Ma'ruf Amin Jadi 'Hakim' Masa Depan Ahok

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok diajak Menteri BUMN Erick Thohir bergabung ke salah satu BUMN. Wapres Ma'ruf Amin bakal menjadi salah satu 'hakim' masa depan Ahok.

Ahok sendiri siap jika diminta menjadi bos BUMN. Namun, posisi Ahok di BUMN masih belum diumumkan secara terang-terangan.

"Bagi saya, kalau ada kesempatan bantu negara, pasti siap dan bersedia," kata Ahok menjawab detikcom, Rabu (13/11/2019).

Ahok sendiri mengaku belum dijelaskan detail soal pos yang akan diisinya ketika datang dan bertemu Erick di Kementerian BUMN. Namun dia sudah diajak bicara soal integritas.

"Hanya bicara secara global aja, tentang perlunya BUMN diisi orang-orang yang profesional dan punya integritas," ujarnya.

Pro-kontra pun muncul terkait ajakan dari Erick kepada Ahok untuk bergabung sebagai ke salah satu BUMN. Salah satu yang disorot adalah posisi Ahok sebagai kader partai. Namun, ada juga yang mendukung dan memuji kinerja Ahok saat di DKI.

Masa depan Ahok di BUMN ini bakal ditentukan lewat sidang tim penilai akhir (TPA) yang ketuanya adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Ketua-nya adalah Wapres Ma'ruf Amin. Sidang TPA ini sendiri bakal menentukan sejumlah direktur utama (Dirut) BUMN yang saat ini tengah kosong.

Berdasarkan Perpres Nomor 177 Tahun 2014 tentang Tim Penilai Akhir, Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian dalam dan dari Jabatan Pimpinan Tingi Utama dan Pimpinan Tinggi Madya, disebutkan dalam Pasal 3 bahwa TPA mempunyai tugas membantu presiden dalam memilih dan menetapkan calon pimpinan tingi utama dan pimpinan tinggi madya.

Ma'ruf yang menjadi salah satu 'hakim' terhadap masa depan Ahok mengaku TPA belum membahas nama Ahok untuk duduk di salah satu BUMN. Menurut Ma'ruf yang menjadi fokus saat ini adalah terkait pemberhentian 7 pejabat di lingkungan BUMN.

"Belum dibahas di TPA (Tim Penilai Akhir), belum. Saya dengar, informasi yang saya terima, masih diproses," kata Ma'ruf Amin di Istana Wapres, seperti dilansir Antara, Jumat (15/11/2019).

"Yang difokuskan di TPA itu tentang pemberhentian tujuh pejabat di lingkungan BUMN," sambungnya.

Ma'ruf juga belum menjelaskan detail Ahok bakal mengisi posisi direksi atau komisaris di salah satu BUMN. Ma'ruf mengatakan itu menjadi wewenang Jokowi.

"Itu nanti kewenangan Presiden yang akan menentukan," tambahnya. (tor/haf)
sumber

☆☆☆☆☆

Memang siapa Ma'ruf Amin bisa menentukan masa depan Ahok? Malaikat Penjaga Surga-Neraka? Malaikat Pencatat Amal Manusia? Bukan. Ma'ruf Amin adalah Wakil Presiden yang tak bisa menentukan apapun soal siapa yang pantas dan bisa menjadi Komisaris atau Direksi BUMN.

Yang paling pantas untuk mengadili Ahok adalah Presiden dan UU. Karena Presiden punya kewenangan untuk menunjuk siapa yang pantas menjadi Komisaris atau Direksi, dan UU yang bisa membatasi, membolehkan atau menolak Ahok menjadi bagian dari BUMN.

Kalau boleh bicara jujur, Ma'ruf Amin hanyalah pion yang dipakai oleh para pengikut dajjal 212 untuk membinasakan langkah orang lain yang punya niat baik bagi bangsa dan negara ini. Justru para pengikut dajjal 212 itulah yang seharusnya dimatikan langkahnya.

Ma'ruf Amin terbukti tak digubris oleh kadal-kadal gurun 212 setelah beliau bergabung di barisan Jokowi dan menjadi Wakil Presiden.

Bahkan seorang Prabowo bisa dihinakan sampai sehina-hinanya oleh mereka.

Lalu kenapa mereka para kadal gurun ini bisa begitu arogan seolah mereka punya hak maha besar menentukan hidup orang lain? Tak lain dan tak bukan karena kita melakukan lembiaran kepada mereka. Kitatak pernah bisa tegas kepada mereka sehingga mereka bisa semaunya di Republik ini.

Di Indonesia ini, begitu ada kelompok yang membawa agama dan ummat untuk memuaskan syahwat politik dan kekuasaan mereka, langsung dibela habis-habisan tanpa melihat lagi apa yang tersembunyi di hati busuk mereka.

Seharusnya Ma'ruf Amin bisa bersikap tegas! Meskipun urusan keputusan MUI adalah kolektif kolegial, tapi seharusnya MUI tidak dimasuki oleh manusia-manusia picik. MUI tidak boleh menjadi sarang manusia munafik. MUI yidak boleh menjadi panggung bagi manusia-manusia yang matanya ketutup tai, tak bisa melihat dengan hati yang jernih, tak bisa menanggalkan kebencian dengan topeng agama. Tak boleh sedikitpun ada.

Selama mereka-mereka yang pernah berkawan dengan para kadal gurun 212 ini diam, maka selamanya mereka akan arogan.

Jangan menunggu pedang tajam Allah menghunus didepan mereka. Kitalah yang punya tanggungjawab akan hal ini.

Ibarat bicara nasib, maka kitalah yang harus merubah nasib bangsa ini, bukan menunggu belas kasihan Allah.

Allah telah cukup memberi bukti, mana manusia-manusia munafik, mana manusia-manusia yang jujur. Dan Allah Maha Adil, tak perlu memilah-milah mana agamanya, cukup dengan menunjuk orangnya, maka terbukalah semua kebusukannya.

Ma'ruf Amin bisa apa?