Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rukminiirawanAvatar border
TS
rukminiirawan
Jangan Salah Gan, Ternyata Ada yang Lebih Tinggi dari Cinta Karena 'Tuhan'
Gan, dimana-mana nih kalau bicara tentang cinta, maka orang-orang akan mengambil patokan 'cintailah karena Tuhan'. Memang tidak salah mengambil tolak ukur kepada Yang Maha Kuasa, tetapi apakah iya, itu poin tertingginya?

Harusnya nih gan, segala tindak-tanduk kita dilandaskan pada aturanNya. Sebagai hamba yang sudah dipinjamkan hidup dan tempat yang namanya bumi maka seyogyanya lah kita harus mangut dan menaati semua apa-apa yang telah Dia suruh maupun yang dilarang, tetapi kalau soal cinta...?

cinta itu apa sih? Sulit untuk menentukan defenisi dari cinta itu sendiri gan, sebab ada suami istri yang sudah berumah tangga lebih dari setengah abad tetapi belum mampu merasakan dan tau cinta itu apa, nah sebaliknya ada orang yang beru kenal beberapa hari dan berpisah dalam hitungan tahun misalnya, tetapi mampu dan tau bahwa cinta itu bagaimana, ahhhaaiii





Cinta itu adalah sebuah energi, energi yang dengannya mampu membuat seseorang merasa berada pada titik puncak kebahagian. karena cinta adalah energi, maka cinta itu akan terus hidup walau si pemilik cinta telah lama mati, nah hal ini sejalan dengan bunyi hukum kekekalan energi:
Quote:



Agan pasti tahukan kesetiaan kisah cinta pak Habibie dan ibu Ainun? Itu adalah contoh nyata bagaimana energi cinta Ibu Ainun terus mengalir dan hidup di hati dan pikiran pak Habibie. Bahkan setelah ditinggal wafat istrinya, beliau seringkali menuturkan dalam berbagai kesempatannya bahwa ia mengalami Psikosomatik Malignant, yakni kondisi dimana pikirannya mempengaruhi tubuh hingga menimbulkan beberapa keluhan pada fisik sebagai dampaknya. Almarhum Habibie setelah beberapa hari ditinggal sang istri wafat, berjalan pada malam hari di kediamannya seperti seperti seorang anak kecil yang menangis mencari ibunya dan tidak memakai alas kaki. Begitulah jika cinta sudah berkuasa di hati dan fikiran, sementara energi rindu dan cinta tidak punya tempat kembali, selain hanya doa gan.

Selain antara dua sejoli, energi cintapun dapat hadir pada cintanya para fans terhadap idolanya yang telah lama wafat. Sebut saja Aktris Nike Ardilla,  meskipun sudah 24 tahun wafat tetapi para fansnya yang tergabung dalam NAFC (Nike Ardilla Fans Club), Menurut salah satu fans Almarhum, sekarang kurang lebih ada 1.000 penggemar aktif dan memiliki id card gan,  bahkan jumlah penyuka halaman Nike Ardilla pada lama Facebook, telah menembus angka 3,7 juta gan, 
Sebuah angka fantastis untuk bintang yang telah 24 tahun berpulang, dan berpeluang masih akan terus bertambah gan.



Saat ditanya apa yang menyebabkan mereka masih setia, tidak ada kata yang tepat selain cinta. Energi Nike terasa sampai sekarang, kebaikan-kebaikan maupun pesona almarhum yang membua cinta itu tetap tumbuh dan terus ada.

Selain Fansclub Almarhumah Nike Ardilla, pesona artis tanah air yang telah wafat 4 tahun lalu masih terasa gan. Fansclubnya menamai diri mereka sebegai OlgaLovers, yapp dia adalah almarhum Olga Syahputra, komedian ternama itu wafat di Singapura pada 27 Maret 2015 akibat sakit kanker kelenjar getah bening yang memuatnya koma hampir setahun. 



Meski telah lama wafat, para fansclubnya tidak pernah jenuh dari kecintaan kepada komedian idolanya tersebut, jika agan-agan klik namanya pada berbagai media sosial maka agan akan menemukan fans-fansnya masih wara-wiri mengenangnya, bahkan sampai sekarang ia difantasikan tetap hidup lewat berbagai Fanfiction sebagai wujud kerinduan dan usaha mengenangnya.

Salah satu fans almarhum menuturkan pada laman Instagram pribadinya bahwa Olga Syahputra adalah seseoang yang telah wafat tetapi energi kebaikannya masih terasa di benak orang-orang yang dekat dengannya, tentang kebaikannya, tentang kedermawanannya , tentang kepeduliannya dan lain sebagainya. Itulah manifestasi dari energi, membuat seseorang begitu terjebak dalam cinta, cinta yang menembus dimensi kehidupan.

Nah, kira-kira begitulah gan maksud dari cinta. Lalu karena cinta menempati porsi terpenting dari hidup manusia, perlu tidak cinta diatur? lalu siapa yang punya wewenang untuk mengaturnya? Ya tidak lain dan tidak bukan adalah Tuhan dong gan. Tuhanlah yang telah menitipi kita hidup, Tuhan jugalah yang telah menumbuhkan berbagai rasa di hati, termasuk cinta dengan segala energinya, maka sah-sah saja kalau mencinai dan dicintai harus berdasar pada koridorNya gan., maka tidak heran kalau kita sering mendengar istilah "Cinta Karena Tuhan'

Menjadi pemeluk dari agama yang di percayai , berarti siap untuk tunduk patuh dan taat pada tiap aturan yang dibuat oleh Tuhan secara paripurna. Sebab itulah ikrar, menghamba adalah jalan satu-satunya yang membuat Rabb semesta alam yang luasnya tak berbilang itu menjadi ridha. Agama itu baik dan menyelamatkan , maka tiap keputusan harus bercermin dari agama, apakah dalam perkara mencinta juga?

Cinta karena Tuhan adalah poin tertinggi dari beberapa alasan-alasan mencintai, ada yang bilang jangan cinta karena wajah, maka manusia pasti akan tua, jangan mencintai karena harta, karena manusia akan bangkrut dan papah, dan jangan mencintai karena tahta, karena manusia akan dicopot atau diturunkan dari tahtanya sekarang, tetapi cintalah karena Tuhan, maka kamu tidak akan kecewa. 

Apa itu posisi tertinggi dari alasan mencintai?
TIDAK!

Bukan berarti Tuhan dinomor duakan ya gan, Tuhan selalu  menempati posisi tertinggi disetiap hidup dan gerak gerik kita. Lalu yang tertinggi dan poin di atas mencintai karena Tuhan apa?

Nah poin nomor satu adalah "Mecintai karena ingin melihat ia lebih baik"  

Kok itu? Oke langsung saja dibahas gan

Misalnya gan, ada seorang suami yang pemabuk, suka judi dan tidak mau keluar untuk mencari nafkah, kalau rasa cinta Agan diukur memakai ukuran "mencintai karena Tuhan", maka kesalahan suami yaitu mabuk, judi, dan tidak memberi nafkah  adalah jelas sebuah keharaman atau ketidakbolehan dalam agama dan kehendak Tuhan, maka hal yang harus dilakukan adalah menghindari suami yang demikian itu, karena visi misi rumah tangga yang berpangkal dari mencintai  karena Tuhan sudah tidak diperhatikan lagi,toh Tuhan haramkan yang begitu. Maka kadang-kadang pasangan yang tengah dilanda masalah seperti itu memilih memutus ikatakan perkimpoiannya akibat sifat pasangan yang selalu melanggar apa-apa yang Tuhan larang

Tetapi jika agan menikah dengan konsep "Mecintai karena ingin melihat ia lebih baik", maka suami yang pemabuk suka judi dan tidak mau memberi nafkah, maka sikap agan seharusnya adalah tidak pernah lelah untuk menasihati dan membimbing ke jalan yang . benar. Orang yang menikah dengan konsep "Mecintai karena ingin melihat ia lebih baik" , ia tidak akan bosan untuk terus menuntun, walaupun sudah tidak terhitung berapa kali ia nasihati, dan kesabarannya selalu ada walau kadang pasangannya acuh bahkan marah apabila dihasihati. Sebab orang yang menikah dengan konsep "Mecintai karena ingin melihat ia lebih baik" tidak akan puas dan berhenti sebelum pasangannya juga baik seperti dirinya, ia tidak akan mau melihat pasangannya terjerumus dengan efek perbuatannya. 

Nah misalnya lagi gan, ada seorang istri yang enggan memakai yang Tuhan wajibkan, sebut saja jilbab kan, maka suami yang menikah dengan konsep "mencintai karena Tuhan" akan menegurnya, dan mengajarinya , jika istri sudah puluhan kali diberi tau dan tidak ada tanda-tanda i'tikad baik, maka si suami boleh jadi akan memutus tali kasih perkimpoian dengan alasan, jilbab adalah sesuatu yang Tuhan gariskan wajib.

Tetapi sebaliknya gan, jika suami itu termasuk dalam "Mecintai karena ingin melihat ia lebih baik", maka walau ratusan kali diberi tau dan dinasihati , si suami tidak akan bosan sebab tujuan utamanya adalah ingin melihat si istri baik, karena baiknya istri dapat membuat dirinya senang dan bahagia, yang ia ingin lihat dari istrinya bukan perkara jilbabnya, tetapi bagaimana si istri 'dalam keadaan baik' dengan cara menuruti kehendak Tuhan. 

Penting nih gan, bukan berarti saya bermaksud mengatakan bahwa cinta mencintai karena Tuhan, selalu berujung pada perpisahan atau meninggalkan yang dicintai karena tidak satu visi misi dalam mengikuti aturanNya secara sempurna . Tidak, sama sekali tidak gan.

Poin nya gan yaitu, satu tingkat di atas “ mencintai karena Tuhan “, yakni “ mencintai karena ingin melihat dia baik “. Mencintai karena ingin melihat dia baik, berarti target atau minimal syarat dari mencintai, adalah ingin melihat pada dirinya terus ada kebaikan. 

Seorang istri melihat suaminya terus minum arak yang tentu saja diharamkan oleh Tuhan, tetapi istri tersebut ingin melihat suaminya baik, maka istri terus menasihat secara sabar dan berkala agar suami sedikit demi sedikit meninggalkan hal yang tidak baik itu, walaupun dalam memberi nasihat kerap di hardik maupun di caci maki, walaupun dalam memberi nasihat membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya, tetapi karena istri ingin melihat sang suami baik maka dia tidak akan berhenti sampai suaminya baik gan.

Seorang suami mencintai istrinya karena ingin melihat dia baik, maka ketika istriya enggan memakai jilbab ataupun enggan beribadah sebagai hal yang Tuhan wajibkan, maka suami terus mengajari, menasehati, memfasilitasi, tanpa rasa bosan, mengapa? Karena patokannya ingin melihat istrinya baik.

Nah, poin ini dapat digunakan pada segala hal, mencintai anak yang nakal , mencintai orang tua yang tempramental, mencintai saudara yang menjengkelkan, mencintai suami atau istri yang keras kepala dan lain sebagainya . Jadi tidak harus melulu soal dua sejoli ya gan hihihihi.

Lalu pertanyaan yang paling penting agar saya tidak di cap sebagai orang yang menomor duakan agama ialah, “ apa tolak ukur kebaikan itu? ”. Mencintai karena ingin melihat dia baik, satu poin di atas mencintai karena Tuhan, lalu kebaikan tentu diukur dari apa-apa saja yang Tuhan gariskan baik tidaknya .Semua harus berlandaskan ketetapanNya, karena itulah menghamba yang sebenarnya. Walaupun ingin melihat dia baik, saya tempatkan di urutan pertama tetapi tanpa lampu hijau dari agama sebagai alat pendeteksi ini baik dan ini buruk, maka mencintai karena ingin melihat dia baik itu tidak bisa digunakan. Agama dan ketetapanNya adalah sebaik-baik tempat kembali.

Sebaliknya gan, tidak menempatkan agama dan ketentuan Tuhan dalam alat ukur kebaikan adalah sebuah kekeliruan yang harus secepatnya diinsafi hihihi. 







dbaa6pointy
alizazet
Raeinn
Raeinn dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.3K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
dbaa6pointyAvatar border
dbaa6pointy
#1
gmn kl yg dicintai gk berubah2 jadi baik?
0
Tutup