Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wyatb44Avatar border
TS
wyatb44
Sepenggal Kisah SERDA UCOK (Sang Eksekutor Cebongan) Di Medan Tempur
Ini merupakan sedikit kisah perjuangan anak Bangsa,Pahlawan negara yang berjuang demi tegaknya kedaulatan NKRI
Begitu besar dan hebatnya jiwa korsa prajurit komando di medan tempur,karena memang seperti itu seharusnya,maka tidak lah heran jika terjadi peristiwa Cebongan sebagai buntut akhir dari besarnya Jiwa Korsa prajurit.

"Kisah Serka Santoso Menyelamatkan
Serda Ucok"
SFI - Pada periode antara tahun 2002
sd 2003, Pratu “U”, masuk dalam Tim
penugasan sebagai anggota Tim Sus,
Detasemen Tempur Khusus, untuk
melibas Gerakan Aceh Merdeka.
Menurut catatan pada waktu itu
kekuatan Gerakan Aceh Merdeka
kurang lebih 8000 orang dengan
senjata kurang lebih 5000 pucuk.
Tim Sus, dengan persenjataan
lengkap diberangkatkan ke Aceh
untuk melaksanakan tugas. Sebelum
berangkat, seluruh anggota tim
menandatangani pernyataan : “Siap
untuk menang, berhasil dalam tugas
atau mati pulang tinggal nama”.
Meskipun sebagian diantara mereka
sudah berkeluarga, penandatanganan
itu tidak pernah disampaikan kepada
istri masing-masing.
Maka berangkatlah Tim Kopassus
menuju ke Aceh. Dalam suatu
pertempuran pertama, Tim berhasil
menewaskan 7 orang Gerakan Aceh
Merdeka. Pernah suatu ketika,
rombongan Pratu Ucok dihadang oleh
gerombolan GAM di daerah Krueng
Jawa, Aceh utara. Waktu itu ucok
berpangkat prajurit satu ucok adalah
seorang pengemudi Defender
pembawa AGL (Automatic Granade
Launcher), senjata andalan Kopassus.
Penghadangan yang dipersiapkan
oleh puluhan anggota GAM, terhadap
beberapa orang personel Kopassus
itu tetap saja, membuat satuan kecil
itu keteteran. Belasan personel
Kopassus masuk ke dalam Killing
Ground musuh. Mereka bertahan
mati-matian diantara kendaraan dan
sebagian keluar dari kendaraan untuk
membalas tembakan terhadap musuh.
Pertempuran antara kelompok
Gerakan Aceh Merdeka dengan
beberapa personil Kopassus itu
seharusnya dimenangkan oleh GAM.
Namun dengan adanya perlawanan
sengit dan tembakan yang lebih
terbidik, kelompok GAM mulai
terdesak. Sementara Pratu Ucok yang
berada di kendaraan paling depan,
berada pada posisi yang sangat tidak
menguntungkan.
Ia terus dihujani tembakan. Bahkan
sebuah bom meledak di tengah jalan,
meskipun tidak berhasil melukai
prajurit Kopassus. Dalam kondisi
terjepit seperti itu, muncullah satu
regu pimpinan Serda Santoso untuk
memperkuat kedudukan Tim
Kopassus. Rencananya memang hari
itu dua kendaraan yang berisi satu
tim prajurit Kopassus akan
memperkuat regu yang dipimpin oleh
Serda Santoso.
Kedatangan regu Serda Santoso
sangat membantu posisi tim
Kopassus yang sedang dihadang
musuh. Dalam lindungan tembakan
dari kelompok Serda Santoso dan
beberapa anggotanya, pratu Ucok
berhasil ditarik keluar dari kendaraan
agar tidak terus menerus menjadi
sasaran tembakan.
Akhirnya karena perlawanan yang
kuat dan tambahan perkuatan dari
Serda Santoso Tim Kopassus berhasil
memaksa GAM mundur dari
kedudukannya. Mobil memang penuh
dengan lubang peluru. Karena
perlawanan sengit, kelompok Gerakan
Aceh Merdeka akhirnya meninggalkan
tempat penghadangan.
Tim penghadang sudah menunggu di
sekitar lokasi itu selama beberapa
hari. Hal ini bisa diketahui dari
bekas-bekas bivak dan bahan
makanan yang mereka masak untuk
menghadang pasukan TNI. Peristiwa
kontak tembak antara tim Kopassus
(Regu Alm. Serda Santoso dan
anggotanya diantaranya Pratu Ucok
dengan Personel Gerakan Aceh
merdeka di Aceh Utara, di wilayah
sekitar Tanah Luas.
Setelah bergerak selama kurang lebih
9 hari tim Kopassus akhirnya berhasil
menemukan sebuah Kamp gerakan
Aceh Merdeka. Jumlah kelompok itu
tidak tanggung-tanggung, kurang
lebih 200 orang. Jumlah itu diketahui
dari jumlah barak dan keterangan dari
simpatisan mereka.
Pada sore hari sebelumnya, tim
Kopassus akan menyeberang sebuah
sungai selebar 75 meter. Musuh
berada di seberang sungai Biram.
Sungai itu cukup lebar, namun
dangkal. Karena habis hujan deras
pada siang harinya, aliran sungai
menjadi deras. Penyeberangan
diurungkan karena sungai masih
terlalu deras.
Keputusan menunda penyeberangan,
rupanya sebuah keputusan yang tepat
karena, pasukan Gam berjumlah
seratusan orang sudah menunggu di
seberang sungai, siap menghabisi
kelompok Kopassus. Pada keesokan
harinya, rencana penyeberangan akan
dilanjutkan dengan titik
penyeberangan yang berbeda.
Pasukan Tim Kopassus kembali
mencoba menyeberangi sungai.
Pada saat kelompok itu mendekat ke
arah sungai, kelompok tim Kopassus
langsung menerima tembakan salvo
pertama, disusul tembakan gencar
dari pinggir sungai. Pada saat itu,
kelompok pratu Ucok bersama-sama
dengan Serda Santoso berada di
depan, sebagai tim pertama yang
akan menyeberang. Posisi itu
sungguh sangat sulit. Satu regu
pasukan di depan itu mendapat
tembakan yang sangat gencar dari
musuh.
Serda Santoso dan Pratu Ucok harus
berjuang mati-matian saling
melindungi untuk menahan tembakan
dari musuh. Nahas bagi Pratu Bowo,
karena tembakan dari musuh
mengenai pantatnya. Pratu bowo
terluka parah. Pasukan depan itu
terus mendapat tembakan dari
musuh. Pada saat itu memang situasi
sangat sulit dan kurang
menguntungkan bagi tim terdepan.
Tembakan yang sangat padat,
memaksa tim berlindung dalam
kubangan-kubangan air di tepi
sungai, diantara rerimbunan pohon
coklat. Pada saat itu, tim lain yang
berada tidak jauh dari tempat itu
segera merapat dan membantu
membalas tembakan, termasuk
melempar granat dengan granat
pelontar dan sempat pula
ditembakkan senjata Armbrush.
Setelah bunyi Armbrush yang
menggelegar baru musuh mulai
mengurangi tembakannya.
Kesempatan itu digunakan oleh Serda
Santoso bersama beberapa anak
buahnya untuk memberikan
pertolongan kepada Pratu Bowo yang
mengalami luka tembak. Rupanya
lukanya Pratu Bowo cukup parah.
Luka tembak menganga sebesar botol
aqua itu, membuat korban sangat
menderita.
Serda Santoso dengan susah payah
bersama anggota lainnya, trmasuk
pratu “U” secara bergantian,
menggendong pratu Bowo untuk
dievakuasi ke tempat yang aman.
Untuk menjauh dari tempat itupun
mereka masih bersusah payah karena
masih dikejar oleh tembakan musuh.
Pratu Bowo sempat disuntik morfin
dan setelah itu diberi buah mundu
yang ditemukan di sekitar tempat itu.
Kejadian itu dilaporkan ke Pos
Komando Taktis. Pos kotis segera
mengirimkan heli evakuasi. Medan
yang sulit dan jumlah musuh yang
cukup besar membuat evakuasi
menjadi tidak mudah. Sementara
tugas menghadapi kelompok Gerakan
Aceh Merdeka diambil alih oleh Tim
lain, regu Serda Heru Santoso,
melanjutkan evakuasi terhadap
korban luka.
Dalam evakuasi itu, Pratu Bowo,
diangkut dengan ponco dan sarung
sambung yang diikat. Diantara
tembakan musuh dan medan-medan
terjal yang licin, tim evakuasi yang
hanya terdiri dari beberapa orang itu
terus bergerak meninggalkan arena
pertempuran. Mereka saling
bergantian, yang tidak mendapat
giliran memikul korban, berjaga-jaga
di depan dan dibelakang.
Medan yang sangat berat, ditambah
perawakan Pratu Bowo yang tinggi
besar membuat gerakan mereka
sangat lambat, tetapi sekelompok
pasukan kecil itu, tertatih-tatih
menjauh dari daerah pertempuran.
Korban yang masih berteriak-teriak
karena lukanya, tidak begitu
dihiraukan, yang penting segera
menjauh dari pertempuran.
Setelah agak jauh dan aman. Pratu
bowo, diturunkan. Salah seorang
anggota mengeluarkan peralatan
kesehatan lapangan dan memberi
suntikan morfin untuk mengurangi
penderitaan korban. Bahkan pada
saat itu, salah satu anggota memberi
pratu Bowo buah mundu, karena
memang pasukan juga kekurangan
bekal makanan.
Buah mundu itu diambil tidak jauh
dari tempat itu. Setelah menempuh
perjalanan kurang lebih 2 jam, tim
menemukan titik yang dianggap aman
untuk pendaratan heli. Di tempat
itulah mereka menunggu. Dalam
kondisi hujan gerimis, akhirnya Pratu
Bowo berhasil dievakuasi dan selamat
hingga saat ini. Ini adalah sepenggal
kisah sebuah Unit Tim Kopassus
daerah pertempuran.
Sebuah kisah nyata yang dihimpun
dari saksi-saksi hidup dan para
Prajurit, rekan-rekan almarhum Sertu
Santoso.Suatu kisah prajurit
Kopassus di lapangan. Artinya begitu
dalam dan menyentuh. Karena jiwa
Korsa bagi prajurit Kopassus bisa
berarti antara hidup dan mati.
KOMANDO...!

sumber : kopassus indonesia on facebook
Diubah oleh wyatb44 01-04-2015 01:06
0
35.6K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ipank.ipunk.pleAvatar border
ipank.ipunk.ple
#27
Ane orang jogja mah tau desas desus tentang pembunuhan di lapas cebongan bray...
2-3hari Sebelum peristiwa cebongan itu seperti udah ada pertanda kalo ntu cebongan bakal heboh, seperti ada mata2 gitu yang ngawasin sekitar area cebongan, kayak tukang nasgor yang belum pernah mangkal sono tau2 nongol aja, eee selepas kejadian nasgornya entah dimana sekarang, pokoknya kejadian itu sudah direncanakan dengan sangat profesional, ane aja sampai kagum dengernya...

Nb: ini semua cuma desas desus dari mulut ke mulut, kali ada versi yang falid monggo di share.. 😄
0
Tutup