Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

joko.winAvatar border
TS
joko.win
Cak Imin Sebut RI Gak Untung Banyak dari Nikel, Fakta Sebaliknya
Jakarta, CNBC Indonesia - Calon wakil presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengingatkan hilirisasi tidak boleh ugal-ugalan karena mengorbankan sumber daya alam (SDA) dan hanya memberikan penerimaan negara secara terbatas.

"Saya setuju kita harus promosikan SA tapi dicatat gara-hara eksplorasi nikel ugal-ugalan lalu hilirisasi tanpa mempertimbangkan ekologi, sosial kita, buruh kita diabaikan karena banyak tenaga asing, dan juga terjadi korban kecelakaan, di sisi lain pemasukan kita dari nikel sangat kecil," tutur Cak Imin, dalam debat cawapres pada Minggu (21/1/2024).


Cak Imin mengingatkan jika produksi nikel Indonesia sudah berlebihan sehingga daya tawar Indonesia menurun. Menurutnya, Indonesia menjadi korban kebijakan sendiri.

Baca: Ditanya Gibran Soal Baterai Mobil Listrik LFP, Cak Imin Jawab: Semua Ada Etikanya

"Sementara masa depan kita jadi tidak jelas di sisi lain kita mengorbankan lingkungan dan sosial dan keuntungan yang terbatas bagi negara. Oleh karena itu, bukan gegabah tapi ini soal keberanian," imbuh Cak Imin.

Cak Imin mengingatkan eksplorasi nikel setelah cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, mempertanyakan apakah Cak Imin anti hilirisasi nikel.

Sebagai catatan, hilirisasi nikel dilakukan besar-besaran di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor fero nikel Indonesia melonjak dari US$ 373,6 juta (Rp 5,83 triliun) pada 2010 menjadi US$ 15,29 miliar pada 2023 atau sekitar Rp 238,68 triliun. Kurs yang dipakai adalah US$1 =Rp 15.610.

Ekspor nikel dan barang dari padanya juga melesat dari US$ 1,44 miliar (Rp 7,4 triliun) pada 2010 menjadi US$ 6,82 miliar pada 2023 (Rp 106,5 triliun).

Selain ekspor, hilirisasi nikel juga mendatangkan penerimaan dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berupa royalty.
Data Kementerian ESDM mencatat penerimaan PNBP dari sektor minerba menebus Rp 172, 96 triliun.



https://www.cnbcindonesia.com/resear...kta-sebaliknya



Konten Sensitif


Konten Sensitif
Reikouki
marsuki
itkgid
itkgid dan 4 lainnya memberi reputasi
3
692
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan