#25.a Dewi menahan nyeri akibat kontraksi di perutnya yang sudah semakin sering. Ia berkali-kali berusaha menarik nafas panjang untuk mengurangi nyerinya. Dewi menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidurnya sembari menutup matanya, mencoba melawan rasa nyeri. Darma yang sejak tadi memang belum
wah saya menemukan generasi penulis sejati di forum ini. Saya subscribe thread ini gan. Saya tunggu update nya. Saya suka gaya bahasa anda. Saya terpesona dengan tulisan anda
feeling ane kayanya nanti selepas dharma meninggal, dewi akan menikah dengan fandi :mewek mari kita simak Update selanjutnya. Akan terjawab di ending cerita ini. :)
saya harus comment di trit ini :ngakak 1. Luar biasa. Panjang dan menarik sekali gaya menulisnya. 2. Saya yakin sekali, TS berbakat menjadi penulis naskah sinetron. 3. Sebenarnya saya yang harus bertanya dan minta pendapat. Tolong beritahu sy dong, sy sedang membaca cerita atau sedang menonton film
Begitulaaah kisahnya..... Cuma fiksi sih yaa... Trimakasih buat semua yg udah ngikutin.., komen.., dan para SR juga.. Ane ga ngarep bintang.., atopun :cendolbig Kalo dikasih yaa trimakasiiih... :) Tapi kalo ga keberatan..., Ane minta kesan, setelah baca kisah ini... Plus minusnya.., kurang apa...,
“Fandi mengantarmu pulang?” tanya Darma saat Dewi masuk ke kamar tidur mereka. Didapatinya suaminya setengah berbaring sembari mencoba membaca buku. Setelah keluar dari rumah sakit seminggu yang lalu, Darma jauh lebih berubah lagi. Tubuhnya semakin tirus, harapannya semakin menipis, dan semaki
masih setiakah di trit saya? Nanti saya Update Part 24 setelah makan :D Part 24 ini yg terakhir kali saya indeks waktu kaskus lama. Semoga di kaskus yang baru saya bisa melanjutkan indeks. :2thumbup
Malam itu Fandi memang mengantarnya pulang. Ia bahkan sengaja menunggu Dewi. Jam praktiknya sudah selesai dari tiga jam yang lalu, tapi sebelum Dewi pulang, ia juga belum ingin pulang. “Kamu belum makan malam?” tanya Fandi sembari menyetir. Tatapannya tidak beralih dari jalan di depannya. “
#23.a Saat kandungan Dewi memasuki bulan keenam, kondisi kesehatan Darma sudah sangat jauh menurun. Perutnya sudah makin membuncit karena asites. Wajahnya sudah tirus dan terlihat begitu lemah. Sel-sel kankernya sudah menyebar sampai ke paru-parunya, membuatnya sering merasa sesak nafas akibat ude
Fandi menangkap tubuh Dewi yang tiba-tiba saja limbung dan nyaris jatuh. Dipapahnya Dewi kembali ke ruangannya dan dibantunya Dewi naik ke atas ranjang. “Kau sakit, Wi? Wajahmu pucat sekali?” tanya Fandi penuh nada khawatir. Dewi menggeleng. Ia memang merasa kepalanya sakit bukan main. Setiap...
#22.a Dua bulan setelah di vonis menderita kanker hati stadium IIB, Darma sudah banyak berubah. Bukan hanya dari segi fisiknya, tapi juga mentalnya. Ia mungkin saja berusaha untuk tampil setegar mungkin, namun tanpa disadarinya, ia menjadi lebih pencemburu, mudah tersinggung, apalagi ia sudah hamp
Danau Toba terletak di Parapat, Sumatera Utara. Danau vulkanik dengan pemandangan asri di sekitarnya mejadi danau terluas di Asia Tenggara. Danau Toba bukan hanya indah karena pemandangan alam yang tersaji, namun juga karena uniknya legenda yang menceritakan asal muasal danau ini. Alkisah, dulu seo
“Mama? Ke Jakarta? Buat apa?” Darma terkejut sekali saat Dewi memberitahunya bahwa mama akan datang ke Jakarta besok. “Aku yang minta mama ke Jakarta, Mas.” “Iya, tapi buat apa?” tanya Darma serius. “Mama harus tahu kondisimu.” “Kondisi apa?” “Mas…” Dewi tidak melanj
#20.a Dewi menelepon ibu mertuanya seminggu kemudian dan memintanya datang ke Jakarta. Ia menjelaskan bahwa apa yang ingin dikabarkannya tidak bisa disampaikannya lewat telepon. Ia ingin bicara langsung. “Dewi, kamu jangan bikin Mama cemas. Ada apa sebenarnya?” tanya Bu Wirya lewat sambungan
Ini Ts belum update soalnya thread sebelah yag DB2J juga belum update..hehehehe sebelah lama betul gan. Mungkin ts nya sibuk, untung sy tdk trlalu sbuk. :D
“Kau sudah tau hasilnya, Wi?” tanya Darma saat mereka makan siang di kantin rumah sakit. Dewi hanya memesan secangkir cappuccino sementara Darma sendiri hanya memesan roti panggang. Dewi menatap lekat mata suaminya. Ia tahu sudah tidak mungkin berdusta lagi, tapi ia belum siap mengatakannya. T
#19.a “Masa lambungmu perih nggak hilang-hilang sih, mas?" Darma menggeleng, “Aku juga nggak tahu, Wi. Ada obat yang lebih tok cer?” “Yang kamu minum juga sudah bagus.” jawabnya. “Aku periksa saja mas.” ujar Dewi sembari mengeluarkan stetoskop dari tas kerjanya. Darma merasa