JogloMedia.com - Vania, seorang mahasiswa berusia 19 tahun di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kenaikan besar-besaran dalam biaya kuliah di kampusnya. 

Sebagai mahasiswa di jurusan dengan akreditasi B, Vania merasa insecure dengan persaingan di pasar kerja nanti, terutama jika harus bersaing dengan lulusan kampus-kampus top lainnya.

Dalam percakapan pada Selasa (23/4/2024), Vania menyatakan kekhawatirannya bahwa setelah berinvestasi besar dalam pendidikannya, ia mungkin akan menghadapi masa pengangguran di masa depan.

Kenaikan biaya kuliah di Universitas Negeri Purwokerto menjadi topik hangat di dunia maya. Meskipun banyak PTN lain yang menaikkan UKT mereka sebagai dampak dari kebijakan PTN-BH, mahasiswa Unsoed, termasuk Vania, khawatir karena kenaikan besar-besaran tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan fasilitas di kampus.

Fasilitas perkuliahan di Unsoed, terutama di Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES), menuai kritik keras. Dalam unggahan video dari akun Instagram @batir_unsoed, terlihat kondisi jalanan menuju gedung perkuliahan yang rusak parah, serta cat dinding yang mengelupas. 

Kelas masih menggunakan kursi kayu sederhana, dan jumlah ruangannya terbatas untuk jumlah mahasiswa yang banyak.

Meskipun mahasiswa seperti Vania memilih Unsoed atas pertimbangan dekat rumah dan biaya kuliah yang terjangkau, kenaikan besar-besaran UKT membuat mereka merasa kecewa dan terbebani. 

Vania, bersama dengan teman-temannya, berusaha keras untuk memperjuangkan penurunan UKT, karena mereka menyadari bahwa masa depan mereka tergantung pada keputusan ini.

Meskipun masih berharap agar UKT bisa dikurangi atau ada keringanan, mahasiswa seperti Vania merasa pasrah jika keputusan akhirnya tetap tidak berubah. Mereka berharap dapat mendapatkan dukungan dari pihak kampus atau pemerintah untuk menangani masalah ini.

Kenaikan besar-besaran dalam biaya kuliah di Unsoed menimbulkan kekhawatiran bagi para mahasiswa, terutama ketika tidak diiringi dengan peningkatan fasilitas perkuliahan. 

Mahasiswa seperti Vania merasa dilema antara memilih kampus yang terjangkau secara finansial dan menghadapi kemungkinan pengangguran di masa depan, atau mencari pilihan lain yang mungkin lebih mahal namun menawarkan fasilitas dan peluang yang lebih baik.