- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
AKHIR PENANTIANKU (JILID IV) [18+] [TRUE STORY]
TS
dissymmon08
AKHIR PENANTIANKU (JILID IV) [18+] [TRUE STORY]
SELAMAT DATANG AGAN SISTA
Halo! 
Gue ucapkan terima kasih yang teramat sangat terhadap dukungan dan apresiasi agan sista untuk tulisan gue di JILID IIIsebelumnya. Setelah merenung dan mencoba membuka kembali memori lama gue, akhirnya gue mendapatkan khilal gue. Sekarang gue udah siap untuk menulis kelanjutannya, yaitu JILID IV!
Kali ini gue masih menceritakan tentang kisah cinta gue, yang pada cerita sebelumnya masih berkutat di Kampus. Gue yang di kisah kali ini sedang mendekati akhir perjuangan di Kampus pun akan menjalani tahap baru, dimana gue akan bertemu dengan dunia kerja dan dunia nyata. Bakalan banyak konflik di diri gue ini, ketika gue yang tengah mencari jati diri ini dihadapkan dengan kenyataan bahwa hidup itu benar-benar penuh lika liku. Saat kita salah memilih jalan, ga ada putar balik, kita harus terus menjalani dan menghadapinya seraya mencari solusi terbaik atas pilihan kita itu. Dan kesabaran menjadi kunci utama segalanya, buat gue.
Masih dengan gaya menulis gue yang penuh strong language, absurd-nya hidup gue, kebodohan gue dalam memilih keputusan, pengalaman hidup lain, dan beberapa kali akan nyempil ++-nya, jadi gue masih ga akan melepas rating 18+ di cerita gue kali ini. Mungkin akan ada beberapa penyesuaian penggunaan bahasa atau panggilan yang gue lakuin di sini, demi kenyamanan bersama. Semoga ga merusak ciri khas gue dalam menulis! Amiiin.
Dan gue berharap semoga agan sista tetap suka dan betah mantengin thread ane ini sampe selesai!
Oh iya, kalau misalnya agan sista belum baca cerita di JILID III atau mau refresh kembali cerita saat itu, monggo mampir ke LINK INI.
Gue ucapkan terima kasih yang teramat sangat terhadap dukungan dan apresiasi agan sista untuk tulisan gue di JILID IIIsebelumnya. Setelah merenung dan mencoba membuka kembali memori lama gue, akhirnya gue mendapatkan khilal gue. Sekarang gue udah siap untuk menulis kelanjutannya, yaitu JILID IV!
Kali ini gue masih menceritakan tentang kisah cinta gue, yang pada cerita sebelumnya masih berkutat di Kampus. Gue yang di kisah kali ini sedang mendekati akhir perjuangan di Kampus pun akan menjalani tahap baru, dimana gue akan bertemu dengan dunia kerja dan dunia nyata. Bakalan banyak konflik di diri gue ini, ketika gue yang tengah mencari jati diri ini dihadapkan dengan kenyataan bahwa hidup itu benar-benar penuh lika liku. Saat kita salah memilih jalan, ga ada putar balik, kita harus terus menjalani dan menghadapinya seraya mencari solusi terbaik atas pilihan kita itu. Dan kesabaran menjadi kunci utama segalanya, buat gue.
Masih dengan gaya menulis gue yang penuh strong language, absurd-nya hidup gue, kebodohan gue dalam memilih keputusan, pengalaman hidup lain, dan beberapa kali akan nyempil ++-nya, jadi gue masih ga akan melepas rating 18+ di cerita gue kali ini. Mungkin akan ada beberapa penyesuaian penggunaan bahasa atau panggilan yang gue lakuin di sini, demi kenyamanan bersama. Semoga ga merusak ciri khas gue dalam menulis! Amiiin.
Dan gue berharap semoga agan sista tetap suka dan betah mantengin thread ane ini sampe selesai!
Oh iya, kalau misalnya agan sista belum baca cerita di JILID III atau mau refresh kembali cerita saat itu, monggo mampir ke LINK INI.
Spoiler for INDEX:
Spoiler for MULUSTRASI:
HT @ STORY
Alhamdulillah berkat supportdari agan sista, thread ane ini jadi HT!
Terima kasih banyak ane ucapin buat agan sista yang udah setia nunggu update-an cerita-cerita ane.
Semoga tulisan ane bisa terus lebih baik dan bisa menyajikan cerita lebih seru buat dibaca agan sista!
Spoiler for PERATURAN:
1. Cerita ini adalah kisah nyata yang terjadi di hidup gue, tapi gue tulisnya ga full100% sama persis dengan kejadian aslinya demi kepentingan privasi.
2. Ikuti peraturan standar H2H ya
3. Agan sista bebas memberikan komentar baik berupa masukan atau kritikan buat gue, tapi hapunten mohon untuk tidak memberikan komentar yang mengandung kebencian terkait dengan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA)
4. Semua nama dan tempat kejadian akan disamarkan untuk kepentingan privasi.
5. Jika agan sista mengetahui nama atau tempat kejadian yang gue ceritain di thread ini, mohon untuk disimpan untuk agan sista aja ya.
6. Thread ini mengandung konten 18+ (dan tidak selalu berasiosiasi dengan dunia lendir ya), mohon agar jadi perhatian agan sista disini untuk lebih bijak ya dalam menyikapinya.
7. Kalau agan sista puas dengan cerita ini, mohon keikhlasannya untuk memberikan
dan 
8. Selamat membaca dan mohon maaf apabila ada salah-salah kata!
2. Ikuti peraturan standar H2H ya
3. Agan sista bebas memberikan komentar baik berupa masukan atau kritikan buat gue, tapi hapunten mohon untuk tidak memberikan komentar yang mengandung kebencian terkait dengan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA)
4. Semua nama dan tempat kejadian akan disamarkan untuk kepentingan privasi.
5. Jika agan sista mengetahui nama atau tempat kejadian yang gue ceritain di thread ini, mohon untuk disimpan untuk agan sista aja ya.
6. Thread ini mengandung konten 18+ (dan tidak selalu berasiosiasi dengan dunia lendir ya), mohon agar jadi perhatian agan sista disini untuk lebih bijak ya dalam menyikapinya.
7. Kalau agan sista puas dengan cerita ini, mohon keikhlasannya untuk memberikan
dan 8. Selamat membaca dan mohon maaf apabila ada salah-salah kata!
Quote:
Original Posted By dissymmon08►
SELAMAT SIANG AGAN SISTA SEMUANYA!
Dengan bangga (ediyaaan) gue mengajak agan sista untuk kembali melanjutkan membaca cerita gue di trit terbaru gue, kelanjutan dari trit ini. Mohon maaf, karena satu dan lain hal gue mesti pindah lapak kesana. Insya Alloh JILID IVini akan ditamatkan di sana dan menjawab segala macam puzzle-puzzle cerita di dalamnya. Semoga agan sista berkenan untuk mampirin kesana ya
Monggo bisa klik link INI atau bisa dicari di 'AKHIR PENANTIANKU (JILID IV _ 2.0)'
Mumpung gue masih ngegarap update untuk di sana, bisa deh agan sista disempetin bentar buat baca-baca Prologue yang udah sempet gue tulis di sana. Sunah sih hukumnya, dibaca ga dosa tapi dibaca insya Alloh bisa nambah gambaran atau pengetahuan
Sebagai penutup, mumpung gue udah sedikit refreshing beberapa hari kemarin, gue kasih lagu yang gue selalu sukaaa banget biar agan sista bisa ikut refreshing abis dengerin lagu ini. Tenang kok, bukan lagu Metal atau Visual Kei. Kali aja agan sista jadi ikutan suka... Lagu dari BRADIO feat. MICRO (from HOME MADE KAZOKU), judulnya SUNDAY. Mumpung hawa-nya udah hawa-hawa liburan, mesti tetep semangat walopun mager melanda!
Monggo bisa klik link INI atau bisa dicari di 'AKHIR PENANTIANKU (JILID IV _ 2.0)'
Mumpung gue masih ngegarap update untuk di sana, bisa deh agan sista disempetin bentar buat baca-baca Prologue yang udah sempet gue tulis di sana. Sunah sih hukumnya, dibaca ga dosa tapi dibaca insya Alloh bisa nambah gambaran atau pengetahuan
Sebagai penutup, mumpung gue udah sedikit refreshing beberapa hari kemarin, gue kasih lagu yang gue selalu sukaaa banget biar agan sista bisa ikut refreshing abis dengerin lagu ini. Tenang kok, bukan lagu Metal atau Visual Kei. Kali aja agan sista jadi ikutan suka... Lagu dari BRADIO feat. MICRO (from HOME MADE KAZOKU), judulnya SUNDAY. Mumpung hawa-nya udah hawa-hawa liburan, mesti tetep semangat walopun mager melanda!
JANGAN LUPA BAHAGIA!
Diubah oleh dissymmon08 30-12-2019 00:57
bukhorigan dan 48 lainnya memberi reputasi
49
132K
1.6K
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
dissymmon08
#641
KISAH TENTANG F: MEREKA BERSEKUTU (PART 02)
Sepulang kuliah sore hari Rabu, gue memutuskan untuk offhari Kamis besoknya. Gue bilang ke anak-anak kalau gue masih kurang enak badan karena sakit sebelumnya. Aslinya mah gue emang lagi males aja sama anak sekelas gue yang sikapnya makin aneh aja ke gue. Gue bener-bener kayak anak baru yang ga tau apa-apa di kelas. Gue bahkan jadi ga percaya omongan siapapun di kelas walopun itu sama Bimo.
Di sisi lain, Bang Firzy emang minta gue buat off di hari Kamis sih. Dia minta gue sama dia untuk quality time dulu hari itu karena dia mau ada survey selama tiga hari ke Padang, mulai dari hari Jum’at sampai hari Minggu. Karena urusan survey itu, dia jadi ga bisa dateng OSPEK atau Perkenalan Kampus Angkatan Tahun 2012 yang diadain hari Minggu nanti. Jadi, dia pun melarang gue untuk dateng ke acara tersebut karena tanpa dia. Kita berdua harus dateng sepaket. Apalagi ada ancaman dari Dewi waktu itu, Bang Firzy ga mau gue kenapa-napa.
Singkat cerita, gue dan Bang Firzy udah beres makan malem di luar dan balik ke kosan dia. Seperti biasa, kosan dia selalu rapih dan wangi. Sama kayak kamar di rumah orang tua dia. Bikin orang betah banget di dalam kamarnya.
Karena masih kenyang, gue dan Bang Firzy ga langsung tidur. Kami cuman bersih-bersih dan ganti baju tidur. Gue dan dia memutuskan untuk ga main handphone atau laptop. Kami pengen quality time berdua sambil ngobrol-ngobrol dan tiduran di dalam kamar nikmatin suara ujan di luar kamar. Soalnya nanti kan dia pergi tiga hari, mana di weekend yang biasanya kita fulltime bareng. Bakalan kangen banget pasti.
“Yank… Tau ga?” kata gue sambil peluk dia dari samping.
“Ga tau.”
“Ya makanya gue baru mau ceritain, bangs*t.”
“Hahaha. Maen bangs*t-bangs*t-in gue aje lu. Hahaha.” Dia cubit pipi gue sedikit. “Kenapa sayang?”
“Temen-temen aku tuh dulu sempet penasaran lho sama kita… Sebelum mereka kelakuannya aneh kayak sekarang.”
“Penasaran gimana emang yank?”
“Mereka nanyain aku ‘Lu udah ngapain aja sama Bang Ija? Bang Ija good kisser atau bad kisser?’ gitu-gitu deh.”
“Anj*r. Hahaha. Terus kamu ceritain sama mereka ga kita udah pernah ngapain aja?”
“Ya kagaklah, aku suruh mereka ceritain kalo mereka udah ngapain aja dulu pas jaman pacaran, baru aku mau ceritain. Dilalahnya, mereka kayaknya udah keburu sang* gara-gara cerita mereka sendiri jadi lupa sama tujuan cerita mereka. Mereka mendadak pulang abis pada cerita satu sama lainnya soalnya. Hahaha.”
“Sang*? Buset. Emang ceritanya gimana aja? Mau dong diceritain juga.”
“Tapi aku rada-rada lupa full ceritanya, intinya aja yak…”
Bang Firzy nyuruh gue cerita sambil duduk. Dia duduk nyender di headboard kasur dia. “Oke… Jadi, dari semua gank aku, semuanya udah pernah ngelakuin 'kenakalan remaja' kayak kita, kecuali Sinta sama Dwi.”
“Sinta? Hahaha. Iyaa sih, lagian cewek aneh begitu mana kepikiran mau sama cowok. Hahaha. Kalo Dwi, aku sih ga 100% yakin dia selurus itu yank. Kadang mereka malah bisa lebih agresif di luar dugaan kita lho…”
“Tapi ini Dwi lho… Masa anak sepolos itu?”
“Aku udah punya pengalaman sama anak polos kok yank, eh ujung-ujungnya malah pengen masukin tangan aku ke dalem celana dia.”
“MASA???”
“Yeee beneran, Spion Bajaj! Ga percaya amat lu.”
Gue ngeliatin dia perlahan dan terus mendekat ke arah dia sampe gue pindah duduk tepat di atas pangkuan dia. “Dia yang pengen masukin tangan kamu ke dalem celana dia atau kamu yang langsung masukin tangan kamu ke celana diaaa?” Gue sedikit memasukkan tangan gue ke celana Bang Firzy, tepat di depan celana dalam dia.
Bukannya jawab, Bang Firzy malah ngarahin tangan gue ke ‘batang’ dia yang udah mulai berdiri. “Buruuu ah pegang-pegang. Nanggung banget!”
Gue otomatis ngedorong dia dan narik tangan gue. Ga lupa gue gigit kuping dia. “MAU DICERITAIN APA GA???”
“ADUDUDUHHH! IYA IYA CERITAIN YANK! DUUUH!” Bang Firzy elus-elus kuping dia.
“Mulai dari siapa dulu ya… Hmm. Ratu dulu deh, tapi yang Ratu ceritain tuh dulu pas jaman dia masih SMA di Jakarta…” Gue benerin posisi duduk gue biar lebih nyaman duduk di pangkuannya Bang Firzy. “Dulu kelakuan paling parah yang dia ceritain ke aku sih, dia pernah nyep*ng pacarnya di publik. Pas jaman SMA kan dia pernah tuh main-main sama gank dan pacar dia ke diskotik begitu. Entah dia sering main kesana apa ga, dia cuman bilang kalau dia pernah kesana. Aku juga bingung, dia kenapa bisa masuk kesana padahal belum 17 tahun kan.”
“Bisa aja sekarang mah tanpa ngebuktiin 17 tahun apa ga… Diskotik juga kan ga mau rugi segala punya aturan yang bikin usaha mereka sepi.”
“Aku beneran ga tau diskotiknya dimana… Pokoknya mereka kesana sih cuman buat party menghilangkan penat di sekolah. Nah, makin malem di sana mulai ada free beer tuh. Dia sama gank dia tantangan minum free beer itu, minum sebanyak-banyaknya tanpa muntah. Dia ikutan. Nah, dilalahnya dia ga kuat karena kembung dan memutuskan istirahat di bar sama pacarnya. Entah kata dia awalnya gimana, dia berakhir bersimpuh di antara selangkangan pacarnya sambil nyep*ng di depan banyak orang. Dia tau karena itu direkam sama pacarnya saat itu. Seinget dia sih orang-orang sekitar bahkan ga peduli ngeliat kelakukan dia… Udah biasa kali ya kalo di diskotik kayak begitu yank?”
“Biasa itu mah… Ga usah aneh kamu.”
“Tapi di depan publik lho.”
“Kalo kamu di Eropa atau Amerika, lebih biasa lagi. Di depan Eifell aja ada yang cip*kan yank…”
“Hmm. Begitu…” Gue terdiam sesaat. “Siapa lagi yah? Si Wulan sama Maul kali yak?”
“Maul? Maul ketua Himpro???” Bang Firzy keliatan ga percaya sama nama yang gue sebut. “Anj*ng amat! Gue ga akan pernah sama ngeliat dia abis ini! Hahaha.”
“Iyaa, jadi waktu cerita itu si Wulan malemnya baru aja ‘tarung’ sama Maul kayaknya. Soalnya dia nunjukin bekas-bekas ‘pertarungan’ mereka. Hahaha. Bangs*t amat gue inget bener sama adegannya! Hahaha.”
“Emang gimana?”
“Jadi gini… Katanya si Wulan sama Maul kan ga pernah nge-publish kalo mereka berdua itu pacaran. Cuman si Maul kalo cuman berduaan sama Wulan, entah di kosan Wulan atau di kosan Maul itu pasti deh ada cip*kannya… Nah waktu itu, mendadak Maul beda banget katanya. Maul ga cuman cip*k Wulan doang. Tapi mulai cium-cium leher dan ‘dada’ Wulan. Dia bahkan ninggalin bekas-bekas cup*ngan di sana sini di badannya Wulan. Cewek kan bisa sang* karena dicium-cium lehernya, makanya si Wulan pun pasrah aja pas mendadak Maul buka celana dan berdiri di hadapan Wulan. Maul pun minta Wulan sep*ng Maul deh. Nah Wulan ga ceritain lanjutannya, soalnya dia malu katanya. Wulan cuman bilang ‘Sakit dada gue gara-gara si Maul nete semaleman’ gitu.”
“BANGS*T! NETE SEMALEMAN??? ANJ*NG! GUE NGEBAYANGIN JADINYA! HAHAHA.” kata Bang Firzy sambil ketawa cekikikan gara-gara cerita si Wulan. “Lanjut lagi lanjut!”
“Hmm. Siapa yak? Oh iya… Si Depi! Nah kalo si Depi jago banget sih ini…”
“Kenapa emang?”
“Jadi gini… Si Depi kan LDR-an kan sama pacarnya selama ini. Nah ini kejadiannya pas dia lagi balik liburan ke kampungnya yang aku ga tau kapan dia baliknya. Hahaha. Dia itu kalo pacaran biasanya cuman di ruang tamu doangan. Ga akan ke kamar kayak kita begini. Soalnya cowoknya sama dia rumahnya tetanggaan di komplek gitu. Jadi deh ga ada yang ngekos. Rumah Depi itu ruang tamunya sebelahan sama ruang keluarga, tanpa sekat gitu. Nah suatu waktu dia lagi kangen banget sama pacarnya, dia pun ngobrol tuh di ruang tamu. Ibunya ternyata mau nonton TV di ruang keluarga. Ibunya permisi sama mereka kan buat nonton di ruangan keluarga yang artinya mereka SEHARUSNYA ga bisa ngapa-ngapain ye kan? Eh pas ibunya lagi anteng di ruangan keluarga, si Depi sempet-sempetan cip*kan sambil ‘kocokin’ pacarnya di ruang tamu coba! Anj*r banget ga sih? Itu lamaaa banget sampe pacarnya ‘keluar’. Mereka begitu tanpa suara dan seolah-olah lagi nonton video di laptop yang dibuka di depan mereka! Sumpah ini skill tinggi sih asli!” Gue nunjukin ekspresi bangga sama ‘prestasi’ si Depi ini.
“Wah mengsinpir-a*u aku tuh yank… Kita mesti praktekin di rumah kamu atau rumah aku.”
“GILAAA!” Gue nempeleng kepala Bang Firzy.
“Lanjut lagiii! Kapan lagi dengerin stensilan live ye ga? Hahaha.”
“Bloon! Hahaha. Terus si Lidya dulu deh…” Gue kembali terdiam, berusaha inget kejadian apa yang Lidya ceritain. “Dia ga cerita detail sih ngapain di kamarnya si Ikhsan. Lidya cuman bilang, mereka lagi ngobrol berdua di kamar. Terus mati lampu kan di kosannya Ikhsan. Nah pas Ikhsan mau ngebuka pintu kamarnya Ikhsan, eh kamar kosannya dikunciin sama si Ijal dari luar. Jadi deh mereka kejebak di kamar berduaan sampe pagi. Lidya bilang sih katanya si Ikhsan awalnya ngeraba sana sini karena mau duduk di kasurnya di samping Lidya. Cuman dia ga sengaja nabrak kasur dan langsung nimpa Lidya. Lidya bilangnya ‘terus terjadilah’ begitu doang.”
“Ngew* pasti itu udeh.”
“Ga selalu bedon!”
“Yaelah, temen-temen lu yang laen aja begitu. Apalagi yang sengaja dikunciin di kamar begitu. Pasti kejadianlah!”
“Bisa jadi sih… Hahaha.”
“Terus-terus si Debby gimana?”
“Dia sih ga sempet ceritain ngelakuin apa aja sama Bang Irfan dan Bang Herman----”
“ANJ*NG! DIA PERNAH NGELAKUIN SAMA MEREKA BERDUA SEKALIGUS???”
“YA KAGAK LAH SU! CUMAN PERNAH MEMBANDINGKAN SIH IYA!”
“BANGS*T! NGEBANDINGIN GIMANE MAKSUDNYA? HAHAHA.”
Gue pun menceritakan detail bagaimana kronologis cerita bagaimana ‘punya bang irfan lebih kecil dari punya bang herman’ ke Bang Firzy. Dan itu sukses bikin dia ngakak ga udah-udah karena urusan leutik ini. Dia terus-terusan ngulang urusan ‘tytyd leutik’. Gue jadi ikutan ngakak gara-gara dia begitu. Bangkek emang si Biji! Hahaha.
"Ga nyangka yak ternyata anak-anak jaman sekarang makin parah aja kelakuannya yak... Hehehe."
"Ya maaf yank... Tapi kan bukan berarti di jaman kamu ga kayak kita juga kan kenakalannya." Gue rada ragu dan ga enak sama Bang Firzy. Gue takut dia mikir gue yang ga ga.
"Santai aja... Aku juga dulu ga se-suci itu kok. Cuman kaget aja tadi, kalian bisa se-kreatif itu. Hahaha."
Gue liat jam di meja Bang Firzy. “Pantes ngantuk, udah hampir jam 10 nih… Mau bersih-bersih dulu aku, baru tidur. Biar besok kita seger mau jalan-jalan, jangan begadang yuk?”
“Boleeeh… Besok mau kemana kita?”
“Gandaria City boleh?”
“Oke deh kalo gitu.”
Gue menggerai rambut gue dan jalan ke arah kamar mandi. Gue mau gosok gigi dan cuci muka dulu sebelum tidur. Bang Firzy udah beliin sabun muka buat gue biar gue ga perlu rempong bawa peralatan mandi gue ke kosan dia. Soalnya kalo di rumah dia, kan bisa minta sama adenya aja. Hehehe. Gue pun masuk ke dalem kamar mandi.
Pintu kamar mandi sengaja ga gue tutup saat itu. Wong cuman gosok gigi sama cuci muka doangan kan, ngapain segala ditutup? Gue liat Bang Firzy lagi fokus ngecek handphone dia. Palingan dia gantian sama gue abis ini.
Gue memutuskan untuk ga balik ke kosan selama weekenddan ga ada Bang Firzy. Subuh tadi dia udah take off ke Padang. Setelah dia take off dan airplane mode handphone dia, gue lanjutin tidur gue. “Palingan dia kabarin gue pas gue udah masuk kelas pagi…” kata gue sebelum tidur.
Tapi sampe jam 9 pagi, gue tak kunjung ada kabar. Seharusnya Bang Firzy udah sampe di Padang jam 8 kurang. Dia sama sekali ga ngabarin gue sampe jam 9 pagi. Gue bingung dan khawatir. Gue mau nelpon dia, tapi gue udah di tengah kelas. Gue akhirnya mutusin buat miss call dia. Ternyata nyambung! Berarti dia udah sampe di Padang!
“Tapi kenapa dia ga ngabarin gue sama sekali ya? Masa dia lupa?” tanya gue dalam hati.
Dret. Dret. Dret.
Ada sms masuk, itu dari Bang Firzy.
“Lagi?” Gue kaget dengan sms begini dari Bang Firzy UNTUK KEDUA KALINYA. “Tumben banget dia buku fokus kerja di sana? Kenapa sih?”
Dan dia kirim itu tanpa ada pamitan perpisahan. LAGI. Begini LAGI. Kenapa sih dia harus begini lagi pas banget dia lagi survey ke Padang? Bikin gue pengen suudzon sama dia kalau dia mau nemuin mantannya kan. Tapi gue udah janji untuk ga ambil drama lagi di hubungan kami.
“Semoga ini ga jadi kebiasaan kamu… Bikin aku se-seneng itu kemaren buat bikin aku se-sakit ini kemudian. Semoga ini cuman bakalan jadi sekedar asumsi aku, Zy…” kata gue dalam hati.
Di sisi lain, Bang Firzy emang minta gue buat off di hari Kamis sih. Dia minta gue sama dia untuk quality time dulu hari itu karena dia mau ada survey selama tiga hari ke Padang, mulai dari hari Jum’at sampai hari Minggu. Karena urusan survey itu, dia jadi ga bisa dateng OSPEK atau Perkenalan Kampus Angkatan Tahun 2012 yang diadain hari Minggu nanti. Jadi, dia pun melarang gue untuk dateng ke acara tersebut karena tanpa dia. Kita berdua harus dateng sepaket. Apalagi ada ancaman dari Dewi waktu itu, Bang Firzy ga mau gue kenapa-napa.
Singkat cerita, gue dan Bang Firzy udah beres makan malem di luar dan balik ke kosan dia. Seperti biasa, kosan dia selalu rapih dan wangi. Sama kayak kamar di rumah orang tua dia. Bikin orang betah banget di dalam kamarnya.
Karena masih kenyang, gue dan Bang Firzy ga langsung tidur. Kami cuman bersih-bersih dan ganti baju tidur. Gue dan dia memutuskan untuk ga main handphone atau laptop. Kami pengen quality time berdua sambil ngobrol-ngobrol dan tiduran di dalam kamar nikmatin suara ujan di luar kamar. Soalnya nanti kan dia pergi tiga hari, mana di weekend yang biasanya kita fulltime bareng. Bakalan kangen banget pasti.
“Yank… Tau ga?” kata gue sambil peluk dia dari samping.
“Ga tau.”
“Ya makanya gue baru mau ceritain, bangs*t.”
“Hahaha. Maen bangs*t-bangs*t-in gue aje lu. Hahaha.” Dia cubit pipi gue sedikit. “Kenapa sayang?”
“Temen-temen aku tuh dulu sempet penasaran lho sama kita… Sebelum mereka kelakuannya aneh kayak sekarang.”
“Penasaran gimana emang yank?”
“Mereka nanyain aku ‘Lu udah ngapain aja sama Bang Ija? Bang Ija good kisser atau bad kisser?’ gitu-gitu deh.”
“Anj*r. Hahaha. Terus kamu ceritain sama mereka ga kita udah pernah ngapain aja?”
“Ya kagaklah, aku suruh mereka ceritain kalo mereka udah ngapain aja dulu pas jaman pacaran, baru aku mau ceritain. Dilalahnya, mereka kayaknya udah keburu sang* gara-gara cerita mereka sendiri jadi lupa sama tujuan cerita mereka. Mereka mendadak pulang abis pada cerita satu sama lainnya soalnya. Hahaha.”
“Sang*? Buset. Emang ceritanya gimana aja? Mau dong diceritain juga.”
“Tapi aku rada-rada lupa full ceritanya, intinya aja yak…”
Bang Firzy nyuruh gue cerita sambil duduk. Dia duduk nyender di headboard kasur dia. “Oke… Jadi, dari semua gank aku, semuanya udah pernah ngelakuin 'kenakalan remaja' kayak kita, kecuali Sinta sama Dwi.”
“Sinta? Hahaha. Iyaa sih, lagian cewek aneh begitu mana kepikiran mau sama cowok. Hahaha. Kalo Dwi, aku sih ga 100% yakin dia selurus itu yank. Kadang mereka malah bisa lebih agresif di luar dugaan kita lho…”
“Tapi ini Dwi lho… Masa anak sepolos itu?”
“Aku udah punya pengalaman sama anak polos kok yank, eh ujung-ujungnya malah pengen masukin tangan aku ke dalem celana dia.”
“MASA???”
“Yeee beneran, Spion Bajaj! Ga percaya amat lu.”
Gue ngeliatin dia perlahan dan terus mendekat ke arah dia sampe gue pindah duduk tepat di atas pangkuan dia. “Dia yang pengen masukin tangan kamu ke dalem celana dia atau kamu yang langsung masukin tangan kamu ke celana diaaa?” Gue sedikit memasukkan tangan gue ke celana Bang Firzy, tepat di depan celana dalam dia.
Bukannya jawab, Bang Firzy malah ngarahin tangan gue ke ‘batang’ dia yang udah mulai berdiri. “Buruuu ah pegang-pegang. Nanggung banget!”
Gue otomatis ngedorong dia dan narik tangan gue. Ga lupa gue gigit kuping dia. “MAU DICERITAIN APA GA???”
“ADUDUDUHHH! IYA IYA CERITAIN YANK! DUUUH!” Bang Firzy elus-elus kuping dia.
“Mulai dari siapa dulu ya… Hmm. Ratu dulu deh, tapi yang Ratu ceritain tuh dulu pas jaman dia masih SMA di Jakarta…” Gue benerin posisi duduk gue biar lebih nyaman duduk di pangkuannya Bang Firzy. “Dulu kelakuan paling parah yang dia ceritain ke aku sih, dia pernah nyep*ng pacarnya di publik. Pas jaman SMA kan dia pernah tuh main-main sama gank dan pacar dia ke diskotik begitu. Entah dia sering main kesana apa ga, dia cuman bilang kalau dia pernah kesana. Aku juga bingung, dia kenapa bisa masuk kesana padahal belum 17 tahun kan.”
“Bisa aja sekarang mah tanpa ngebuktiin 17 tahun apa ga… Diskotik juga kan ga mau rugi segala punya aturan yang bikin usaha mereka sepi.”
“Aku beneran ga tau diskotiknya dimana… Pokoknya mereka kesana sih cuman buat party menghilangkan penat di sekolah. Nah, makin malem di sana mulai ada free beer tuh. Dia sama gank dia tantangan minum free beer itu, minum sebanyak-banyaknya tanpa muntah. Dia ikutan. Nah, dilalahnya dia ga kuat karena kembung dan memutuskan istirahat di bar sama pacarnya. Entah kata dia awalnya gimana, dia berakhir bersimpuh di antara selangkangan pacarnya sambil nyep*ng di depan banyak orang. Dia tau karena itu direkam sama pacarnya saat itu. Seinget dia sih orang-orang sekitar bahkan ga peduli ngeliat kelakukan dia… Udah biasa kali ya kalo di diskotik kayak begitu yank?”
“Biasa itu mah… Ga usah aneh kamu.”
“Tapi di depan publik lho.”
“Kalo kamu di Eropa atau Amerika, lebih biasa lagi. Di depan Eifell aja ada yang cip*kan yank…”
“Hmm. Begitu…” Gue terdiam sesaat. “Siapa lagi yah? Si Wulan sama Maul kali yak?”
“Maul? Maul ketua Himpro???” Bang Firzy keliatan ga percaya sama nama yang gue sebut. “Anj*ng amat! Gue ga akan pernah sama ngeliat dia abis ini! Hahaha.”
“Iyaa, jadi waktu cerita itu si Wulan malemnya baru aja ‘tarung’ sama Maul kayaknya. Soalnya dia nunjukin bekas-bekas ‘pertarungan’ mereka. Hahaha. Bangs*t amat gue inget bener sama adegannya! Hahaha.”
“Emang gimana?”
“Jadi gini… Katanya si Wulan sama Maul kan ga pernah nge-publish kalo mereka berdua itu pacaran. Cuman si Maul kalo cuman berduaan sama Wulan, entah di kosan Wulan atau di kosan Maul itu pasti deh ada cip*kannya… Nah waktu itu, mendadak Maul beda banget katanya. Maul ga cuman cip*k Wulan doang. Tapi mulai cium-cium leher dan ‘dada’ Wulan. Dia bahkan ninggalin bekas-bekas cup*ngan di sana sini di badannya Wulan. Cewek kan bisa sang* karena dicium-cium lehernya, makanya si Wulan pun pasrah aja pas mendadak Maul buka celana dan berdiri di hadapan Wulan. Maul pun minta Wulan sep*ng Maul deh. Nah Wulan ga ceritain lanjutannya, soalnya dia malu katanya. Wulan cuman bilang ‘Sakit dada gue gara-gara si Maul nete semaleman’ gitu.”
“BANGS*T! NETE SEMALEMAN??? ANJ*NG! GUE NGEBAYANGIN JADINYA! HAHAHA.” kata Bang Firzy sambil ketawa cekikikan gara-gara cerita si Wulan. “Lanjut lagi lanjut!”
“Hmm. Siapa yak? Oh iya… Si Depi! Nah kalo si Depi jago banget sih ini…”
“Kenapa emang?”
“Jadi gini… Si Depi kan LDR-an kan sama pacarnya selama ini. Nah ini kejadiannya pas dia lagi balik liburan ke kampungnya yang aku ga tau kapan dia baliknya. Hahaha. Dia itu kalo pacaran biasanya cuman di ruang tamu doangan. Ga akan ke kamar kayak kita begini. Soalnya cowoknya sama dia rumahnya tetanggaan di komplek gitu. Jadi deh ga ada yang ngekos. Rumah Depi itu ruang tamunya sebelahan sama ruang keluarga, tanpa sekat gitu. Nah suatu waktu dia lagi kangen banget sama pacarnya, dia pun ngobrol tuh di ruang tamu. Ibunya ternyata mau nonton TV di ruang keluarga. Ibunya permisi sama mereka kan buat nonton di ruangan keluarga yang artinya mereka SEHARUSNYA ga bisa ngapa-ngapain ye kan? Eh pas ibunya lagi anteng di ruangan keluarga, si Depi sempet-sempetan cip*kan sambil ‘kocokin’ pacarnya di ruang tamu coba! Anj*r banget ga sih? Itu lamaaa banget sampe pacarnya ‘keluar’. Mereka begitu tanpa suara dan seolah-olah lagi nonton video di laptop yang dibuka di depan mereka! Sumpah ini skill tinggi sih asli!” Gue nunjukin ekspresi bangga sama ‘prestasi’ si Depi ini.
“Wah mengsinpir-a*u aku tuh yank… Kita mesti praktekin di rumah kamu atau rumah aku.”
“GILAAA!” Gue nempeleng kepala Bang Firzy.
“Lanjut lagiii! Kapan lagi dengerin stensilan live ye ga? Hahaha.”
“Bloon! Hahaha. Terus si Lidya dulu deh…” Gue kembali terdiam, berusaha inget kejadian apa yang Lidya ceritain. “Dia ga cerita detail sih ngapain di kamarnya si Ikhsan. Lidya cuman bilang, mereka lagi ngobrol berdua di kamar. Terus mati lampu kan di kosannya Ikhsan. Nah pas Ikhsan mau ngebuka pintu kamarnya Ikhsan, eh kamar kosannya dikunciin sama si Ijal dari luar. Jadi deh mereka kejebak di kamar berduaan sampe pagi. Lidya bilang sih katanya si Ikhsan awalnya ngeraba sana sini karena mau duduk di kasurnya di samping Lidya. Cuman dia ga sengaja nabrak kasur dan langsung nimpa Lidya. Lidya bilangnya ‘terus terjadilah’ begitu doang.”
“Ngew* pasti itu udeh.”
“Ga selalu bedon!”
“Yaelah, temen-temen lu yang laen aja begitu. Apalagi yang sengaja dikunciin di kamar begitu. Pasti kejadianlah!”
“Bisa jadi sih… Hahaha.”
“Terus-terus si Debby gimana?”
“Dia sih ga sempet ceritain ngelakuin apa aja sama Bang Irfan dan Bang Herman----”
“ANJ*NG! DIA PERNAH NGELAKUIN SAMA MEREKA BERDUA SEKALIGUS???”
“YA KAGAK LAH SU! CUMAN PERNAH MEMBANDINGKAN SIH IYA!”
“BANGS*T! NGEBANDINGIN GIMANE MAKSUDNYA? HAHAHA.”
Gue pun menceritakan detail bagaimana kronologis cerita bagaimana ‘punya bang irfan lebih kecil dari punya bang herman’ ke Bang Firzy. Dan itu sukses bikin dia ngakak ga udah-udah karena urusan leutik ini. Dia terus-terusan ngulang urusan ‘tytyd leutik’. Gue jadi ikutan ngakak gara-gara dia begitu. Bangkek emang si Biji! Hahaha.
"Ga nyangka yak ternyata anak-anak jaman sekarang makin parah aja kelakuannya yak... Hehehe."
"Ya maaf yank... Tapi kan bukan berarti di jaman kamu ga kayak kita juga kan kenakalannya." Gue rada ragu dan ga enak sama Bang Firzy. Gue takut dia mikir gue yang ga ga.
"Santai aja... Aku juga dulu ga se-suci itu kok. Cuman kaget aja tadi, kalian bisa se-kreatif itu. Hahaha."
Gue liat jam di meja Bang Firzy. “Pantes ngantuk, udah hampir jam 10 nih… Mau bersih-bersih dulu aku, baru tidur. Biar besok kita seger mau jalan-jalan, jangan begadang yuk?”
“Boleeeh… Besok mau kemana kita?”
“Gandaria City boleh?”
“Oke deh kalo gitu.”
Gue menggerai rambut gue dan jalan ke arah kamar mandi. Gue mau gosok gigi dan cuci muka dulu sebelum tidur. Bang Firzy udah beliin sabun muka buat gue biar gue ga perlu rempong bawa peralatan mandi gue ke kosan dia. Soalnya kalo di rumah dia, kan bisa minta sama adenya aja. Hehehe. Gue pun masuk ke dalem kamar mandi.
Pintu kamar mandi sengaja ga gue tutup saat itu. Wong cuman gosok gigi sama cuci muka doangan kan, ngapain segala ditutup? Gue liat Bang Firzy lagi fokus ngecek handphone dia. Palingan dia gantian sama gue abis ini.
Spoiler for 18+ ALERT:
XOXOXO
Gue memutuskan untuk ga balik ke kosan selama weekenddan ga ada Bang Firzy. Subuh tadi dia udah take off ke Padang. Setelah dia take off dan airplane mode handphone dia, gue lanjutin tidur gue. “Palingan dia kabarin gue pas gue udah masuk kelas pagi…” kata gue sebelum tidur.
Tapi sampe jam 9 pagi, gue tak kunjung ada kabar. Seharusnya Bang Firzy udah sampe di Padang jam 8 kurang. Dia sama sekali ga ngabarin gue sampe jam 9 pagi. Gue bingung dan khawatir. Gue mau nelpon dia, tapi gue udah di tengah kelas. Gue akhirnya mutusin buat miss call dia. Ternyata nyambung! Berarti dia udah sampe di Padang!
“Tapi kenapa dia ga ngabarin gue sama sekali ya? Masa dia lupa?” tanya gue dalam hati.
Dret. Dret. Dret.
Ada sms masuk, itu dari Bang Firzy.
Quote:
“Lagi?” Gue kaget dengan sms begini dari Bang Firzy UNTUK KEDUA KALINYA. “Tumben banget dia buku fokus kerja di sana? Kenapa sih?”
Quote:
Quote:
Dan dia kirim itu tanpa ada pamitan perpisahan. LAGI. Begini LAGI. Kenapa sih dia harus begini lagi pas banget dia lagi survey ke Padang? Bikin gue pengen suudzon sama dia kalau dia mau nemuin mantannya kan. Tapi gue udah janji untuk ga ambil drama lagi di hubungan kami.
“Semoga ini ga jadi kebiasaan kamu… Bikin aku se-seneng itu kemaren buat bikin aku se-sakit ini kemudian. Semoga ini cuman bakalan jadi sekedar asumsi aku, Zy…” kata gue dalam hati.
namikazeminati dan 25 lainnya memberi reputasi
26
Tutup