onee643Avatar border
TS
onee643
11 Contoh Mindset yang Muncul Ketika Melihat Wanita Bercadar
Hello kawan-kawan pembaca semua, semoga sedang dalam kondisi bahagia, dan tercukupi segala kebutuhan, amin.

Pada topik kali ini saya ingin membahas tentang cadar, kalau pada kesempatan yang kemarin kemarin sempat saya bahas mengenai crosshijaber, di sini, kali ini masih membahas topik yang sama hanya pada sisi pandang yang berbeda. Mungkin. Hmm.


Tolong tenangkan hati ini bukan laki-laki tapi wanita tulen sumber picture agustinnesia.com


Sehubungan dengan familiarnya saya dengan niqab, kerudung, maupun cadar, karena selain sering melihat, berinteraksi dengan wanita bercadar, dan pengajian yang dulu sering saya datangin banyak yang bercadar, maka kali ini saya memberanikan diri untuk mengangkat topik terkait.

Jujur saja, masih banyak orang yang masih menganggap fenomena ini sebagai hal yang "baru", sedikit tabu, dan sederet mindset lain berangkat dari belum mengenalnya dengan baik perihal cadar. Kali ini saya ingin membahas beberapa mindset yang sempat bertengger di sebagian masyarakat berangkat dari "cara berbusana" sebagian wanita muslimah ini.

Identik dengan teroris
Seperti kita tahu, sejak momentum 9/11, kejadian 11 September 2001, islamophobia makin menjadi di dunia internasional. Baik secara sosial kemasyarakatan maupun kebijakan kebijakan negara Amerika terhadap para muslim di sana.


Berbelasungkawa terhadap para korban sumber picture theconversation.com


Banyak warga negara Amerika yang memang muslim, menceritakan banyak bagaimana yang terjadi di Amerika dan beberapa belahan dunia lain pasca terjadinya "terrible attack" tersebut. Salah satunya adalah Mona Eltahawy, seorang muslimah berdarah Egyptian American yang sempat menceritakan banyak apa saja yang terjadi di negara Paman Sam tersebut setelah terjadinya 9/11, menyita respect sebagian besar pembaca di The Guardian.

Tudingan miring sempat dilemparkan ke banyak komunitas muslim di Amerika, apalagi personal yang mempunyai performance muslim yang kentara: berkerudung, niqab/cadar, jenggot, maupun berbusana muslim kala di areal publik. Tidak hanya individu tapi beberapa komunitas muslim juga terkena imbas. Penulis juga menyebut ada beberapa masjid lokal yang melawan usaha pembakaran masjid oleh orang-orang tidak dikenal.


Kasian mereka yang jadi korban bully sumber picture vox.com


Kebijakan negara di Amerika kala itu juga tidak mau kalah, introgasi pada beberapa orang muslim, kebijakan CIA dan NYPD untuk melakukan spying pada beberapa orang yang notabene muslim, dan beberapa komunitas muslim. Beberapa pressure pemerintah terhadap muslim kala itu bisa ditemukan di sini.

Guys, pada dasarnya cadar adalah simbol penghambaan kepada Tuhan, khususnya wanita-wanita yang beragama Islam, demi melakukan sunnah menyempurnakan menutup aurat. Sebagian ahli agama yang menutup usia sebelum kita, mengemukakan baik dalam banyak kitab, dominan sepakat bahwa cadar adalah sunnah, tidak wajib, untuk menyempurnakan penutupan aurat, hanya mengharap balasan dari yang Maha Esa, tidak lain.


Sumber picture jateng.tribunnews.com


Tudingan seakan membabi buta yang terjadi di negara barat, itu bisa kita pahami, karena mereka kehilangan banyak warga negaranya yang ada di WTC, selain karena memang WTC adalah simbol kedigdayaan Amerika.

Tapi waktu memang berbicara, bahwa lambat laun negara-negara barat menyadari bahwa mereka berhadapan dengan oknum, bukan Islam pada umumnya, meski masih ada beberapa dari mereka yang menganggap Islam mengajarkan teroris. Satu hal yang pasti, jika mereka mau mempelajari Islam, tidak ada anjuran agama yang tersurat pada Alquran alias kitab suci agama Islam, untuk melakukan kegiatan-kegiatan negatif seperti terorisme.

Oknum. Sebagian kecil tidak lah semua, apalagi semua bukanlah mewakili sebagian kecil tersebut. Logika seperti ini mungkin yang bisa kita pahami dalam menggaris bawahi pemaknaan istilah oknum. Kalau memang kemarin kemarin mindset seperti ini sempat menghinggapi kita kalau melihat wanita yang bercadar, mungkin saatnya per sekarang kita merubah opini pikiran tersebut.


Sumber picture mcclatchydc.com


Membunuh itu haram di Islam, apalagi membunuh sesama muslim, dosanya pasti double triple. Coba simak hadis yang saya temukan di kitab Bukhari dan kitab Muslim,

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda: “Jauhilah tujuh (dosa) yang membinasakan!” Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasûlullâh, apakah itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Syirik kepada Allâh, sihir, membunuh jiwa yang Allâh haramkan kecuali dengan haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari perang yang berkecamuk, menuduh zina terhadap wanita-wanita merdeka yang menjaga kehormatan, yang beriman, dan yang bersih dari zina”.


Sumber picture tirto.id


Tidak mau bergaul kecuali dengan sesama
Mindset berikutnya yang mungkin muncul di sebagian benak masyarakat, bahwa wanita bercadar lebih memilih pergaulan dengan sesama yang bercadar atau yang sama pengetahuan agamanya. Sedangkan untuk bergaul dengan masyarakat, dia lebih menutup diri.

Sebenarnya anggapan ini banyak salahnya daripada benarnya. Karena wanita bercadar kalau memang dia memahami pengetahuan Islam dengan baik, dia tidak akan membatasi pergaulan dengan siapa saja, akan tetapi jika pergaulan identik antara beda jenis kelamin, yaitu antara wanita dan pria, maka wajar dia membatasi pergaulan tersebut karena memahami bahwa bercampur baur antara pria dan wanita di publik maupun di tempat tertentu adalah berdosa. Wacana agama menyebut campur baur pria dan wanita ini dengan istilah "ikhtilath".

Jika dominan mendekam di rumah, jarang keluar rumah kecuali urgent, hal ini wajar juga bagi para wanita di aspek ini. Karena, anjuran agama memang mewacanakan demikian, coba simak salah satu ayat Alquran ini,

“Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33)

Ibnu Katsir, dalam Al Adzim, menjelaskan sedikit banyak tentang ayat ini, bahwa wanita memang posisi terbaik memperbanyak diri di dalam rumah, menghindari berhias, alias make up berlebihan zaman sekarang, kemudian keluar rumah. Dikhawatirkan kecantikan yang dilihat oleh laki-laki lain yang bukan suaminya tersebut, bisa menjadi godaan buat orang lain. Agama menyebutnya dengan tabarruj.


Sumber picture kartunmuslimah.com


Tapi sebagian ulama masih mengecualikan kondisi urgent misalkan seperti si wanita hendak belanja, dan urusan-urusan lain sehubungan dengan rumah tangganya. Asalkan memakai penutup aurat seperti jilbab. Di sisi lain, wanita yang sudah bersuami, rumah dan segala perangkat rumah tangga adalah "ladang pertanggungjawaban". Istri yang baik mempunyai homework besar mengatur kebutuhan rumah tangga, suami, dan psikis anak-anak.

Tapi bila ada kondisi wanita bercadar yang seperti ini, hanya bergaul dengan sesama, bisa jadi ini kembali ke pribadi masing-masing, tidak bisa melekatkan cadar dengan tipikal seseorang yang berkonotasi negatif. Pastinya Islam tidak membatasi pergaulan wanita bercadar, kecuali pergaulan yang memang banyak negatifnya daripada positifnya.

Pergaulan dengan lawan jenis, merupakan hal-hal yang negatif, menimbulkan dosa. Bisa saja misalkan di suatu kampung wanita bercadar jarang banget bergaul ketika ada sekumpulan ibu-ibu yang suka menggosip kesana kemari, hal itu juga masih wajar, karena kalau dia ikut dengan sekumpulan ibu-ibu yang gosip kesana kemari, dia takut menuai dosa dan karma. Wacana keagamaan menyebutnya dengan "ghibah", yaitu membicarakan orang lain.

Kalau kita mau membuka mata, hati, dan kepo, masih banyak wanita bercadar lain yang mau meniti karir di publik. Coba amati sekitar.


Sumber picture rappler.com


Wajahnya jelek makanya bercadar
Niat seseorang beragam cuman kalau menyamaratakan niat seperti ini setiap wanita yang bercadar, perihal ini adalah salah kaprah banget. Selain cadar adalah simbol penghambaan diri kepada Tuhan untuk menjaga aurat, masih banyak guys wanita-wanita bercadar yang pada dasarnya cantik. Percayalah pada saya. Bahkan ada beberapa artis yang sekarang bercadar.

Lagian sekarang kita bedakan wanita yang suka memakai pakaian terbuka dan wanita yang memakai cadar. Seperti kita tahu kulit ketika menerima sinar matahari berlebih dan intensitas sering, pasti akan menggelap kan? Logikanya kalau wanita bercadar, udah minum tumbuhnya pasti jarang banget terpapar sinar matahari secara langsung kan? Dari situ saja kita bisa nangkap, kemungkinan besar kulit mereka terlindungi, putihnya juga awet putih daripada wanita-wanita berpakaian terbuka kemudian intensitas matahari sama-sama terkena.


Yakin dia jelek? Sumber facebook.com


Yakin dia jelek? Sumber jakpost.travel


Bau badan
Niqab identik dengan busana berlebih, pastinya si pemakai banyak momen gerah, berkeringat banyak, dalam beberapa kesempatan diidentikkan dengan bau badan. Hal ini tudingan yang kurang lebih salah juga karena semua kembali ke tipikal wanita masing-masing. Tapi jika wanita yang benar-benar wanita feminim, ada sisi dia suka menjaga performa, termasuk menjaga aroma tubuh, baik kepada suami maupun ketika ada di areal publik.


Sumber picture clivechristian.com

Biasanya di sih mereka memakai wangi-wangian yang alakadarnya, tidak terlalu over aroma, karena mereka pada paham bahwa secara kacamata agama, menggunakan parfum yang baunya semerbak berlebihan tidak dibolehin. Jadi secara, singkirkan deh pikiran negatif seperti ini kalau kita pernah secara tidak sengaja mempunyai mindset serupa.

Kalau urusan sandaran hadits, ada beberapa hadis yang menyinggung tentang wewangian wanita muslimah. Coba saya bawakan salah satu hadis,

“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pramuria.”

Salah satu hadis yang ada di kitab milik an Nasa'i, Abu Daud, dan Tirmidzi ini dijelaskan salah satu ulama, apa yang dimaksud adalah wanita yang meniatkan memakai wangi-wangian agar di konsumsi aromanya oleh sekumpulan laki-laki, kemudian sekumpulan orang lawan jenis tersebut timbul syahwatnya/nafsu/libido. Bukannya ini akan menimbulkan dosa?

Tidak mau interaksi fisik dengan lawan jenis
Kalau ini sudah memang ketentuan agama. Misalkan melakukan salaman dengan lawan jenis, maka persentuhan kulit sang wanita dengan laki-laki bukan suami merupakan suatu dosa kecil, makanan dia enggan salaman atau interaksi fisik yang lain.

Berpandangan dengan lawan jenis yang bukan mahram, juga secara kacamata agama adalah zina mata, jadi saudara-saudara semua kalau mau melototin matanya para hijaber, silakan ngotot dalam melakukannya, karena wanita-wanita bercadar yang paham agama dominan tahu betul hukum-hukum agama. Mindset seperti ini bukan salah, tapi memang benar kalau urusannya lawan jenis.


