Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

vitawulandariAvatar border
TS
OWNER
vitawulandari
[Lounge Formil Raya - Part 24] The Largest Indonesian Military Community - Part 1


Selamat Datang di FORMIL

Lounge ini adalah tempat ngumpul formilers.
Daripada OOT di thread diskusi, mending ngobrol, sharing, kangen - kangenan, chit - chat disini sampai klimaks.


SEJARAH FORMIL


Quote:



BACA RULES DULU SEBELUM POSTING


Quote:


Selamat bergabung, semoga trit ini dpt memperkukuh tali persaudaraan antar penghuni kaskus pada umumnya dan penghuni FORMIL khususnya.


emoticon-Shakehand2
jokes1116
debrite
rizkyalfariz022
rizkyalfariz022 dan 35 lainnya memberi reputasi
26
730K
20.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
stuka1788Avatar border
OWNER
stuka1788
#3478
Quote:


Sawit masih primer koq di EU, dan kedelai ama jagung itu komplementer dari sawit, jadi sawit masih dibutuhkan buat di EU.
Isunya sekarang kan diembuskan bahwa seolah2 minyak jagung dan kedelai itu substitusi minyak sawit, padahal itu komplementer.

Pembeli itu raja, kalau pembeli butuh barang tapi gak mau beli, kenapa gak coba refleksi? emoticon-Big Grin

Quote:


Koq sawah yang lain? Yang dipermasalahkan kan pembukaan lahan sawit itu menerabas hutan.
Coba aja itu di Riau, gimana ceritanya dari 5,8 jt Ha lahan yang seharusnya menjadi hutan malah 1,2 jt Ha udah jadi kebun sawit. Gak ada hubungannya ama penggunaan ladang sawit mau itu khusus apa enggak. Itu 1,2 jt baru di Riau aja ya, belum seluruh Indonesia

Nah, masalahnya lagi, kalau misal dulu buka lahan dari hutan untuk dapat pemasukan kayu, sekarang lahan gambut pun disikat juga, padahal di sana ada cadangan karbon yang berguna sebagai primary source nutrisi tanah. Ini apa bukan merusak lingkungan namanya?

Apa perlu dibahas juga soal efek ke habitat hewan macam Orang Utan?


Quote:


Quote:


Simpelnya karena Malaysia mau comply ama aturan EU soal sustainabilitas itu udah. Nggak usah mikir yang lain2.
Malaysia itu banyak yang sawitnya dari Indonesia juga lho. Sekarang pertanyaannya, kenapa kita nggak mau comply? Padahal walau investasi awalnya gede, tapi kalau udah jalan bakal lebih menguntungkan kita, jadi kita nggak perlu jual sawit murah ke Malaysia, dan gak perlu dikasih 0% pajak ekspor emoticon-Big Grin

Lagian, kalau misal mau bahas soal antidumping, misal kita comply, maka EU gak punya alasan buat menolak sawit dari kita, fair kan? emoticon-Big Grin
Itu yang harus ditanyakan ke para pengusaha sawit, apa gara2 ribet makanya gak mau ngelakuin walau potensi keuntungannya tinggi emoticon-Big Grin
slerekan
silent.keeper
cahmeneng
cahmeneng dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup