Situasi di Laut Merah terus memanas, setelah perahu milik Houthi yang hendak membajak kapal kontainer sipil berhasil ditenggelamkan helikopter Sea Hawk milik US Navy, kejadian tersebut berlangsung pada 31 Desember 2023 lalu. Merespon hal tersebut, Iran kemudian mengirim kapal frigat IRIS Alborz dengan nomor lambung 72 menuju kawasan Laut Merah.

Mengutip media Iran, yakni Tasnim News Agency, pada 1 Januari 2024; kapal frigat Alborz dari Armada ke-94 telah melewati Selat Bab-el-Mandeb untuk memasuki kawasan Laut Merah. Di kawasan tersebut sudah bercokol kapal induk dan kapal destroyer Amerika. Bisa dibilang, Alborz dikirim untuk menantang armada destroyer Arleigh Burke Class milik AS yang beroperasi di Laut Merah.

Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas sekilas tentang kapal frigat yang oleh media Iran disebut sebagai destroyer. Kapal ini punya sejarah yang unik Gan, kapal dibeli sebelum insiden "Revolusi Islam" di negara itu. Pada awalnya kapal diberi nama Zaal, seorang pejuang mitos Iran kuno. Setelah Revolusi Islam pada 1979, nama kapal diganti menjadi Alborz, merupakan pegunungan di Iran.

Alborz mulai diproduksi pada 3 Maret 1968 oleh galangan kapal Vickers di Inggris, kemudian kapal diluncurkan pada 4 Maret 1969. Angkatan Laut Iran di era Shah Iran menerima kapal tersebut pada 1 Maret 1971. Total ada 4 kapal yang dipesan oleh rezim Shah waktu itu. Kapal ini dibuat oleh dua galanagan kapal dari Inggris yakni Vosper Thornycroft dan Vickers, mereka menyebut kapal ini sebagai Alvand Class. Masing-masing galangan kapal tersebut membuat dua kapal. Pada tahun 1977 Alborz menjalani perbaikan pertama di Portsmouth, Inggris.



Menurut artikel Navy Recognition, Alborz dibekali senjata berupa 8× rudal anti kapal Noor, 1× meriam Mark 8 gun 114 mm, 1× kanon 30 mm Kamand CIWS, 1x dual kanon Oerlikon GDF 35 mm, 2x kanon hanud (pertahanan udara) single barrel 20 mm, 2× mortir 81 mm, 2× senapan mesin berat 12,7 mm dan 2× triple torpedo tubes.

Dari segi dimensinya, Alborz punya panjang 94,5 meter dengan lebar 11,07 meter. Kapal ditenagai 2 shafts, 2 Paxman Ventura cruising diesels (2.800 kW), 2 Rolls-Royce Olympus TM2 boost gas turbines (34.000 kW). Yang memungkinkan kecepatan maksimum 39 knots. Jangkauannya adalah 9.000 km dengan kecepatan jelajah 15 knots. