Tanpa ba bi bu atau kalimat pembuka lainnya, begitu pulang dari tugas jaganya pagi ini, Winda langsung menuju kamar Dewi dan memberondongnya dengan selusin pertanyaan. Pertanyaan apalagi kalau bukan seputar dokter Pram? “Betul, Wi, dokter Pram yang antar kamu pulang?” “Kebetulan.” sahut D...
Dokter Pram mengunjungi Dewi kembali tiga jam kemudian dan merasa puas saat membaca hasil laboratorium pemeriksaan darah. “Kamu hanya kelelahan, Wi. Lambungmu juga bermasalah. Kamu istirahat dulu dua-tiga hari ini. Jangan terlalu dibawa stress tugasmu di sini. Tidak baik untuk kesehatan.” Dewi
#8.a Mungkin karena terlalu lelah karena seminggu ini terlalu memforsir energinya atau karena memang daya tahan tubuhnya yang sedang tidak begitu baik, siang itu Dewi pingsan ketika sedang bertugas jaga. Badannya demam tinggi. Fandi yang saat itu tengah bertugas jaga bersamanya langsung membopong
ayo TS update para SR udah turun gunung semua. :ngakak wah sudah semua ya? Nanti saya lanjut lagi part 8. :malu
“Ke Sukabumi? Kenapa jauh sekali, Wi?” Darma lumayan terkejut mengetahui penempatan kepanitraan Dewi. Baru pertama kali sudah langsung ke Sukabumi. Dewi hanya bisa mengangkat bahu, “Bukan aku yang memilih di sana. Kampus yang menempatkan. Aku hanya bisa terima.” “Berapa lama?” “Sek
#7.a Dewi nampak anggun dengan kebaya warna ungu muda yang dikenakannya dengan sepatu hak tinggi dan rambut disanggul rapi. Sengaja untuk acara wisuda ini Dewi menggunakan softlens agar penampilannya lebih maksimal lagi. Bersama tiga puluh orang kawan-kawan seangkatan lainnya, akhirnya Dewi dikuk...
kok cerita saya ga pernah di kasih kritik kakak ? :norose: saya baru mulai ngaskus lagi nih gan, jadi belum baca cerita baru :sorry
wah, komennya membangun banget. Typo emg banyak, ane nyadar bgt ini... :ngakaks kalau percakapan, itu ngak sadar nulisnya, langsung aja ngetik begitu... :malu: btw, buat ceritanya gimana tuh? :malu: bagaimana bagaimana maksudnya gan? Maaf kalau comment saya terlihat offense ya, tapi saya membe
sepertinya saya sudah comment disini entah kenapa post saya tidak ada :bingung menanti update saja, yang rajin ya ..... Saya manggil gan atau sist ya? :bingung ayo lanjutkan, saya tertarik membaca kisah cinta remaja 13 tahun dari golongan ketiga :matabelo:
metode penceritaannya sudah bagus. Tapi sebelumnya no offense. Seperti biasa saya akan mengomentari beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk penulis agar kedepannya semakin baik dan meningkat tekhnik menulisnya, ya ! :malus 1. Typo, sedikit demi sedikit typo bisa diperbaiki dengan metode koreksi....
kalo sekarang harus sampe ending nya lo gan....gue jaga thred lo gan. :ngakak wah terima kasih ya gan :malu keren ceritanya, baru baca awalnya sih... :hammer: btw, mampir ke thread ane juga dong om... :malu: baik, gan, nanti saya baca cerita agan. Sekalian saya komentari untuk memberi masuka
Lho gan ini tuh crita agan yg di reborn agan sendiri, apa crita reborn dr penulis lain? Trus ini tuh based on true story apa fiktif gan? Sekalian minta ijin buat gelar tiker dimari yah hehe Sory gan banyak nanya :peace: Edit : setelah baca ampe page terakhir ternyata pertanyaan ane udah kej
yup, bener banget gan. Gue sebagai panitia reborn bingung juga musti kek mana. Tapi, kek nya ini cerita emang beda ama versi bukunya deh, duh suer gue juga bingung. :bingung ntar dah gue rapatin ama panitia laen, coz ini yg reborn ts nya sendiri kek nya :bingungs ini saya strawberry gan. Id yg
Tidak seperti biasanya, hari ini Ibu memang membuatkan sarapan yang spesial untuk Dewi. Hari ini hari ujian akhirnya! Hari penentuan apakah ia sudah pantas menyandang gelar Sarjana Kedokteran. Semalam suntuk rasanya Dewi hanya komat-kamit mengucap doa, semoga diberi ketenangan dalam menjalani ujian
Setelah kejadian hari itu, sikap Fandi memang tidak banyak berubah. Ia tetap laki-laki ceria yang senang mendekati kawan-kawan wanitanya, bahkan digandrungi adik-adik kelasnya. Tentu saja yang wanita. Kalau didekati yang sama-sama cowok sih itu namanya hombreng! Sikapnya pun tidak jauh berbeda ke...
Sesuai janjinya, Fandi datang ke rumah Dewi tepat jam enam sore. Dewi hanya sedang berdua dengan ibunya. Alvin sedang ke rumah temannya dan Putri tengah les tambahan. Dewi mempersilahkan Fandi duduk di ruang tamu dan menyuguhkannya dengan secangkir coffemix. “Mudah-mudahan kamu masih suka coffe
#6.a Fandi menghampiri Dewi yang baru saja selesai melihat pengumuman kapan jadwal ujian akhirnya berlangsung. “Ujian hari apa, Wi?” Dewi menatap Fandi sejenak sebelum melontarkan jawaban, “Hari Selasa. Kamu kebagian hari apa?” “Aku juga hari Selasa, Wi.” “Ooh..aku pikir hari la