Rizatulloh Farhan, seorang pengangguran, nekat menjadi kurir narkoba karena terdesak kebutuhan ekonomi. Tawaran upah sebesar Rp 10 juta membuatnya tergoda untuk mengantarkan dua koper berisi narkotika. Namun, aksinya tercium oleh pihak kepolisian, yang kemudian menangkap dan menyidangkan kasusnya di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) Dzulkifly Nento dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya menuntut Farhan dengan hukuman delapan tahun penjara, dikurangi masa tahanan, serta denda sebesar Rp 1 miliar dengan subsidiar tiga bulan penjara jika denda tidak dibayar.

"Menyatakan Terdakwa Rizatulloh Farhan alias Reza bin Hasan terbukti bersalah melakukan tindak pidana tanpa hak dan melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa Rizatulloh Farhan alias Reza bin Hasan dengan pidana penjara selama delapan tahun," ujar Jaksa dalam tuntutannya.

Barang bukti yang disita dalam kasus ini termasuk satu bungkus kertas warna oranye merk Marks Brand yang berisi daun dan biji kering ganja seberat 36,46 gram, satu pak kertas papir, dan satu buah handphone. Semua barang bukti tersebut dirampas untuk dimusnahkan.

Kejadian ini bermula pada Rabu, 8 November 2023, di Desa Tamiang, Kabupaten Aceh. Farhan, yang dikenal juga sebagai Reza bin Hasan, menerima tawaran dari seseorang berinisial Mas M (DPO) melalui telepon. Mas M menawarkan pekerjaan mengambil ganja di Desa Aceh Tamiang dengan imbalan Rp 10 juta, serta akomodasi dan transportasi yang ditanggung olehnya.

Karena membutuhkan pekerjaan, Farhan menerima tawaran tersebut. Namun, sebelum sempat menikmati hasil jerih payahnya, aksinya sudah keburu digagalkan oleh pihak berwenang. Kini, Farhan harus menghadapi konsekuensi dari tindakannya di balik jeruji besi.




Info lengkapnya DI SINI