Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jeniussetyo09Avatar border
TS
jeniussetyo09
DIARY MATA INDIGO - SEASON 3 : THE NEXT LEVEL
ONCE AGAIN…. WELCOME TO MY THREAD



Pict by Rido Irdam


Thread ini adalah thread lanjutan dari Thread sebelumnya DIARYMATA INDIGO SEASON 2 : Sebuah Cerita Lanjutan Indigo Interdimensional

DIARY MATA INDIGO SEASON 3 : THE NEXT LEVEL

Cerita Season 3 kali ini bercerita tentang pengalaman sesudah kuliah dan memasuki dunia kerja. Penulis pada season 3 ini akan lebih banyak menambah bumbu-bumbu fiksi sebagai pembungkus pengalaman yang pernah ada. Tentu saja dengan tetap mengedepankan prinsip "Fiksi Rasa Real" daripada "Real Rasa Fiksi". Tentu saja semua nya diambil dari apa yang dihasilkan oleh penglihatan seseorang yang bisa melihat “mereka”. Mereka yang tak kasat mata. Mereka yang berada di alam sebelah. Mereka yang sering disebut dengan hantu, jin, siluman, roh, makhluk halus atau arwah.

Istilah indigo adalah sebutan bagi mereka yang memiliki kemampuan indra keenam, dan dalam thread ini khusus hanya membahas tentang pengalaman Indigo Interdimensional, bukan indigo yang lain. Indigo Interdimensional adalah salah satu kemampuan Indigo dimana seseorang bisa melihat, mendengar bahkan berkomunikasi dengan makhluk halus atau penghuni alam sebelah.

Isi thread ini murni berbagi cerita dan pengalaman dan sama sekali tidak bicara tentang pengertian atau pemahaman tertentu. Bagi orang yang mungkin punya pemahaman atau pengertian yang berbeda dipersilahkan. Tapi yang jelas hal-hal itu tidak akan direspon

Penulis tidak mengharapkan komentar yang menimbulkan perpecahan, apalagi yang berbau SARA, akan tetapi jika ternyata ada juga yang berkomentar demikian, maka semoga mendapatkan hidayah dan semoga orang tersebut semakin dimulikan dan dan ditinggikan derajatnya oleh Tuhan Yang Maha Esa. Terlepas nanti ada syarat dan ketentuan berlakunya atau tidak.

Selebihnya ane cuma bisa mengucapkan, selamat menikmati.

Enjoy….


by Rido Irdam

PS :

Untuk memudahkan dan karena Diary ini terdiri dari beberapa part ane sediakan link nya. Dengan rendah hati ane juga tidak lupa menghimbau untuk membudayakan komeng bagi Agan & Sista. Cendol bila Agan & Sista ikhlas, rate jika berkenan, bata mohon ditiadakan emoticon-Blue Guy Smile (S)
emoticon-Blue Guy Smile (S) emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Maaf Agan


Part 1 : DMI 3 - Prolog

Part 2 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 1

Part 3 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 2

Part 4 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 3

Part 5 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 4

Part 6 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 5

Part 7 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 6

Part 8 : DMI 3 - Kembali Ke Pak Sam 1

Part 9 : DMI 3 - Kembali Ke Pak Sam 2

Part 10 : DMI 3 – Siap kah Kau Untuk Jatuh Cinta Lagi?

Part 11 : DMI 3 - Bocah Astral

Part 12 : DMI 3 - Mendua Dalam Astral

Part 13 : DMI 3 - Indahnya Mendua

Part 14 : DMI 3 - Pertempuran 1

Part 15 : DMI 3 - Pertempuran 2

Part 16 : DMI 3 - Dead End

Part 17 : DMI 3 - Not Alone

Part 18 : DMI 3 - Berperang Kembali 1

Part 19 : DMI 3 - Berperang Kembali 2

Part 20 : DMI 3 - Berperang Kembali 3

Part 21 : DMI 3 - Kemenangan

Part 22 : DMI 3 - Pagelaran Wayang di Merapi

Part 23 : DMI 3 - Jagad Gumelar

Part 24 : DMI 3 - Harus Memilih

Part 25 : DMI 3 - Good Bye

Part 26 : DMI 3 - Restu

Part 27 : DMI 3 - Legenda Raden Rangga

Part 28 : DMI 3 - Usaha Terakhir

Part 29 : DMI 3 - Menyelamatkan Arya

Part 30 : DMI 3 - Sesuatu Tak Terduga

SIDE STORY :

