Sumber Gambar

Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, ternyata memiliki hubungan dekat dengan Indonesia, meskipun reputasinya sebagai pemimpin yang kejam dan otoriter. Kisah menarik ini melibatkan kakek Kim Jong Un, yaitu Kim Il Sung, yang ternyata merupakan alumnus Universitas Indonesia pada tahun 1965.

Bukan hanya itu, gelar Doktor yang dimiliki Kim Il Sung diberikan oleh Presiden Soekarno, yang pada saat itu menjalin persahabatan yang erat dengan Kim Il Sung. Informasi dari arsip website UI mencatat bahwa Kim Il Sung mengunjungi Indonesia pada 20 April 1965, dalam rangka peringatan dasawarsa Konferensi Asia Afrika di Bandung dan untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia.

Selama kunjungannya, Kim Il Sung bahkan sempat mengunjungi Universitas Indonesia, di mana Presiden Soekarno memberikan gelar doktor honoris causa sebagai bentuk penghormatan terhadap pemimpin tertinggi Korea Utara. Kim Il Sung dianugerahi gelar doktor honoris causa dalam bidang teknik, meskipun awalnya rektor UI, Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro, mengusulkan pemberian gelar dalam bidang ilmu sosial.

Keputusan Presiden Sukarno untuk menolak usulan tersebut didasarkan pada pandangan bahwa bidang teknik lebih sesuai mengingat perkembangan industri pembuatan mesin yang pesat di Korea Utara saat itu. Kim Il Sung menjadi satu-satunya wisudawan yang dilantik di Istana Negara, dengan upacara tersebut dilaksanakan pada tanggal 15 April 1965.


Sumber Gambar

"Awalnya direncakanakan bertempat di kampus UI Salemba, tetapi beberapa jam sebelum upacara dimulai, lokasi upacara kemudian dipindahkan ke Istana Negara karena alasan keamanan," tulis keterangan di arsip UI.

Di hadapan berbagai pejabat negara dan civitas akademika UI, Kim Il-sung menyampaikan pidato doktornya mengenai Prinsip Kemandirian dalam Perjuangan Revolusioner Maupun dalam Pembangunan Sebuah Negara.

Presiden Soekarno dan Kim Il Sung memang memiliki hubungan yang sangat istimewa dan tak tertandingi. Hubungan ini dimulai pada tahun 1964, ketika Soekarno melakukan kunjungan resmi ke Korea Utara, yang kemudian dibalas oleh Kim Il Sung dan anaknya, Kim Jong Il, dengan kunjungan ke Indonesia pada tahun 1965.

Persahabatan keduanya terjalin kuat karena kedua pemimpin ini memiliki visi yang sama dalam menentang kolonialisme dan imperialisme. Baik Soekarno maupun Kim Il Sung merupakan tokoh-tokoh yang anti-barat, dan mereka berjuang bersama untuk melawan penindasan.


Sumber Gambar

Hubungan mereka terjalin dengan sangat akrab. Soekarno bahkan memberi hadiah khusus kepada Kim Il Sung berupa anggrek dendrobium yang diberi nama "Dendrobium kimilsungia" sebagai hadiah ulang tahun. Instruksi dari Soekarno sendiri adalah menyilangkan anggrek dendrobium tersebut secara khusus.

Tak hanya itu, Soekarno juga sangat dihormati oleh rakyat Korea Utara. Nama Kim Il Sung selalu dicetak dengan huruf tebal di semua publikasi, sehingga terlihat menonjol dari teks lainnya. Ini menunjukkan betapa besarnya penghargaan mereka terhadap Soekarno.

Hubungan antara Indonesia dan Korea Utara terus berkembang seiring berjalannya waktu. Pada tahun 1961, kedua negara tersebut menjalin hubungan diplomatik. Selain itu, hubungan ini juga terkait dengan Gerakan Non-Blok yang didirikan pada tahun yang sama. Indonesia dan Korea Utara menjalin hubungan diplomatik pada tingkat duta besar pada tahun 1964.

Persahabatan antara Soekarno dan Kim Il Sung ini tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga mencerminkan kerja sama dan hubungan yang erat antara dua negara ini. Meskipun saat ini Kim Il Sung telah tiada, hubungan antara Indonesia dan Korea Utara tetap terjalin dengan baik.

Sumber: Link Referensi