Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

annaharryAvatar border
TS
annaharry 
"Move On" Dari Sepenggal Kisah Masa Lalu
#event_kaskuskreator

Mantan itu ibarat buku yang sudah sampai pada halaman terakhir, tak perlu dikenang. Biarkan tersimpan rapi bersama kenangan.



Sumber photo: pixababy

Desau angin, menjejalkan dingin pada lubang pori-pori, air sesekali menyapa kaki mungil tanpa alas, jemari lentik bercat kuku merah murbey, berkulit sawo matang khas keturunan Jawa.

Di atas hamparan pasir pantai 'Bajul mati' ia membenamkan dirinya dalam aksara tanpa kata, serupa bisikan datang jauh dari relung hati. Di himpit sesak, ia pun menghela nafas berat.

Sedikit melegakan namun ingatan pertemuannya dengan Raden mas Bagio kembali membawanya pada kenangan sepuluh tahun silam.

***

"Mas, aku minta maaf ... Ndak bisa melanjutkan pertunangan ini." Itu kalimat terakhir setelah ia mengungkapkan kekecewaan atas perlakuan dan ucapan Raden mas Bagio terhadap keluarganya.

Bagio saat itu nampak bingung, ingin mengiyakan keputusan Sri Astuti--gadis desa yang ia lamar beberapa bulan lalu--, namun ego nya sebagai lelaki tidak bisa ia abaikan begitu saja. Meskipun merasa bersalah, ia enggan minta maaf.

Sri yang saat itu duduk didampingi bapak ibunya, menunggu jawaban Bagio. Ia menatap tajam wajah Bagio, tak ada lagi rasa takut di sorot matanya seperti beberapa bulan lalu.

Quote:


Akhirnya Bagio memutuskan akan kembali lagi-- ke rumah Sri-- bersama kedua orangtuanya. Dia tidak bisa memutuskan sendiri, karena ini menyangkut nama baik keluarga.

Raden mas Bagio, dia seorang laki laki berumur tiga puluh lima tahun, berperawakan semampai--semeter tak sampai--,berambut ikal dan memiliki mulut yang tajam. Meski namanya Raden mas, dia bukan keturunan ningrat. Nama besar yang ia sandang adalah nama pemberian ibunya bukan karena strata sosialnya sebagai keturunan darah biru.

Merasa sudah mapan, karena sudah berhasil membangun sebuah rumah yang menurutnya mewah, merasa menjadi lelaki hebat yang bisa menggaet Sri, gadis belia yang masih ranum, salah satu gadis tercantik di desanya.

Merasa memiliki kelebihan--selain tinggi badan dan wajah rupawan--,tak segan ia melontarkan ucapan tak pantas. Seperti memperolok keluarga Sri padahal notabene mereka adalah calon mertua dan kakak iparnya. Miris.

Quote:


***

Keesokan harinya.

Bagio dan keluarga--kakak dan ibu-- mendatangi rumah Sri. Ibu Bagio yang biasanya tidak takut pada siapapun, nampak tertunduk. Sesekali ia meminta kepada Sri dan calon besannya untuk tidak membatalkan pertunangan itu.

"Bagaimana Diajeng, saya sudah terlanjur bicara sama keluarga besar kalau Bagio mau menikah setelah Sri lulus pendidikan." Dia mengutarakan hal itu berkali-kali. Nampak sekali ibu bagio begitu takut dipermalukan dengan batalnya pernikahan itu.

Ibu Sri hanya berbicara sedikit, begitu juga ayahnya. Kali ini mereka mempercayakan keputusan pada Sri. Sudah cukup Sri manut, tapi pada akhirnya mereka tahu keputusan yang mereka ambil tidak lantas membuat Sri bahagia.

"Lalu bagaimana dengan perasaan saya dan keluarga, ibu, dilecehkan sendiri oleh calon suami dan calon menantu." Mendengar sanggahan Sri, seketika wajah Bagio, ibu juga kakaknya merah padam. Kembali lagi Sri membeberkan apa saja yang dilakukan Bagio.

"Saya tidak keberatan, saat dulu Emak sama bapak mengiyakan perjodohan ini, tapi saya tidak bisa diam begitu saja, saat mas Bagio sesumbar dan menyebarkan banyak fitnah yang sangat menyakitkan. Memporak porandakan kepercayaan saya."pungkas Sri disusul Isak tangis. Ibunda sri mengelus punggung putrinya yang berguncang hebat, memberi kekuatan pada Putri bungsunya.

Sri begitu sedih, bagaimana mungkin pengorbanannya selama ini, menerima Bagio yang delapan belas tahun lebih tua usianya ternyata sifat dan kelakuannya tak lebih seperti anak kecil, tidak dewasa dan berakhlak.

Orangtua Sri kala itu tak bisa menolak, mereka khawatir perihal sesumbar Bagio yang mengatakan, 'tidak bakal hidup tentram wanita yang berani menolak lamaranku'.

Quote:


***

Kini sepuluh tahun telah berlalu, setelah gonjang ganjing pertungannya dengan bagio, seakan memberi pelajaran sangat berharga bagi Sri dan keluarganya.

Quote:


Kala itu, tiga bulan setelah batalnya pertunangan, Bagio menikah. Sri dan keluarga tetap menghadiri pesta pernikahan, meski tatapan penuh selidik memyambut mereka semenjak memasuki area resepsi. Bisikan demi bisikan terdengar riuh, beberapa kepala melongok di balik tirai, seakan penasaran apa yang akan terjadi --berita yang tersebar adalah Bagio yang memutuskan pertunangan, karena Sri telah menghianatinya--, dimata mereka Sri adalah pesakitan, yang ditinggal menikah oleh mantan tunangannya.

Tidak dengan Sri, ia memilih menikmati kebebasannya, kesendiriannya menghilangkan dahaga dengan ilmu pengetahuan.

Rasa takut akan tak menikah, seketika sirna ketika sosok lelaki shalih bernama Ahmadinejad menyampaikan ketertarikan pada Sri, menerima masa lalu Sri dengan kegagalan 'pertunangan'.

***

"Ndug, Bali disek ya." Sapa Bu sumiati, mantan calon mertua Sri. Mereka bertemu Setiap hari, bahkan duduk makan cilok dan ngobrol ringan.

Di sinilah, di sebuah taman pendidikan Al quran keduanya bersama, Sri menunggu anak bungsunya mengaji, sedangkan Sumiati mengantar cucunya--anak dari adik bagio--.

Quote:


Pertemuan singkatnya dengan Bagio, tidak lagi memercikkan rasa benci, yang tersisa hanyalah rasa canggung yang tak berkesudahan.

Quote:


Quote:


Yakinlah satu hal, buah kesabaran dan kejujuran akan manis pada waktunya, begitupula bibit kecurangan akan datang pada saatnya.

Quote:


***

Aku adalah saksi hidup keluarga itu, yang kulihat sekarang, Sri dan keluarganya hidup bahagia, sedangkan Bagio, sepertinya dia juga bahagia, akan tetapi sesekali nampak lusuh dan tak terawat.

kisah lain di sini

Quote:



Anna harry


Malang, Maret 2019
Diubah oleh annaharry 21-03-2019 01:03
10
4K
119
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
annaharryAvatar border
TS
annaharry 
#48
Kau Wariskan Segaris Wajah Serupa Parasmu.
Rasa yang tertinggal lewat sebuah rupa,

Sumber photo: koleksi pribadi

Siapa sangka, kabut itu masih membayang. Cinta yang terjalin lama dan dalam, harus tercerai Restu orang tua.

Malam menggantung, saat langkah kaki membawanya kembali ke sebuah rumah. Berdinding bambu tak berjendela. Di rumah itulah dulu ia dilahirkan, sampai akhirnya diboyong ke desa seberang.

***

Dua puluh tahun yang lalu, saat prahara menyerang rumah tangga ayah dan ibunya, dia, gadis kecil bernama suaiba, menghabiskan masa kecilnya dengan menumpang hidup pada sang bude. Di sebuah kota kecil, jauh dari tanah kelahiran di salah satu kecamatan di pulau jawa.

Suaiba, gadis kecil berusia lima tahun itu diboyong bude dan keluarganya setelah ayah dan ibunya pergi entah kemana. Kasus perselingkuhan sang ibulah titik awal prahara itu.

***

Keluarga bude Mina sangat baik, tak sekalipun mereka memperlakukan suaiba dengan berbeda. Mereka merasa bahagia, karena Tuhan mengirim suaiba untuk melengkapi keluarganya.

Memiliki sepasang putra dan putri adalah impian mereka, namun karena pendarahan hebat pasca melahirkan Jauhar, sebuah kondisi yang memaksa bude Mina menuruti perkataan dokter untuk tidak memiliki anak lagi. Saat itu dunia seakan gelap. Harapan memiliki anak gadis pupus sudah, bude Mina pasrah. Mungkin itu jalan terbaik yang Tuhan berikan.

***

Jauhar berusia sembilan tahun, saat datang kabar bahwa Ratih dan Sasongko--orang tua suaiba-- telah bercerai. Mereka meninggalkan suaiba sendiri, dalam sunyi tiada bertepi.

Setelah berbicara dengan Pakde Nur, akhirnya keluarga bude menjemput suaiba, banyak biaya yang harus mereka habiskan. Mengingat mereka tidak tinggal dalam satu kota. Kala itu, mereka belum memiliki cukup uang untuk membeli kendaraan pribadi, maka angkutan umum satu-satunya jalan untuk sampai di tempat tinggal suaiba.

Tahukah engkau bagaimana rupa suaiba waktu itu? Kurus, dekil bahkan aroma tubuhnya bisa tercium dari kejauhan--tidak terurus--.

Ia menangis menghampiri bude yang datang bersama Jauhar dan pakde Nur. Ia terus saja meraung, bertanya dimana ayah dan ibunya. Sungguh menyayat hati, bagaimana mungkin ada orangtua yang tega meninggalkan gadis kecil itu.

"Suaiba sayang, jangan bersedih ini bude bawa makanan buat kamu." Bude Mina kemudian mengajak suaiba ke teras yang hanya tersedia satu kursi kayu yang nampak lapuk dan berdebu.

Suaiba melahap roti sisir, nasi pecel sampai buah rambutan yang dibawa bude Mina. Jauhar berdecih, ia nampak jijik melihat suaiba.

Rambutnya gimbal, ada beberapa koreng di kaki juga lengannya, bahkan wajahnya nampak penuh keringat bercampur debu.

***

Sepuluh tahun berlalu, suaiba telah beranjak remaja, ia tumbuh menjadi gadis berparas cantik. Rambutnya tergerai sepinggang, rona kemerahan terpancar dari pipi gembilnya. Bentuk tubuhnya pun mulai berisi, ia bukan lagi suaiba yang dekil dan menjijikkan.

Siapa menyangka, jika gadis yang menjadi idola para remaja putra itu memiliki masa lalu yang kelam, pernah hampir mati karena kelaparan. Sungguh, bude Mina datang bagai malaikat yang mengangkatnya dari kubangan lumpur.

***

Suara pintu kamar suaiba diketuk, ia masih belum selesai merapikan diri. Tahu betul kalau sedetik kemudian pintu akan terbuka dan akan ada wajah tampan yang menyembul di sela pintu, Jauhar.

Sepasang mata itu bertemu, debar halus di sertai gairah menguar begitu saja, tanpa bisa dibendung.

Quote:


Dipeluknya tubuh suaiba, desahan lembut itu mendarat di leher adik tiri sekaligus kekasihnya. Beberapa tahun belakangan, keduanya terlibat hubungan yang tak semestinya. Mencintai saudara tiri bukanlah hal yang dibenarkan bukan? Dan itu mereka lakukan tanpa sepengetahuan bude Mina dan suaminya.

Quote:


Suaiba berusaha mengelak, ia khawatir kepergok bude dan yang lainnya. Meskipun demikian iapun tak bisa menahan hasrat yang Jauhar salurkan. Suara langkah kaki menghentikan keduanya. Suara itu, semakin lama semakin menjauh dan menghilang.

Mereka tersenyum dan berpagut dalam buaian nafsu di pagi yang belum sepenuhnya terang.

***

Menjalani hubungan backstreet bukanlah hal mudah, apalagi mereka tinggal serumah.

Seorang ibu memiliki kepekaan terhadap buah hatinya, hal itulah yang pada akhirnya membuat bude Mina mengetahui hubungan kedua anaknya.

***

Malam itu, ketika suaiba tengah bersiap untuk tidur, bude Mina menghampiri. Bude mengelus bahu Putri angkatnya, lembut.

Ia mencoba membuka pembicaraan, mengatakan bahwa ia tak perlu lagi tetap tinggal di rumah itu.

"Suaiba, kami sangat menyayangimu, tapi jika hal ini kami biarkan, akan menjadi aib bagi keluarga. Tak sepatutnya kamu dan Jauhar saling mencintai." Ucapan bude Mina, serupa petir yang menyambar di tengah hari, mendadak air mata menganak sungai, dari mata lentik itu tak henti mengalir butiran bening tanpa bisa ia tahan.

Dunia suaiba seakan hancur, keputusan bude Mina telah bulat, suaiba harus pindah tapi sebelum itu, suaiba akan dinikahkan dengan seorang anak dari kawan suaminya.

Sebagai seorang anak yang harus membalas Budi kepada orangtua angkatnya, suaiba tak mampu berkata lain selain mengiyakan keputusan bude Mina.

"Kau jangan khawatir perihal pendidikan mu nak, kami telah mempersiapkan semuanya, kau akan tetap bisa melanjutkan pendidikan mu sampai perguruan tinggi.

Quote:


***

Bersambung
Diubah oleh annaharry 21-03-2019 06:44
7
Tutup