paham sama alur filmnya"
"Jadi kalo kita bingung bisa langsung tanya tanya"
"Daripada nonton sama kamu, yang sama-sama bingung"
Aku hanya mendengarkan ocehan beby tentang natha untuk yang kesekian kalinya.
Beby memang sangat sering mengoceh apapun yang berkaitan dengan natha, sampai-sampai aku hampir tau semua tentang dia, padahal aku dan natha agak jarang terlibat dalam obrolan yanng membahas kepribadian kami masing-masing, ya.. meskipun sempat sekali dua kali aku terlibat dalam pembicaraan cukup serius dengannya.
Aku: "eeh, btw natha pasti kesini malam ini?"
Beby: "gak tau sih, tapi kayaknya bisa aja, dia gak ngomong kalo ada acara lain buat entar malem"
Aku: "yee, coba tanya dulu beb, siapa tau gak bisa"
Beby: "iya iya, nanti aku tanyain deh"
Setelah seluruh bahan sudah kami masukkan kedalam mangkuk besar, aku dan bebypun mulai bergantian mengaduk adonan yang sudah tercampur tadi.
Aku: "eh, kok 2 hari ini natha gak kesini sih beb?, kalian berantem ya?"
Beby: "enggak kok, gak tau juga vin, kalo kemaren lusa katanya sih males, kalo kemaren malem ada rapat lab"
Viny: "oooohhh"
Aku hanya ber oh ria untuk menanggapi jawaban yang keluar dari mulut beby.
Aku berlari masuk ke dalam kamar dengan sedikit terburu-buru.
"Waahh, dimana vin??"
Beby terlihat sangat antusias ketika aku mengabarkan berita bagus ini kepadanya.
Aku: "di *tma*j*ya beb, aku langsung sms nadila ya, supaya dia mesenin tiket buat kita juga"
Beby: "eehhhh, iya iya!!, ayo, buruaaan!!"
Akupun mengambil handphoneku untuk menghubungi temanku yang memesan tiket konser tersebut.
Tapi...... entah kenapa aku jadi teringat dengan natha.
"Beb, mau ajak natha gak???"
Setelah mendengar pertanyaanku entah kenapa wajah antusias beby berubah menjadi wajah seseorang yang sedang mempertimbangkan sesuatu.
Beby: "ehhhh...., mmmm, aku gak jadi deh vin"
Viny: "laahhh, kenapa beb?, kok tiba-tiba gak jadi?"
Beby: "mmmmmm, natha gak suka vin kalo diajak nonton konser kayak gitu"
Viny: "issh, tau darimana kamu?"
Beby: "aku pernah debat sama dia dulu vin, natha itu gak suka acara begituan, dia kalo dengerin lagu lebih suak dari mp3 daripada harus nonton konser"
Spoiler for Flashback Beby POV:
Aku: "iisshh, kamu itu harus nyobain nonton konser nat
Natha: " Udah mbak, gak ada enak-enaknya, udah desek-desekan, ribut, apa enaknya"
Aku: "justru itu nat, suasananya, kamu harus rasian gimana rasanya sing along rame-rame"
Natha: "mending sing along sendirian mbak, sambil dengerin lewat HP, gratis, gak keluar duit, gak capek"
Iisssshh.. dasar natha anehhhh!!!!!
Natha: " Udah mbak, gak ada enak-enaknya, udah desek-desekan, ribut, apa enaknya"
Aku: "justru itu nat, suasananya, kamu harus rasian gimana rasanya sing along rame-rame"
Natha: "mending sing along sendirian mbak, sambil dengerin lewat HP, gratis, gak keluar duit, gak capek"
Iisssshh.. dasar natha anehhhh!!!!!
Viny: "yaudah, kita aja deh kalo gitu, aku sms sekarang ya nadilanya"
Beby: "eeehhh..., bentar vinnn!!!!"
Beby kembali menahan tanganku yang sudah siap mengetik pesan kepada nadila.
"Aku enggak dehh vin, kamu aja sama nadila"
Hmmmmmm, sepertinya aku mulai paham kenapa sekarang beby tiba-tiba menolak ajakanku.
