KBRN, Jakarta : Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), Doni Monardo mengakui, untuk mendeteksi virus corona jenis baru atau COVID-19 di tubuh pasien yang menunjukkan gejala, Indonesia juga menggunakan salah satu rapid test yang jenisnya sama dengan jenis yang ditolak negara Spanyol.

Dia mengakui bahwa sejauh ini, karena keterbatasan barang, pemerintah Indonesia telah mengimpor beberapa jenis rapid test. Salah satunya adalah jenis yang ditolak oleh Spanyol tadi. Namun dipastikannya bukan berarti alat tersebut berkualitas jelek.

"Jadi ini juga menjadi persoalan. Karena beberapa jenis rapid test yang datang ke Indonesia, itu terdiri dari beberapa jenis. Tetapi ada yang ditolak di Spanyol, itu dicoba di Indonesia malah bagus. Jadi agak unik memang ini Pak pimpinan. Jadi ada di negara lain nggak cocok, tapi cocok di negara kita," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI, Senin (6/4/2020).

Doni yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tak merinci apa alasan dari rapid test yang ditolak negara lain justru cocok di Indonesia. Sebab pakar medis saja masih memperdebatkan soal itu.

"Jadi memang, apa namanya, secara medis masih banyak perdebatan dari beberapa pakar," imbuhnya.

Namun yang pasti, Doni Monardo meyakinkan bahwa pemerintah mengimpor banyak jenis untuk mencari tahu mana rapid test yang memiliki kualitas terbaik karena paling akurat. Jika sudah diketahui jenis tertentu yang paling akurat, maka pemerintah akan mendatangkan lebih banyak lagi.

"Kami coba kumpulkan semua jenis rapid test. Nanti mana yang paling akurat, itu yang akan kita perbanyak," pungkasnya. (Foto Ilustrasi : Antara/ Aswaddy Hamid)

http://m.rri.co.id/post/berita/81492...indonesia.html


Haiyaa, akhirnya barang owek yang banyak di returkan bisa owek jual lagi a, yang penting owek cuan, untuk harga cincai lah