PULANG 1

PULANG 2

MEMBUKA MATA KETIGA PART 1

MEMBUKA MATA KETIGA PART 2

MEMBUKA MATA KETIGA PART 3

TANGISAN ARWAH 1

TANGISAN ARWAH 2

TANGISAN ARWAH 3

TANGISAN ARWAH 4

HILANG 1

HILANG 2

GERBANG DIMENSI IMOGIRI 1

GERBANG DIMENSI IMOGIRI 2

Jon Sansiro Story :

Story 1 : Gundul Pringis


Sekarang Mas Yus juga sudah merambah spotify. Dengarkan celoteh dan obrolan Mas Yus yang akan selalu menghantui anda di Podcast Mas Yus di Spotify. Cekidot

Spotify Mas Yus - Diary DImensi Ketiga

Top 5 Astral Feminim selain Kuntilanak

Top 5 Pesugihan Underrated

[/QUOTE]
Mas Yus sekarang sudah punya Channel Youtube judulnya Ngopi Mistis alias Ngobrol Pokoknya Intinya Mistis. Jangan lupa Share, Like, dan Subscribenya yaaaa







[/QUOTE]


Penampilan Perdana di TV, di Acara KERAMATINews

Sebuah acara bertema kan penelusuran tempat-tempat angker dan keramat. Menguak misteri-misteri yang tersimpan di dalamnya. Bersama paranormal dan host-host kece. Tayang setiap hari SABTU dan MINGGU, pukul 20:30 WIB. Hanya di channel INEWS

Kalau ketinggalan programnya nggak usah khawatir, subscribe channel youtubenya : https://www.youtube.com/channel/UC5c...H0tQ3l49G-_rtw

Ini penampakan pertama Mas Yus dalam episode Keramat :

1. Misteri Gedung Biru Kalimalang - Bekasi



2. Setan dilarang masuk - Bioskop Atoom Citeureup



3. Misteri Sinden Marni - Studio Alam TVRI Depok



4. Misteri Sumur 7- Sumur 7 Beji Depok



5. Pastur Tanpa Kepala VS Nenek Gayung - Makam Jeruk Purut



7. Jangan Fitnah Setan - Bekas Pabrik Ciputat





Anda bertanya Indigo Menjawab. Sekali-sekali coba bikin konten di youtube. Isinya tentang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk ke Instagram diarymataindigo09. Penasaran? Klik Linknya....
Jangan lupa like nya :







[/QUOTE]


Quote:



Quote:


Cek Juga karya ane yang lain ya Gan..

DIARY MATA INDIGO SEASON 1

DIARY MATA INDIGO SEASON 2

EKSPEDISI KRAMAT - HIDDEN STORY

DARK SIDE INDONESIAN FAIRYTALE


BUAT TAMBAH PENGETAHUAN :

1. Melihat Hantu Tanpa Mata Ketiga / Indra Keenam

2. Kenali Jenis-Jenis Distorsi Pada Anak Indigo

3. Thread Kaskus yang jadi Novel

4. Gunung-gunung yang memiliki Pasar Setan

5. 5 Fakta yang jarang orang ketahui tentang Pocong

Quote:


Quote:


Quote:



by Rido Irdam
Diubah oleh jeniussetyo09 02-03-2020 02:42
aryowbs
bandarlaguna
c4kr4d3w4
c4kr4d3w4 dan 81 lainnya memberi reputasi
76
1.5M
3.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
jeniussetyo09Avatar border
TS
jeniussetyo09
#3192
DMI 3 – RESTU


Sampai pada saat ini Aku masih berada di antara 2 pilihan. Aku coba diam sejenak. Aku coba memusatkan pikiranku pada satu orang. Meminta pertimbangan nya dari jarak jauh. Aku coba melakukan kontak batin dengan Pak Sam. Cuaca siang yang panas menyengat tidak mampu menyurutkan fokusku.

