Resmi! ICC Akhirnya Minta 5 Tokoh Paling Berpengaruh di Israel-Palestina Dieksekusi

Beranda
Komunitas
News
Citizen Journalism
Resmi! ICC Akhirnya Minta 5 Tokoh Paling Berpengaruh di Israel-Palestina Dieksekusi

amekachi

21-05-2024 03:31

Resmi! ICC Akhirnya Minta 5 Tokoh Paling Berpengaruh di Israel-Palestina Dieksekusi

Resmi! ICC Akhirnya Minta 5 Tokoh Paling Berpengaruh di Israel dan Palestina Ditangkap dan Dieksekusi di Pengadilan untuk Mempertanggungjawabkan perbuatannya

Berbicara mengenai mahkamah internasional untuk kejahatan perang atau International Criminal Court ICC ini memang tidak sama seperti halnya lembaga hukum di suatu negara yang memiliki kepolisian untuk menindak para pelaku kriminal ya gansist, namun kinerja mereka juga tidak bisa dianggap remeh. Beberapa berhasil menangkap dan mengadili penjahat perang seperti saat tahun 1999 mereka melayangkan dakwaan kepada mantan presiden Serbia Slobodan Milosevic, Presiden Serbia Milan Milutinovic, Wakil Perdana Menteri Yugoslavia Nikola Sainovic, Kepala Angkatan Bersenjata Yugoslavia Dragoljub Ojdanic, dan Menteri Dalam Negeri Serbia Vlajko Stojiljkovic dan beberapa lainnya.

Yang pertama diadili dalam pengadilan adalah Radislav Krstic, seorang jenderal Serbia Bosnia, kemudian Slobodan Milosevic pada 12 Februari 2002 hingga Ratko Mladic dan Goran Hadzic, ditangkap pada pertengahan tahun 2011. Sekarang ICC pun dikabarkan resmi mengajukan permohonan surat penangkapan keatas 5 tokoh yang diduga paling berpengaruh terhadap meningkatnya tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza dan wilayah perbatasan Israel selama waktu hampir mau setahun ini.

Quote:

Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) akhirnya mengajukan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas dugaan kejahatan perang yang terjadi di Jalur Gaza. Bersama dengan Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga menjadi target dari surat perintah tersebut.

Keputusan ini membuat heboh media internasional dan Israel. ICC diyakini telah mengumpulkan bukti-bukti yang cukup untuk menjustifikasi tindakan hukum terhadap pejabat senior Israel tersebut. Namun, reaksi Israel terhadap permintaan penangkapan ini terbilang keras. Netanyahu mengungkapkan kekecewaannya dan mengharapkan dukungan dari pemimpin dunia dalam mempertahankan hak membela diri yang melekat pada Israel.

Keputusan ICC ini seiring dengan seruan jaksa penuntut utama ICC, Karim Khan, beberapa minggu setelah serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober tahun lalu. Khan memperingatkan agar para pihak yang terlibat dalam konflik tersebut bertindak dengan hati-hati dan tidak menggunakan kelaparan sebagai senjata perang. Namun, enam bulan kemudian, situasi di Gaza semakin memburuk dengan masyarakat yang mengalami kelaparan dan banyak yang mengungsi.

Selain permintaan penangkapan terhadap dua tokoh paling terkenal di Israel tersebut, ICC pun mengumumkan telah meminta surat penangkapan terhadap kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas di Gaza Yahya Sinwar, serta Panglima Brigade al-Qassam Mohammed Diab al-Masri (dikenal sebagai Mohammed al-Deif).

“Hari ini saya mengajukan permohonan surat perintah penangkapan di hadapan Pra-Peradilan Kamar I Pengadilan Kriminal Internasional dalam Situasi di Negara Palestina," kata Jaksa ICC Karim Khan dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari situs web pengadilan tersebut, Selasa (21/5/2024) dikutip dari pemberitaan terbaru media sindonews.comdan bbc.com.

Quote:

Pengumuman ini langsung mendapatkan reaksi keras dari dalam negeri Israel, dari mulai menteri kabinet perang Israel yang juga rival politik Netanyahu, Benny Grantz, pemimpin oposisi Yair Lapid hingga menteri luar negeri Israel, Israel Katz yang memberi pernyataan kalau pengumuman oleh ICC itu adalah bencana dan aib sejarah yang diingat selamanya karena sama saja ICC menyerang korban dalam serangan 7 Oktober 2023. Katz pun menambahkan, jika tidak ada satupun kekuatan di dunia ini yang akan bisa menghentikan Israel untuk mengembalikan sandera dan menjatuhkan Hamas.

Pemintaan penangkapan terhadap Netanyahu, Gallant, Haniyeh, Sinwar dan Deif ini mencerminkan upaya ICC dalam menegakkan keadilan dan menghentikan kejahatan perang di dunia. Namun, pelaksanaannya tidak akan mudah. Israel, yang tidak mengakui kewenangan ICC dalam mengadili kasus yang melibatkan mereka, kemungkinan akan menentang permintaan penangkapan ini.

Ini juga menjadi tantangan bagi ICC dalam mengejar keadilan di Palestina, mengingat Israel belum pernah menyerahkan satu pun pejabatnya kepada ICC dalam kasus-kasus sebelumnya. Namun, permintaan penangkapan ini menunjukkan bahwa komunitas internasional semakin memperhatikan tindakan Israel di Jalur Gaza.

Dalam hal ini, terlepas dari apa yang terjadi selanjutnya, penting bagi semua pihak untuk menghormati proses hukum yang sedang berlangsung. Kejahatan perang harus diusut tuntas dan para pelaku harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Semoga tindakan ICC ini dapat menjadi langkah awal menuju perdamaian dan keadilan di wilayah konflik ini.

Sedangkan dari pihak Hamas melalui pejabat seniornya, Sami Abu Zuhri memberikan respon lewat pernyataannya kepada Reutersjika surat penangkapan terhadap 3 pemimpin Hamas tersebut sama saja menyamakan korban dengan algojo, ini bisa mengakibatkan Israel semakin terang-terangan melakukan perang untuk pembasmian.

Adapun alasan dari jaksa ICC Karim Khan dalam penangkapan 5 tokoh paling berpengaruh di konflik tersebut khususnya untuk Israel adalah, mereka berniat menciptakan penderita yang luar biasa dan pembunuhan terhadap warga sipil. Karim menyebut, Israel sebagaimana layaknya negara lain di dunia ini, mereka berhak mengambil tindakan dalam melindungi rakyatnya, namun hak itu bukan berarti Israel terlepas dari tanggungjawabnya untuk mematuhi hukum humaniter internasional.

Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2

3