Sumber Gambar

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara tegas menyatakan bahwa mereka tidak akan memberikan perlindungan kepada mereka yang sengaja tidak membayar pinjaman online. Pernyataan ini diberikan sebagai respons terhadap fenomena yang semakin marak, yaitu pinjam uang namun tidak mau membayarnya.

Dalam Peraturan OJK Nomor 22 Tahun 2023 tentang Pelindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan, dijelaskan bahwa batas waktu penagihan oleh debt collector untuk pinjaman online berkisar antara pukul 08.00-20.00. Hal ini bertujuan untuk melindungi konsumen dari praktik intimidasi dan teror yang sering dilakukan oleh beberapa pemberi pinjaman.

Direktur Pengembangan dan Pengaturan Edukasi Pelindungan Konsumen OJK, Rela Ginting, menegaskan bahwa penagihan harus dilakukan dengan cara yang tidak melanggar hukum. Tidak boleh ada intimidasi atau teror terhadap peminjam yang terlambat membayar. Apabila debt collector pinjaman online melakukan tindakan intimidasi, mereka dapat dipidana berdasarkan Pasal 27 ayat (3) juncto Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Namun, perlu diingat bahwa tidak hanya pihak pemberi pinjaman yang perlu bertanggung jawab, tetapi juga peminjam. Jika seseorang dengan sengaja tidak membayar pinjaman online, mereka tidak akan dilindungi oleh OJK. Ini artinya, mereka harus menanggung konsekuensi hukum atas perbuatan mereka.


Sumber Gambar

Dalam praktiknya, terdapat banyak kreditur yang melampaui batas kewajaran dalam penagihan. Fenomena gagal bayar sering kali menyebabkan pengancaman, penindasan, dan penyebaran data pribadi. Oleh karena itu, sangat penting bagi peminjam untuk melunasi pinjamannya tepat waktu dan menghindari meminjam dari pinjaman ilegal yang tidak terdaftar oleh OJK.

Selain risiko hukum, peminjam juga harus memperhatikan beban bunga yang menumpuk akibat keterlambatan pembayaran. Tidak hanya itu, jika peminjam tidak membayar pinjaman online dengan sengaja, mereka juga dapat menghadapi masalah dalam mengajukan pinjaman di masa depan.

Bertanggung jawab pada hutang adalah sebuah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Hutang adalah salah satu bentuk utang piutang yang menjadi hak sesama manusia. Sebagai manusia yang beriman, kita harus menjalankan tanggung jawab ini dengan sebaik-baiknya.

Sejalan dengan prinsip-prinsip agama dan moralitas, membayar hutang yang telah kita peroleh menjadi sebuah keharusan. Kita tidak bisa mengabaikan tanggung jawab ini hanya dengan beristighfar atau berdoa kepada Allah tanpa memperhatikan hak orang lain. Dalam Islam, menunda pembayaran hutang padahal kita memiliki kemampuan untuk melunasinya merupakan sebuah kezaliman.


Sumber Gambar

Rasulullah saw sendiri telah mengajarkan kita untuk menjalankan tanggung jawab ini. Beliau bersabda, "Sebagian dari orang yang paling baik adalah orang yang paling baik dalam membayar hutangnya." Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya membayar hutang kepada orang yang telah memberikan pinjaman kepada kita.

Kita juga harus memahami bahwa hutang bukanlah hanya masalah dunia semata, tetapi juga memiliki konsekuensi di akhirat. Dalam Islam, semua perintah Allah SWT adalah sebuah janji yang harus dijalankan. Jika kita sengaja mengabaikan tanggung jawab kita untuk membayar hutang, hal ini menjadi hutang yang harus dibayar di dunia dan di akhirat.

Oleh karena itu, membayar hutang tepat waktu merupakan sebuah keutamaan. Hal ini menunjukkan integritas, kejujuran, dan ketaatan kita terhadap agama dan moralitas. Membayar hutang dengan segera ketika kita memiliki kemampuan adalah tindakan yang mulia dan menjadi bagian dari tanggung jawab kita sebagai manusia.

Dalam menjaga kesehatan finansial, penting bagi masyarakat untuk menggunakan pinjaman online dengan bijak dan bertanggung jawab. Pinjaman online seharusnya digunakan untuk kebutuhan yang mendesak dan mampu untuk dilunasi tepat waktu. Dengan begitu, kita dapat menghindari masalah yang sering muncul akibat gagal membayar pinjaman online.


Sumber: Link Referensi