Suara-suara di sekelilingku kemudian menghilang. Hanya suara napas dan detak jantungku sendiri yang terdengar. Kesadaranku bergabung dengan kesadaran semesta. Mencoba menjangkau Pak Sam yang ada berpuluh-puluh kilometer di Jogja.
Sejenak kemudian sebentuk angin keras menerpaku. Sebentuk suara menggema dalam pikiran dan ruang batinku

DIputuske…….
Dilakoni……
Disyukuri……
Dikeloni……
Aja pangarep-arep hasil
Hasile bedo soko pangarepmu tetep disyukuri
Amargo kuwi seng paling apik nggo awakmu
Peparing soko Gusti
Tetep sumeleh lembah manah
Mantepana lakumu

Terjemahan :

Diputuskan ........
Dilakukan ........
Disyukuri ........
Digeluti ........
Jangan mengharapkan hasil
Hasilnya berbeda dengan pengharapan tetap disyukuri
Karena itu yang terbaik buat dirimu
Pemberian dari Yang Maha Kuasa
Tetap pasrah dan rendah hati
Mantapkan langkahmu

Kata-kata itu seperti merasuk kedalam tubuhku. Langsung menyengat sedemikian rupa, sehingga hati yang galau tidak kemudian membuatku tidak bisa berpikir. Aku pun langsung merespon nya dalam hati : Matur sembah nuwun Pak – Terima kasih banyak Pak

Saat menyadari bahwa keputusan Yowan tidak mungkin berubah untuk sepemikiran denganku, akhirnya Aku lebih memilih Mitha. Tidak adil baginya karena dirinya sudah sedemikian bersabar denganku, walaupun Aku jadi jarang memperhatikan nya akhir-akhir ini karena banyak berhubungan dengan Yowan. Perasaannya sebenarnya tidak pernah surut. Wajar jika kali ini dia marah, karena Aku sudah merusak semua yang sudah dia persiapkan sejak lama. Demi masa depanku dan masa depan nya.

Aku mantapkan diri untuk memperjuangkan Mitha. Saat ini Mitha sedang dalam perjalanan ke Jogja menggunakan kereta. Lama perjalanan 8 Jam 10 Menit. Dia akan tiba di Jogja pukul 15:00. Secepatnya kemudian Aku pergi ke Bandara, dan memesan tiket Go Show ke Jogja.

Untungnya masih ada tiket tersedia. Jalanku seakan terbuka dan dimudahkan untuk melakukan semuanya. Aku tidak membawa pakaian tas atau apapun. Hanya dompet, ponsel dan pakaian melekat di badan. Seluruh pakaian dan apa yang Aku butuhkan semua masih ada di rumah Eyang di Jogja. Mau 4 – 5 hari di Jogja juga tidak masalah.

Pesawat berangkat pukul 11:30. Lama perjalanan 45 menit. Kurang lebih jam setengah satu Aku mendarat di Jogja. Masih ada waktu untuk membeli buket bunga di penjual florist di daerah Kotabaru. Sambil memikirkan kalimat rayuan untuk meluluhkan hati nya. Sebelum pukul 15:00 Aku sudah tiba di Stasiun Tugu. Menunggu di dekat pintu keluar.

Kereta Senja Utama dari Jakarta akhirnya sampai di Stasiun Tugu. Aku sudah pasrah apapun yang terjadi. Seandainya dia marah sejadi-jadinya dan meluapkan semuanya di situ Aku siap. Aku pantas menerima nya. Aku tidak mengharapkan apapun selain kesediaan nya untuk memaafkanku. Seandainya dia tidak mau menerimaku lagi. Aku akan ikhlas dan pulang ke Jakarta hari itu juga.

Akhirnya Aku melihat Mitha berjalan menuju arah pintu keluar Peron. Matanya masih sembab,dan wajahnya manyun. Aku lihat langkahnya gontai seperti orang tidak niat

“Mitha….”. Aku memanggilnya dengan nada senang. Sesaat Mitha terdiam melihatku. Melongo beberapa saat. Sejurus kemudian melemparkan tas bawaan nya ke lantai lalu menghambur memelukku sambil menangis.

“Mas Yuss Jahaatt…. Kenapa nggak bilang kalau berangkat ke Jogja duluan….”. Teriaknya sambil menangis bombay. Gantian Aku yang melongo. Tetapi kemudian tersenyum sambil menghembuskan nafas lega. Aku tahu dia tidak jadi marah, karena mengira Aku sudah berangkat ke Jogja duluan sebelumnya.

“Maafin Mas ya Tha….. Mas cuma pingin bikin kejutan buat kamu. Nggak mungkin lah kalau sampai Mas nggak datang ke Jogja buat ngelamar kamu”. Tanganku dengan sendirinya terangkat dan turut memeluknya erat. Orang-orang di sekeliling sampai memperhatikanku dan Mitha yang melakukan adegan layaknya film-film drama Korea. Atau mungkin lebih mirip film AADC. Ahhh…. Bodo amat. Yang penting Mitha tidak jadi marah. Sifatnya yang lugu lumayan menguntungkan buatku

Kebetulan ternyata Mitha sudah dijemput sopir, jadi Aku hanya bisa mengantarnya sampai halaman depan Stasiun.

“Mas janji ya…..nanti sore kita ketemu sama keluargaku. Jam sama tempat nanti Aku kasih tahu. Jangan bikin kejutan atau bercanda aneh-aneh Mas.Takutnya nanti Mas dikira ndak serius sama Mitha”. Mitha mencoba mengingatkan. Aku pun mengangguk tanda paham

“Iya Tha… pasti lah. Mas nggak akan mengecewakan kamu kok. Mas sudah mantep, serius milih kamu”. Mitha langsung tersenyum sumringah. Satu kecupan nya mendarat di pipi kananku. Sebelum akhirnya dirinya masuk ke dalam mobil Marcedez Benz yang menjemputnya.

Aku pun lalu hanya memandang mobil itu pergi menjauh keluar dari stasiun. Pikiran dan hatiku langsung lega setelah itu. Tidak ada lagi beban dan gelisah yang menghantui. Aku lalu coba mencegat becak yang lewat untuk mengantarku ke tempat Eyang.

“Ke Pogung berapa Pak?”,tanyaku pada tukang becak.

“Rp 40.000 saja Mas”. Aku langsung menggeleng dan menawar harga.

“Biasa Rp 30.000 Mas… Naik taxi juga biasanya segitu”. Jawabku dengan nada agak tegas

“Ya sudah Mas Rp 35.000 saja”. Aku langsung setuju dan naik ke becaknya. Becakpun kemudian berjalan pelan keluar dari stasiun

“Ayah…”. Tiba-tiba sebentuk suara mengagetkanku. Aku sempat memperhatikan tukang becak yang sedang mengayuh becak di belakangku. Tetapi sepertinya tidak mungkin itu suaranya. Suaranya seperti suara anak kecil.

“Ada apa Mas?”, tanya tukang becak itu saat sadar kalau Aku sedari tadi menoleh memperhatikan nya.

“Tidak…Ti..Tidak apa-apa kok Pak”, jawabku agak gugup. Entah kenapa kemudian Aku jadi teringat pada Arya. Ada setitik rasa bersalah mulai merayapi pikiranku.

“Arya…. Maafkan Ayah…..”.Aku mencoba mengatakan nya dengan membatin berkali-kali. Berharap dengan mengatakannya rasa bersalahku bisa sedikit berkurang. Tetapi Aku teringat kata-kata yang menguatkanku kembali :

Diputuskan, Dilakukan, Disyukuri, Digeluti. Terjadilah menurut Kehendak Nya, dan bukan kehendak ku…

Sudah sampai di sini. Aku sebaiknya tidak menoleh lagi ke belakang. Apapun resiko nya, apapun yang terjadi, akan Aku hadapi. Aku tidak ingin lagi hidupku ditentukan oleh akurnya atau tidak akurnya kubu utara dan kubu selatan. Semua sudah ada yang mengatur. Selayaknya mereka berhak mengatur diri mereka masing-masing.

Sore hari ternyata seorang suruhan dari rumah Mitha mengantarkan sebuah paket berisi satu stel baju batik lengkap berikut dengan celana panjang hitam dan sepatu fantovel nya. Aku mengerti pakaian itu harus Aku kenakan untuk acara nanti sore di rumah Mitha.

“Jam setengah 6 sore nanti Mas Yus di jemput ya”. Kata orang yang mengantarkan baju batik itu kepadaku. Aku pun mengangguk tanda mengerti. Jam 17:00 Aku sudah rapi menunggu.

“Ayah…..”. Lagi-lagi suara itu terdengar olehku. Suara tanpa wujud. Sempat sedikit membuatku gusar. Akhirnya Aku memilih menyalakan radio. Menyalakan nya dengan suara keras. Berharap tidak ada suara-suara lagi yang terdengar selain suara di radio. Suara penyiar yang random ternyata hanya menjadi pengiring sebuah lagu yang diputar kemudian. Lagu dari grup band Padi. Lagu yang mengiringi perasaan dan pikiranku saat itu.

Cerita lalu seakan nyata
Larut kita didalam rasa
Mengalir terbawa jangan teruskan
Kita yang pernah mengukir cinta
Berbayang masa saat bersama
Hanyutkan kita coba hentikan

Reff
Sudahlah aku pergi
Sudahlah aku pergi

Lelahkah jiwa meski berharap
Rasakan lagi cinta kita dulu
Tapi oooo,., kita terpisahkan
Sudahlah aku pergi
Sudahlah aku pergi

Gelapnya sisi religi
Mengasah alur hidup kita
Jangan sesali coba kuatkan hati
Aku pergi

Reff
Sudahlah aku pergi
Sudahlah aku pergi
Sudahlah aku pergi



Saat lirik terakhir dinyanyikan. Eyang Kakung masuk ke kamarku. Tampak kaget melihatku sudah rapi mengenakan baju batik baru.

“Itu ada orang di depan jemput kamu Yus. Kamu mau kemana?”. Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan Eyang. Lalu beranjak dari tempatku duduk dan bersiap-siap.

“Mau melamar anak orang….”. Jawabku santai. Eyang Cuma bisa bengong mendengarnya. Aku lalu mengamit tangan Eyang lalu mencium nya. Eyang akhirnya paham lalu sambil tersenyum menepuk bahuku

“Salam buat orang tuanya Mitha ya Yus…..”. Eyang lalu ikut mengantarku sampai depan rumah. Mobil Mercy Mitha dan supirnya sudah menunggu di depan. Tepat pukul 18:00 Aku berangkat menuju rumah Mitha. Jalanan di Jogja yang pendek-pendek membuat perjalananku menuju tempat Mitha jadi terasa singkat.

Saat memasuki rumah Mitha tidak ada lagi keraguan. Langkahku ringan. Hatiku tenang. Mitha menyambutku didepan pintu dengan senyum anggun. Dirinya mengenakan pakaian kombinasi warna merah muda dan ungu.Tanpa kata menggandeng tanganku masuk menuju ruang tamu.

Di sana sudah menunggu orang tua, bersama dengan beberapa paman dan tantenya. Senyum ramah menghiasi wajah mereka semua. Tampak sekali Mitha sudah mempersiapkan semuanya dengan baik, termasuk mengkondisikan supaya tidak ada penolakan padaku. Dirinya benar-benar memilih suasana dan menciptakan keadaan dimana perasaan orang tuanya benar-benar sedang senang dan tidak sedikitpun ada yang mengganggu pikiran mereka.

Akupun mengungkapkan niatku dengan lancar. Menyampaikan bahwa niatku tulus ingin meresmikan hubungan ini ke jenjang yang lebih lanjut. Menjadikan Mitha pasanganku yang mendampingiku seumur hidupku.

“Kalau kami sebagai orang tua hanya bisa mengikuti keinginan Mitha Nak Yus, selama Mitha nya sudah sreg dan bersedia, kami hanya bisa mendukungnya. Mitha sendiri apakah sudah benar-benar mau dengan Yus? Sudah dipikir masak-masak”. Pertanyaan ringan dengan nada yang ringan pula terlontar untuk Mitha. Membuat semua mata termasuk Aku tertuju padanya.

“Mauu….”. Jawaban pendek dari Mitha membuat semua yang ada di ruangan itu tertawa lepas. Sekaligus memberikan kesimpulan bahwa tidak ada lagi yang perlu ditanyakan. Semuanya berjalan lancar.

Tanggal pernikahan ditetapkan tahun depan. Rangkaian kegiatan menjelang pernikahan juga langsung ditentukan. Termasuk pertemuan kedua pihak orang tua, dan meminta restu ke pihak para pini sepuh atau para Eyang. Aku pun cukup lega mendengarnya. Jalanku dimudahkan dan dilancarkan, serta yang paling penting Aku bisa melihat Mitha tampak bahagia dan ceria

Sebelum pulang Aku diajak ikut acara makan bersama Sate Klathak Pak Pong yang sudah disiapkan di meja makan. Sekaligus berkenalan dan beramah-tamah dengan para keluarga Mitha yang lain. Aku merasa diterima dan diperlakukan dengan cukup baik.

Karena Senin nya Aku dan Mitha harus sudah kembali berkantor, maka Aku dan Mitha bertolak dari Yogya pada hari Minggu malam. Tiket pesawat sudah disediakan oleh Orang Tua Mitha, membuatku tidak usah repot lagi memikirkan cara untuk pulang.

Sesampainya di rumah di Jakarta, Ibu langsung menyambutku dengan heboh. Memberondongku dengan lusinan pertanyaan. Aku pun menjelaskan bahwa segala sesuatunya berjalan lancar dan tidak ada masalah. Aku lalu meminta Ibu bersiap-siap untuk melangsungkan acara pernikahan tahun depan. Sesuai dengan dugaanku, Ibu langsung heboh sendiri. Sibuk kemudian menelepon sanak keluarga yang lain.

Aku memilih untuk langsung menuju kamar untuk beristirahat. Mandi berganti pakaian dan merebahkan diri di kasur. Penat itu baru terasa sekarang. Aku baru ingat. Semenjak terakhir jalan-jalan sukma ke Merapi Aku belum sempat beristirahat. Pikiranku sibuk dengan Mitha dan acara di Jogja sehingga lupa dengan penat yang kurasakan.

Sesaat kemudian mataku terpejam. Rasanya lelah sekali. Badanku kemudian terasa ringan seperti melayang. Tiba-tiba ada rasa dingin menusuk yang Aku rasakan. Seperti ada yang membeku di bawah kulit. Sesaat kemudian kesadaranku seperti kembali. Rasanya seperti terbangun.

Anehnya saat membuka mata Aku dalam kondisi berdiri di samping tempat tidur. Sementara Aku bisa menyaksikan tubuhku sendiri terbujur tidur terlentang di tempat tidur. Tanpa sengaja Aku melakukan astral projection. Mungkin karena kelelahan.

Satu hal yang lebih mengagetkan lagi, Aku melihat di seberang tempat tidur seperti ada sosok ABG dengan menggunakan pakaian kerajaan warna hijau pupus. Wajahnya tampak cemas menatapku. Aku mengenali sosok itu. Dia sosok penjaga sekaligus yang merangkap menjadi babysitternya Arya.

“Pembayun?? Ada apa??”. Tanyaku padanya yang tampak ragu untuk mengatakan sesuatu.

“Nuwun sewu Den Mas… Mohon untuk dapat ikut ke Kraton Merapi dengan saya…..”.

“Kenapa Saya harus ikut ke Kraton Merapi??”. Aku mulai merasakan ada yang tidak beres.

“Nuwun sewu Den Mas, maaf…. Ini soal Arya”. Jawaban Pembayun tampak terdengar mengiba, namun membuatku tercekat. Sepertinya sesuatu yang tak terduga sedang terjadi

“Ada apa dengan Arya??”, tanyaku kemudian.
Diubah oleh jeniussetyo09 29-09-2019 06:42
ashrose
andir004
sipandia
sipandia dan 38 lainnya memberi reputasi
39
Tutup