Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

trfpjkgbrt2Avatar border
TS
trfpjkgbrt2
Indonesia Jadi Mesin Uang Tesla China (BYD), Elon Musk Ketar-Ketir


Jakarta, CNBC Indonesia - Persaingan mobil listrik global makin sengit, terutama antara Amerika Serikat (AS) dan China. Tesla yang sudah punya nama di pasar mobil listrik global, kini harus menghadapi tekanan dari produsen mobil China BYD yang sedang melebarkan sayap ke luar negeri.

Perusahaan yang bermarkas di Shenzhen ini telah menguji coba produknya di sejumlah negara dengan catatan keberhasilan penjualan. Rata-rata dalam waktu singkat, hanya satu tahun setelah masuk ke pasar tersebut.

Saat ini, BYD sedang berupaya meningkatkan penjualan di luar negeri dengan memindahkan produksi ke wilayah yang dianggap lebih 'bersahabat'. Sebab, BYD menghadapi beberapa hambatan penjualan di AS.

BYD kini sudah memiliki pabrik di Thailand, Brasil, Indonesia, Hongaria, dan Uzbekistan yang sedang dikerjakan.

"Mereka menyasar negara-negara yang tidak memiliki industri otomotif dalam negeri yang kuat, sehingga negara-negara tersebut kemungkinan besar tidak akan menghadapi hambatan atau hambatan politik dari sudut pandang kebijakan," ujar analis riset CLSA, Xiao Feng, dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (20/3/2024).
Feng mencatat bahwa perkembangan mobil listrik di AS perlu melakukan pendekatan serupa BYD.

Pemerintahan Biden bulan lalu mengatakan pihaknya mulai menyelidiki apakah mobil buatan China menimbulkan risiko keamanan nasional, dan meningkatkan kemungkinan untuk membatasi kendaraan tersebut. AS telah mencoba mendukung adopsi mobil listrik di dalam negeri, namun penetrasi penjualannya jauh di bawah China.

Dimulai dari Thailand Hingga ke RI
BYD bergerak cepat, dimulai dari Thailand, di mana perusahaan tersebut memperkirakan pabrik pertamanya di luar China akan beroperasi pada akhir tahun ini.

Menurut data dari Marklines, produsen mobil tersebut melampaui Toyota dalam meraih posisi teratas untuk penjualan mobil penumpang di Thailand pada bulan Januari, meskipun tidak ada penjualan di sana tahun sebelumnya.

Setelah beroperasi, pabrik di Thailand kemungkinan akan melayani wilayah Asia Tenggara lainnya termasuk Indonesia. EY memperkirakan pasar mobil listrik di kawasan ini akan tumbuh secara eksponensial hingga mencapai penjualan setidaknya US$80 miliar per tahun pada dekade berikutnya.

Sementara menurut data dari Counterpoint Research, BYD kini telah memantapkan dirinya di Asia Tenggara sebagai merek kendaraan listrik terlaris, menguasai lebih dari sepertiga pasar tahun lalu setelah sebelumnya hampir tidak menjual mobil di sana.

Keunggulan BYD Melawan Tesla
BYD menjual 70.000 mobil listrik di Asia Tenggara tahun lalu dengan pangsa pasar 35%, angka ini menempatkannya di depan rivalnya Vinfast dan Tesla.
Salah satu keunggulan BYD dibandingkan Tesla adalah sejumlah penawaran di pasar massal, serta perpaduan mobil hybrid dan bertenaga baterai. Tesla secara eksklusif memproduksi lebih banyak mobil dengan harga premium dan hanya menggunakan baterai.

Memiliki opsi mobil hibrida masih dinilai bermanfaat bagi pasar negara berkembang yang infrastruktur pengisian daya baterainya masih terbatas.
Asia Tenggara kemungkinan akan tetap menjadi pasar luar negeri terkuat BYD dalam jangka pendek karena perusahaan tersebut mengejar tujuannya untuk menggandakan ekspor mobilnya dari tahun lalu menjadi 500.000 pada tahun 2024.

"Pasar kendaraan listrik di Asia Tenggara masih dalam tahap awal, dan kebiasaan konsumen perlu dipupuk," kata analis otomotif Canalys, Alvin Liu.

"Efektivitas biaya sangat penting, dengan model Atto 3 dan Dolphin BYD yang dijual di wilayah ini dengan harga yang sangat kompetitif." imbuhnya.

Pabrik BYD di Indonesia
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto memastikan bahwa raksasa mobil listrik asal China yakni BYD bakal membangun pabriknya di Indonesia.

Hal tersebut diketahui usai anak buah Luhut Binsar Pandjaitan itu melakukan serangkaian kunjungan ke Tiongkok baru-baru ini. Kunjungan ini ditujukan untuk menggaet investasi asing masuk ke dalam negeri.

Seto menjelaskan agenda pertemuan dengan BYD salah satunya membahas mengenai finalisasi investasi pabrik mereka di Indonesia. Meski begitu, ia enggan membeberkan secara rinci mengenai lokasi yang akan dibangun pabrik.
"Insyaallah mereka akan mengumumkan bulan depan lokasi pabrik mereka. Targetnya di awal 2026 pabrik mereka bisa berproduksi secara komersial," kata Seto dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (16/3/).



https://www.cnbcindonesia.com/tech/2...sk-ketar-ketir

Gilak, China memang mantap dan keren

Menunggu komentar kadrun sino pendukung 02 BSH pildun u 20 pro ngisroil
Diubah oleh trfpjkgbrt2 20-03-2024 22:37
MAQ375
MAQ375 memberi reputasi
1
499
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan