Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Banyak Masyarakat Mulai Panik Tak Bisa Bayar Kontrakan


Banyak Masyarakat Mulai Panik Tak Bisa Bayar Kontrakan

Jakarta - Wabah virus Corona atau COVID-19 sudah sangat membuat masyarakat kecil bagaikan hidup di ujung tanduk. Terutama bagi mereka yang memiliki pekerjaan informal ataupun bekerja di hotel dan restoran.

Setelah pemerintah mengeluarkan himbauan untuk tidak keluar rumah dengan bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, kehidupan mereka mulai berat. Apa lagi saat ini beberapa wilayah seperti Jakarta sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Beberapa pembaca detikcom, sudah mengirimkan curahan hatinya tentang betapa beratnya hidup mereka selama wabah ini berlangsung. Rata-rata dari mereka mulai panik tidak bisa membayar kontrakan sebagai tempat tinggal.

Widi Yudianto misalnya, dia adalah karyawan salah satu restoran di Jakarta. Dia dan rekan-rekan lainnya sudah diliburkan sejak virus Corona ada di Indonesia.

"Kami juga di potong per harinya. Di asumsikan 1 bulan itu ada 25 hari kerja, jadi gaji UMP÷25 = kurang lebihnya per hari kita di liburkan di potong Rp 170.000. Otomatis kita bisa nggak gajian, sedangkan kami juga ngontrak, terus kita harus minta sama siapa? Yang punya kontrakan pun pasti nggak mau tau. Sudah jatuh tempo bayar kontrakan, mau nggak mau harus bayar," kisahnya kepada detikcom melalui surat elektronik.

Untungnya Widi sudah menjadi karyawan tetap. Nasibnya tidak seburuk teman-temannya yang masih berstatus kontrak. Mereka sudah terkena PHK.

Lalu ada Yola yang juga tengah panik tak bisa membayar kontrakan. Dia merupakan istri dari sopir angkot dengan trayek PGC. Semenjak pembatasan dilakukan, angkot suaminya sepi.

"Narik angkot sepi,sedangkan setoran tetap berjalan, bensin harus dibeli dan perut harus diisi. Saya bukan tergolong dari keluarga yang mampu. Saya dan suami hanya mengandalkan dari hasil narik angkot karena memang tidak ada pekerjaan lain," tuturnya.

Kini dia bingung mencari uang untuk membayar kontrakan. Sebab jangankan untuk bayar kontrakan, untuk membeli makanan dan bensin saja dia terkadang masih kurang.

"Sekarang angkot sepi,saya dan suami tidak bisa membayar kontrakan dan saya bingung harus tinggal di mana. Karena yang punya kontrakan tidak mengerti. Mohon pemerintah dengarkan curhat saya. Saya belum menerima bantuan sedikitpun padahal saya dan suami sangat membutuhkannya," tambahnya.

Intinya mereka berharap adanya bantuan terutama dari pemerintah. Entah apa pun bantuannya, hal itu tetap sangat berharga bagi mereka.
sumber

*****

Warga Jakarta ya?
Woi Pak Ganjar!
Gimana ini bantuan 3,7 juta warganya.
emoticon-Mad






EchizenRyoma23
4iinch
sebelahblog
sebelahblog dan 48 lainnya memberi reputasi
47
18K
399
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
manbrothekingAvatar border
manbrotheking
#10
sebelum korona jg rata2 hidup masyarakat Indonesia sdh berat,apalagi yg levelnya kere tp gengsi2an ikut2an pansos


Motor lama masih bagus tp ikut2an cicil memex biar keren..ya menyiksa diri 3 tahun


Sekarang muncul bencana korona minta keringanan,ngk sekalian minta vaksin bodoh agar sifat pamernya ilang??

Bilang makan susah tp rokoan sama asap vape ngebul terus..

Makan sederhana 2 kali masih setara dg harga bungkus rokok atau sebotol liquid..
MUF0REVER
..K............
muhammadafdal15
muhammadafdal15 dan 56 lainnya memberi reputasi
57
Tutup