Liat deh, sumber picture detakindonesia.co.id


Judes super kalau berinteraksi dengan penganut agama lain
Salah. Kalau kita mau kilas balik ke zaman dahulu, ketika orang-orang Islam menduduki suatu wilayah tertentu yang ada orang-orang non Islam nya, pimpinan alias khalifah dari para orang muslim akan melindungi sangat setiap orang non muslim yang ada di wilayahnya. Karena ini merupakan adab yang diajarkan oleh Nabi Muhammad the last prophet.

“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” (QS: At-Taubah [9]: 6).

Sejarah pun berbicara senada. Pasti kawan-kawan sesama muslim pernah mendengar bagaimana perlakuan Nabi Muhammad terhadap pengemis buta yang dia adalah notabene Yahudi. Setiap hari nabi datang, menyuapi membersihkan segala kotoran di wajahnya, meski si pengemis Yahudi buta tersebut sambil ngomel-ngomel banyak hal yang buruk tentang Nabi, tapi tetap the last prophet kita baik kepada dia, hampir setiap hari datang ke depan pengemis, menyuapi memberi minum, bahkan sebelum menyuapi makanan yang akan di masukkan dilumatkan dulu agar si pengemis buta tersebut mudah dalam memakannya.


Sultan kesayangan yang sudah tiada, sumber picture inspiradata.com


Belum lagi pernah salah satu khalifah alias pimpinan negeri muslim, mendapati salah satu anak buahnya sedang akan membuat berantakan salah satu dagangan orang non muslim. Tapi sang khalifah dengan mantap mengatakan bahwa orang-orang non muslim tersebut dalam pertanggungjawaban dia, bermasalah dengan para orang-orang muslim sama saja bermasalah dengan sang khalifah atau pimpinan muslim saat itu.

Dia adalah laki-laki
Curiga seperti ini wajar saja sih karena zaman sekarang lagi hangat-hangatnya fenomena crosshijaber. Tapi paling tidak kita positive thinking dulu lah. Adapun kalau dia memang benar-benar laki-laki yang memakai cadar, bisa saja tidak ada niat buruk di dalam hatinya, jadi tinggal kita aja yang mengingatkan bahwa yang dilakukan dia adalah jalan yang salah.


Sumber picture notif.id


Menganggap wanita muslimah yang tidak berkerudung adalah najis/sesat
Salah juga sih mindset seperti ini. Kalau saya boleh membuka rahasia, wanita muslim memang diwajibkan menutup aurat. Kalaupun ada wanita muslim yang belum menutup aurat, wanita-wanita bercadar yang paham agama pasti akan melihat mereka sebagai ladang dakwah. Mestinya yang ada nasehat-nasehat positif, pendekatan secara emosional, dalam rangka untuk berinteraksi positif dan mendakwahkan apa yang dikatakan Tuhan.

Keep positive thinking saja. Adapun jika memang ada satu/dua wanita bercadar yang indikasi perilaku seperti ini, bisa jadi lebih ke oknum, berangkat dari pengetahuan agama kurang.

Jihadis
Kalau memang jihad di sini yang dimaksud adalah jihad secara umum, yaitu menekan keinginan nafsu yang mengajak hal-hal yang berkonotasi negatif, menahan diri, memaksakan diri demi Tuhan dengan cara menutup aurat berupa pemakaian cadar, memaksakan diri menjalankan sunnah sunnah dan ketetapan ketetapan agama, konsistensi maksimal di dalam jalan agama, kajian seperti ini memang dia lakukan.

Sedangkan kalau identik jihadis yang disematkan pada wanita bercadar mengarah ke bom, senjata tajam, pembunuhan, kekerasan alias violence, ini benar-benar mindset yang keliru.

Ustadz Abu Qotadah dalam majalah as-Sunnah menjelaskan sedikit tentang jihad seperti ini,

Jihad melawan hawa nafsu, meliputi: Berjihad melawan hawa nafsu dalam mencari dan mempelajari kebenaran dan agama yang haq. Berjihad melawan hawa nafsu dalam mengamalkan ilmu yang telah didapatkan. Berjihad melawan hawa nafsu dalam mendakwahkan ilmu dan agama yang haq. Berjihad melawan hawa nafsu dengan bersabar dalam mencari ilmu, beramal dan dalam berdakwah.

Inilah bentuk jihad yang benar. Kalaupun kita menilik kepada sejarah, memang the last prophet melakukan peperangan beberapa kali dengan kaum yang memerangi agama. Sekali lagi, memang peperangan terpaksa dilakukan karena saat itu duluan diperangi oleh pihak tidak bertanggung jawab. Bahasa simpelnya waktu itu sedang membela dirinya, membela agama, keluarga, dan harta.

Contoh sederhana kita sedang berjalan di alun-alun kota. Kemudian ada yang ingin menusuk kita menggunakan pisau. Mau berdiam diri atau membela diri? Berdiam diri bisa ketusuk lalu mati dong?


Sumber picture rferl.org

Anti ke barat-baratan
Bisa jadi iya bisa jadi nggak, tergantung ke barat-baratan yang seperti apa. Kalau ke barat-baratan identik dengan culture yang cenderung negatif, bisa jadi ini adalah hal wajar ketika mereka anti banget. Misalkan ke barat-baratan dalam segi busana yang terbuka auratnya. Wajar kan kalau anti?

Ada juga ke barat-baratan misalkan makan di produk yang notabene barat punya. McDonald's, Pizza hut, KFC, CFC, dengan dalih kita kalau makan di sana profitnya untuk membantai kawan-kawan sesama muslim di Palestina dan negara muslim terjajah lain. Kalau seperti itu ya kita maklumi saja, namanya mereka muslimah sejati, kesakitan yang dirasakan saudara-saudara di seberang sana, ikut dirasakan pula.

Tapi masih ada wanita yang bercadar tapi masih konsumsi di tempat-tempat yang telah disebutkan. Karena parameter tiap wanita bercadar itu sama, yaitu hanya ingin makan makanan yang halal. Mereka paling anti terhadap makanan yang memang haram. Meski mungkin kondisi seperti ini benar-benar jarang terjadi.


Identik dengan aliran tertentu
Sebetulnya salah juga mengidentikkan wanita bercadar dengan aliran tertentu. Sebetulnya cadar itu sunnah, memang ada sebagian ulama yang menganggapnya sunnah ada sebagian lagi yang menganggapnya wajib, suatu urusan yang khilafiyah diantara ulama. Jadi tidak heran kalau tidak terbatas pada aliran tertentu, mengingat personal, dan kitab-kitab Islam yang banyak banget bertebaran di bumi mempunyai pegangan alias sandaran keilmuan masing-masing.

Tenang saja, bikin diri kita nyaman. Terkadang mindset mindset negatif malah membuat diri kita terkungkung dengan ketidaktahuan akan ilmu. Semua kembali ke pribadi masing-masing, ada passwordnya kita bertabayun, mencari informasi dulu secara segi keilmuan, akan beberapa fenomena yang telah ataupun yang hendak terjadi kedepannya.


Demikian sedikit ulasan dari saya, semoga bermanfaat, menjadi wacana yang bisa di ambil hikmah, dan sekali lagi kita harus memilah, mana mana yang berangkat dari segi personal. Karena kita tidak bisa menyamaratakan suatu fenomena tertentu dengan kondisi sebagian besar masyarakat.

Selamat beraktifitas, dan semoga makin semangat menjaga ibadah.

Salam terhangat.




FURQON643
sebelahblog
sebelahblog memberi reputasi
1
22.2K
59
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tanah.liatAvatar border
tanah.liat
#36
Quote:


Yoi men.... gedik aja palanya guru ente emoticon-2 Jempol
onee643
onee643 memberi reputasi
1
Tutup