Pertanyaan agan ini bagus. Semua ada dalam diri kita gan, hati nurani kita jika pada dasarnya bersih karena nurullah ada di dalam rasa sejati. 1. Setiap manusia tentunya pernah berdebat dalam hatinya ketika akan melakukan kegiatan yg bertentangan dengan dalam hati, nah siapakah itu? Mari kita rasa
Begini bos klo boleh berpendapat, dahulu walisongo mengadakan tahlilan itu ada maksudnya : 1. mengingatkan bahwa yg mendoakan pada saatnya nanti juga akan mati. 2. ada ceramah tentang kematian 3. sebelum umur 40 hari, arwah masih sering pulang, ini diketahui oleh sunan&orang yg ber-ilmu, dengan
Mungkin ente harus belajar filosofi dan arti sebenarnya Kang. cari tau kepada orang yg lebih tau. sebaiknya kita bijak terhadap segala sesuatu, dengan berbagai sudut pandang. semoga kita menjadi orang2 yg ber-ilmu
positifnya sih sis menarik, tapi mungkin level pendidikan serta pengalaman hidupnya berbeda jadi dia belum bisa bersikap bijak, niatnya menggoda tuh tapi sampean terbawa. Mudah2an satpamnya cepat berubah
tiap orang punya keyakinan berdasarkan ilmu pengetahuan yg ia dapatkan. saya sepakat anda untuk hati2 menyampaikan supaya tidak terjadi "perbedaan" yg menyebabkan saling menyalahkan. biarlah "pengetahuan yg dalam ini" didapatkan oleh orang2 yg mau mengerti dan mendalami.
Ane pikir Si Sidis tidak mati sia-sia, tetapi melakukan pencarian jati diri, kemerdekaan pribadi, kebahagiaan sejati.
Agan / Mas Ilham, Selain pembelajaran kitab tertulis, sepertinya anda juga kaya akan pengalaman spritual atau dalam istilah jawa disebut "laku" dan kitab tersirat. Klo boleh share tentang pelajaran hidup, diri yg tak habis2nya dikupas.