"kamu mau nyari kesempatan buat berduaan sama natha kan, iya kaaannnnn"
Kali ini aku mencoba menggodanya dengan pertanyaanku agar dia mau mengakui apa yang kukatakan.
"Gak kokk vin, lagi males aja"
Aku mendekatkan wajahku ke arah beby sambil memasang wajah menggodaku agar dia mau jujur.
"Iya iyaaa, udah ahh, jangan digituin"
Nah.... kan, dugaanku kali ini benar.
Aku: "Huuuuu.... yakin nih, gak nyesel beb?"
Beby: "iya vin, kamu sama nadila aja udah"
Aku: "yaudah kalo gitu"
.
.
.
"Vinyyyy!!!!"
Kegiatanku didepan laptop terhenti ketika beby memanggil namaku dengan sedikit berteriak.
Aku: "Apaan sih bebbb, teriak-teriak"
Beby: "bantuin aku bikin boluu"
Aku: "bukannya udah bisa kamu kemaren, bikin sendiri ah, aku sibuk, lagi revisian nih"
Beby: "iiissh, kata natha kemaren gak enak vin, ayolaaahh...."
Aku mulai jengah ketika beby merengek untuk membantunya membuat kue.
Aku: "aduh beb, ini revisian harus kelar, besok kan kita mau maju ke bu indah, nanti malem aku kan mau nonton juga sama nadila, kapan lagi revisian?"
Beby: "lagian kamu baru ngerjain sekarang, aku aja udah kelar kemaren malem"
Viny: "yaudah, makanya, bikin sendiri, lagian kamu percaya aja sama natha, udah tau dia isengnya kayak apa"
Beby: "gak mauuu!!, vin, pleasee, kamu boleh deh kalo mau liat punya aku nanti buat revisian"
Beby kembali merengek kepadaku setelah aku menolak permintaannya.
Tapi...... tawaran dari beby sepertinya cukup menarik, tidak biasanya dia mau memperlihatkan laporannya tanpa aku harus memohon-mohon kepadamya, tau sendirikan bagaimana ambisiusnya seorang beby.
Aku: "Yaudah, iya iya, bentar, aku save ini dulu"
Beby: "hehehe, gitu dongg"
Viny: "yaudah, ayo, giliran ada maunya aja baru mau ngasih aku contekan"
Beby: "hehehe"
Beby hanya menanggapi kalimat terakhir yang keluar dari mulutku dengan kekehan kecil.
Akupun mengikuti beby yang nulai berlalu menuju dapur untuk melanjutkan aktivitasnya.
Aku: "buat natha ya?"
Beby: "iya, buat temen nonton film, aku mau ngajak dia nonton film nanti malem"
Viny: "hayooooo, fim apa??"
Beby hanya menatapku datar ketika mendengar pertanyaan yang ku lontarkan dengan nada sedikit menggoda.
Pletaakk....
Tiba-tiba beby memukul kepalaku dengan batang pengaduk yang biasa digunakan untuk mengaduk adonan kue.
Aku: "awww, kebiasaan ah, dikit-dikit mukul"
Beby: "makanya, emang kamu kira aku mesum apa"
Aku: "hehehe, kali aja"
Aku dan bebypun mulai membuka bahan-bahan adonan dan memasukkannya kedalam sebuah mangkok besar.
"Nonton film sama natha itu asyik loh vin"
"Dia gampang paham sama alur filmnya"
"Jadi kalo kita bingung bisa langsung tanya tanya"
"Daripada nonton sama kamu, yang sama-sama bingung"
Aku hanya mendengarkan ocehan beby tentang natha untuk yang kesekian kalinya.
Beby memang sangat sering mengoceh apapun yang berkaitan dengan natha, sampai-sampai aku hampir tau semua tentang dia, padahal aku dan natha agak jarang terlibat dalam obrolan yanng membahas kepribadian kami masing-masing, ya.. meskipun sempat sekali dua kali aku terlibat dalam pembicaraan cukup serius dengannya.
Aku: "eeh, btw natha pasti kesini malam ini?"
Beby: "gak tau sih, tapi kayaknya bisa aja, dia gak ngomong kalo ada acara lain buat entar malem"
Aku: "yee, coba tanya dulu beb, siapa tau gak bisa"
Beby: "iya iya, nanti aku tanyain deh"
Setelah seluruh bahan sudah kami masukkan kedalam mangkuk besar, aku dan bebypun mulai bergantian mengaduk adonan yang sudah tercampur tadi.
Aku: "eh, kok 2 hari ini natha gak kesini sih beb?, kalian berantem ya?"
Beby: "enggak kok, gak tau juga vin, kalo kemaren lusa katanya sih males, kalo kemaren malem ada rapat lab"
Viny: "oooohhh"
Aku hanya ber oh ria untuk menanggapi jawaban yang keluar dari mulut beby.
"M m maaf mbak, aku gak tau, kemaren siang aku emang udah janji sama cewek yang mbak liat pas konser itu"
"Beby baru nge chat aku waktu aku udah ngiyain ajakan temen aku yang itu"
Aku menjadi sangat merasa bersalah setelah mendengar cerita dari viny.
Sementara viny hanya diam, dia tidak menanggapi perkataanku, dia hanya menatpku dengan wajah malasnya.
"Dia siapa nat?"
Sebenarnya aku sudah tau bahwa pasti viny akan bertanya tentang siapa itu shani.
Aku: "Temen aku mbak"
Viny: "temen, tapi kemaren mesra banget"
Aku hanya diam ketika mendengar kalimat terakhir dari viny.
"Kamu gak mikirin perasaan beby nat?"
"Gimana kalau dia tau kalo kamu kemaren gak dateng kesini gara-gara jalan sama cewek lain"
"Iya, aku tau kok kalo kamu sama beby gak ada status apa-apa"
"Tapi gak gini juga caranya naat!!!"
Viny mulai sedikit meninggikan nada bicaranya.
"Apa maksud kamu selama ini ngasih perlakuan spesial ke beby?"
"Ayo nat!!, jawab??"
"Dia udah bela-belain gak ikut nonton konser kemaren, padahal kamu udah tau dia seneng banget nonton konser, apalagi kemaren konser sheila on 7, biasanya dia gak pernah mau ketinggalan nat kalo udah sheila on 7 yang konser"
"Dia juga udah bela-belain begadang nyelesain revisian supaya besoknya bisa bikinin kue bolu buat kamu"
"Kamunya malah enak-enakan nonton konser sama cewek lain"
Mulutku benar-benar dibungkam oleh pernyataan-pernyataan viny.
"Atau jangan-jangan..... cewek itu yang bikin kamu gak mau nyatain perasaan kamu ke beby selama ini"
"Picik banget kamu nat!!!"
Tapi tidak dengan pernyataan yang kali ini baru saja keluar dari mulut viny.
Jujur pernyataan terakhir yang keluar dari mulut viny membuatku sedikit emosi.
Entah kenapa hati dan pikiranku tidak terima dengan tuduhan yang disampaikan oleh viny kepadaku.
"iya mbak, aku emang salah!!!, aku gak tau beby udah ngelakuin itu semua buat aku"
"Tai asal mbak tau!!!, aku gak pernah berpikiran sejahat itu"
"Aku baru kenal shani beberapa har yang lalu"
"Kalau masalah nyatain perasaan, aku udah musingin itu jauh-jauh hari"
"Bahkan sebelum aku kenal shani"
"Jadi mbak gakusah sok tauu!!!"
Huuuhhhh....
Kenapa viny bisa berpikiran sejelek itu tentang aku, sama sekali tidak pernah mucul dipikiranku tentang apa yang tadi dituduhkan oleh viny kepadaku.
Keraguan yang aku miliki sudah muncul sejak jauh-jauh hari, bahkan sebelum aku mengenal shani.
Yaaa.... meskipun aku tidak bisa membantah fakta bahwa akhir-akhir ini shani memenuhi pikiranku, tapiiiii........
Aaarrrgghh......
Karena takut emosi ku semakin terpancing dan berbuat sesuatu yang tidak-tidak, aku memilih untuk langsung berlalu begitu saja dari hadapan viny.
Aku langsung membuka pagar rumah beby dan viny, setelah itu, tanpa menunggu lama aku langsung menuntun motorku keluar pagar dan langsung melajukan motorku untuk pulang ke kos.
Diubah oleh akmal162 25-04-2020 08:21
Herisyahrian dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Kutip
Balas
Tutup