Semua kemungkinan bisa terjadi dalam dunia politik. Salah satunya adalah rekonsiliasi antara Jokowi – Megawati, dua kubu yang dikatakan sedang bertikai sejak awal pemilu.

Mengapa rekonsiliasi itu bisa terjadi? Lalu apa efeknya bagi elektabilitas Prabowo – Gibran? Mari kita simak penjelasan berikut.

Pada Senin 12 Februari 2024, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X membenarkan kabar dari pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie.

Kabar tersebut yakni soal Sri Sultan yang diminta Presiden Jokowi untuk menjembatani pertemuan dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"Betul, tapi saya kan nunggu presiden. Saya akan menjembatani. Terserah presiden itu (waktunya). Saya nunggu. Kalau memerlukan saya bersedia," ujar Sultan di Kompleks Kepatihan.

Sultan mengatakan belum ada arahan dari Presiden Jokowi. Tapi jika sudah ada arahan maka dia akan bergerak.

Sumber : https://yogyakarta.kompas.com/read/2...engan-megawati

Istana sendiri membenarkan pernyataan Sri Sultan. Menurut Koordinator Stafsus Presiden, Ari Dwipayana, Jokowi memang selalu terbuka untuk bersilaturahmi dengan tokoh bangsa.

"Presiden selalu terbuka untuk bertemu, bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh bangsa. Apalagi untuk kebaikan dan kemajuan bangsa," kata Ari, Selasa 13 Februari 2024.

Sumber : https://www.detik.com/sumut/berita/d...okowi-megawati

Mencuatnya pengakuan Sri Sultan yang menyatakan dirinya siap memfasilitasi rekonsiliasi Jokowi-Megawati dan dibenarkan pula oleh pihak istana, tentunya akan memperkuat peluang kemenangan Prabowo – Gibran di Pilpres 2024 secara satu putaran maupun dua putaran.

Apalagi survei – survei terkini mengatakan bahwa elektabilitas paslon 02 di atas 50 %, di mana kemungkinan Prabowo – Gibran menang 1 putaran makin terbuka lebar.

Hal tersebut pun ditegaskan Ketua TKN Rosan Roeslani bahwa semua indikator menunjukkan Prabowo – Gibran menang sekali putaran

Sumber :
https://www.suara.com/kotaksuara/202...tak-terbendung


Lantas apakah Megawati ingin bertemu dengan Presiden Jokowi untuk berekonsiliasi? Sinyal-sinyal untuk rekonsiliasi sebenarnya sudah tampak sejak bulan Januari lalu.

Kala itu Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjamin Megawati akan membuka pintu lebar – lebar jika Presiden Jokowi ingin menemuinya.

"Enggak ada (kabar atau surat pertemuan Presiden Jokowi dengan Megawati). Tapi Bu Mega selalu terbuka ya, kalau ada permintaan bertemu," kata Hasto pada 21 Januari 2024.

Sumber : https://www.rri.co.id/nasional/52479...residen-jokowi

Maka dari itu mencuatnya kesiapan Sri Sultan memfasilitasi rekonsiliasi Jokowi – Megawati yang dibenarkan oleh Istana dan sempat pula didukung oleh Megawati menandai adanya simbiosis mutualisme dalam rangka memastikan kemenangan Prabowo – Gibran maupun perolehan suara PDIP di legislatif.

Mencuatnya wacana rekonsiliasi Jokowi – Megawati adalah upaya dari presiden bersama Sri Sultan untuk menyelamatkan suara PDIP.

Penyelamatan suara PDIP akan menjadi modal untuk realisai rekonsiliasi dengan PDIP setelah pilpres putaran pertama selesai, khususnya jika Prabowo – Gibran menang satu putaran.

Akan tetapi jika pilpres akhirnya berlangsung 2 putaran, langkah rekonsiliasi ini juga akan menjadi modal untuk pelimpahan suara Ganjar – Mahfud ke Prabowo – Gibran di putaran ke-2.

Sehingga langkah Jokowi bersama Sri Sultan memacu persiapan rekonsiliasi presiden dengan Ketum PDIP jelas akan menghasilkan simbiosis mutualisme berupa kemenangan pasti Paslon 02 dan penyelamatan suara PDIP.

Good bye Anies – Imin.