ku lihat dirimu dari kejauhan
aku suka pada diri mu
dan aku pun tau itu
aku jadi gila saat kau mendekati ku

tak sengaja kita berte-mu di kota ini
lalu kita bicara
kita pun saling menukar nomer ponsel kita
jebakan si takdir

bertemu ku ingin bertemu dengan kamu
yaa (yaa) walau pun hanya sedetik
(luang kan waktu mu)
ku kan menuju tempat yang kau tunjukan kepada ku
tak pe-duli walau sampai malam

membara (tiba-tiba angin pun berhembus)
membara (dan bagaikan api yang menyebar)
kamu pun membakar habis seluruh tubuh ini
aku menjadi hampa
membara (kamu membakar hangus hati ini)
membara (tubuh ku pun terasa jadi panas)
aku pun tidak sanggup hidup tanpa adanya dirimu
sang cinta yang membara dijalan

walaupun kamu menggandeng dengan tangan kamu
ku rasa tidak aman
ku merasa bagai terjebak dirawa tak berdasar
dan aku tetap tenggelam

didepan kaca ku coba untuk t'rus tersenyum
air mata pura-pura
aku pun tak tau lagi apa yang aku mau
badai tak menentu

tak dikatakan ku tak bisa mengatakan
memang (memang) ku memang serakah
(lebih cintai ku)
aku mau hanya diri ku saja yang kamu pandang
jangan palingkan pandangan kamu

pelafon (diri ku pun susah untuk bernafas)
pelafon (pengukur gairah pun bergoyang)
saat ku memikirkan mu neraca hati ini
sampai menjadi maksimal
pelafon (dari kedua ujung kuku kaki)
pelafon (sampai ke ujung rambut panjang ini)
aku benar-benar gila tidak akan bisa berubah
cinta tak dibatasi pelafon

tak ku sang-ka bisa jadi segila ini ya!
terkejut a-kan emosi ini

membara (tiba-tiba angin pun berhembus)
membara (dan bagaikan api yang menyebar)
kamu pun membakar habis seluruh tubuh ini
aku menjadi hampa
membara (kamu membakar hangus hati ini)
membara (tubuh ku pun terasa jadi panas)
aku pun tidak sanggup hidup tanpa adanya dirimu
sang cinta yang membara dijalan

membara
membara