Hidup seorang manusia akan berubah mulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil. Hal itu menjadi inti dari buku berjudul “Atomic Habits” karya James Clear yang diterbitkan pada 2018 lalu dan berhasil meraih rekor penjualan terbaik versi New York Times dengan penjualan lebih dari 5 juta eksemplar di seluruh dunia.

Buku ini pula yang pernah direkomendasikan Co Captain Timnas AMIN Thomas Lembong. Ia menjelaskan bahwa buku ini mengulas bagaimana kebiasaan-kebiasaan baik yang kecil kemudian membuahkan hasil baik dalam kehidupan secara konsisten.

Sumber : https://www.medcom.id/pendidikan/new...unya-yang-mana

Dengan kata lain, perubahan menuju kemajuan yang sebenarnya terletak pada ide yang mampu direalisasikan dengan sederhana, tanpa harus mengumbar gagasan yang terlalu muluk-muluk. Mulai saja dari diri sendiri terlebih dahulu.

Namun perubahan kecil itu ternyata justru dilakukan oleh para pendukung Paslon 02, bukannya 01 maupun 03.

Perhatikanlah usai kampanye akbar yang dilakukan pada 10 Februari 2024 lalu, para pendukung Prabowo – Gibran berinisiatif membersihkan sampah yang berserakan usai kampanye.

Salah satunya dilakukan oleh artis pendukung 02 Nagita Slavina. Seusai mengikuti kampanye akbar 02, istri Raffi Ahmad ini melakukan aksi bersih-bersih sampah di Stadion GBK yang menjadi venue kampanye.

Nagita tampak membawa trash bag dan berkeliling di dalam stadion untuk melakukan bersih-bersih dengan memunguti sampah yang berserakan.

Sumber : https://www.merdeka.com/artis/momen-...html?screen=14

Tak hanya Nagita, pendukung Prabowo – Gibran yang lain pun melakukan inisiatif membersihkan sampah usai kampanye di GBK.

Salah satunya Iyan, pemuda asal Nias, Sumatera Utara yang menyambangi Jakarta khusus untuk mengikuti kampanye akbar.

Iyan mengaku melakukan aksi bersih-bersih untuk mencerminkan paslon dukungannya, yakni Prabowo – Gibran yang selalu mengutamakan politik bersih dan damai.

“Karena pendukung Prabowo itu bersih, pendukung damai. Kita mendukung Prabowo sejak seminggu yang lalu di sini, semoga sukses jaya Indonesia Maju, merdeka,” ujar Iyan.

Selain Iyan, ada juga Anita yang menyebut langkahnya melakukan bersih-bersih sebagai panggilan hati untuk membantu kelancaran kampanye akbar.

Panggilan hati sih, kepikiran bantuin buat bersih-bersih,” ucap Anita.

Ada pula Okta, seorang anak muda yang tinggal di Selatan Jakarta. Ia berpendapat bahwa berpartisipasi meramaikan kampanye akbar, berarti juga ikut bertanggungjawab atas kebersihan lokasi acara.

Sumber : https://harian.disway.id/read/761755...panggilan-hati

Pemandangan aksi bersih-bersih yang dilakukan pendukung paslon 02 berbanding terbalik dengan yang terjadi di Jakarta International Stadium (JIS), venue kampanye akbar paslon 01 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar.

Di JIS sampah berserakan di area sekitar lokasi kampanye. Tampak sampah bekas bungkus makanan dan botol plastik di sejumlah sudut hingga terlihat kotor dan berantakan.

Tidak ada satupun terlihat pihak yang membersihkan sampah yang berserakan di JIS. Bahkan massa terlihat acuh dengan sampah yang berserakan.

Mirisnya, tidak hanya sampah, tetapi juga sejumlah tanaman yang berada di dalam JIS rusak karena terinjak-injak massa pendukung Paslon 01.

Beberapa fasilitas JIS juga mengalami kerusakan karena sejumlah orang pendukung 01 terlihat memanjat pagar dan membobol pintu secara paksa untuk dijadikan sebagai pintu keluar.

Sumber : https://disway.id/read/761708/sampah...-tanaman-rusak

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan pihaknya mengerahkan 700 personel untuk membersihkan sampah dengan target selesai sebelum tengah malam.

Sementara untuk penanganan tanaman yang rusak, Asep akan berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta terkait penyelesaiannya.

Adapun perkiraan volume sampah yang menghampar di sekitar JIS usai kampanye mencapai sekitar 100 ton.

Sumber : https://jakarta.tribunnews.com/2024/...-lh-dki?page=2

Beda kondisi di Jakarta, beda pula dengan kondisi di Solo. Saat kampanye akbar di Surakarta, Paslon 03 malah dilanda duka. Sebab salah satu pendukung Ganjar Blacius Subono yang memainkan peran sebagai Semar di kampanye 03 meninggal dunia.

Blacius yang juga mantan dosen pedalangan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, meninggal dunia saat berada di RSUD Moewardi usai dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri seusai pentas di kampanye Ganjar-Mahfud.

Humas ISI Surakarta Esha Karwinarno mengatakan, Ki Bono panggilan akrab dari Blacius Subono, diduga mengalami kelelahan hingga mengakibatkan sang dalang kondang tidak sadarkan diri hingga meninggal dunia.

Sumber : https://tirto.id/penyebab-dalang-bla...kelelahan-gVsU

Dari kisah seputar kampanye akbar tersebut, menunjukkan bahwa meski ada 600 ribu peserta yang hadir di Pesta Rakyat 02 namun situasi tetap kondusif. Suasana kampanye yang riang sambil berjoget, diiringi dengan aksi inisiatif bersih-bersih GBK, menunjukkan bahwa Prabowo – Gibran mampu mendatangkan harmoni dan stabilitas yang nyata ketimbang paslon lainnya.

Bandingkanlah dengan kampanye akbar paslon 01 yang awalnya dipenuhi suasana Islami, malah diakhiri dengan lantunan sholawat mengandung unsur kebencian.

Sumber : https://www.viva.co.id/berita/politi...awat-kok-gibah

Lebih parahnya lagi, usai kampanye, pendukung 01 melakukan aksi brutal merusak alam sekitar dengan membiarkan sampah yang berserakan serta menginjak-injak tanaman.

Sungguh tindakan dari pendukung paslon 01 sangat jauh dari prinsip kebersihan sebagian dari iman. Pendukung Anies-Cak Imin tidak mampu menjaga kebersihan fisik alam sekitar, dan nuansa acaranya pun tidak mengandung kebersihan batin dengan adanya sholawat kebencian dari Cak Imin.

Sedangkan dari kampanye paslon 3 yang menimbulkan korban jiwa, menunjukkan bahwa Ganjar-Mahfud maupun PDIP tidak belajar dari pengalaman saat 2019 silam, di mana banyak rakyat yang meninggal dunia karena kelelahan akibat pemilu tersebut.

Paslon 02 berkampanye sehingga mampu menghasilkan stabilitas dan harmoni sehingga acara kampanye sukses, sedangkan kampanye paslon 1 dan 3 yang banyak diisikan nuansa negatif, berakhir dengan hasil yang negatif pula, yakni masalah sampah dan persoalan korban jiwa.

Energi negatif ini dapat pula kita kaitkan dengan mencuatnya tuduhan curang dari video dokumenter kontroversial Dirty Vote yang terlihat mempersatukan energi negatif Paslon AMIN dan GAMA untuk memuaskan diri mereka masing-masing di tengah kemerosotan tajam angka survei kedua paslon.

TS (Thread Starter/Penulis) tidak mengambil sikap pada film dokumenter Dirty Vote karena TS bukan tipe orang yang mengambil kesimpulan terlalu dini atas konten yang berpijak pada kecurigaan tanpa memberikan solusi taktis.

Sebab dalam nuansa kompetisi politik saat ini, tidak ada konten yang betul-betul netral. Oleh karena itu dokumenter Dirty Vote tak ada bedanya dengan konten yang bersifat kampanye politis salah satu paslon, sebagaimana tulisan-tulisan yang TS hadirkan.

TS menaruh minat pada Prabowo – Gibran karena TS tidak berminat pada ide – ide paslon yang terlalu muluk muluk seperti jualan perubahannya besar-besaran ala Anies – Imin, maupun jualan kecurangan besar-besaran ala Ganjar – Mahfud.

Fakta mengatakan jargon perubahan paslon 01 belum mampu mengubah sikap pendukungnya soal menjaga kebersihan lingkungan dan hati. Sementara jargon soal kecurangan paslon 03 memprovokasi People Power hanya mampu menghasilkan cuap-cuap iri dan dengki.

Fakta bahwa Prabowo – Gibran lebih mampu mendorong perubahan sikap dalam menjaga kebersihan dan hati, menunjukkan tidak ada yang muluk-muluk pada gagasan Prabowo – Gibran. Perubahan kecil Prabowo – Gibran adalah perubahan menuju kemajuan yang sebenarnya.

Itulah mengapa berbagai survei mengatakan Prabowo – Gibran unggul dari paslon lain. Itulah mengapa Prabowo – Gibran sangat berpeluang memenangkan Pilpres 1 putaran, karena berpijak pada gagasan yang realistis bukan muluk-muluk.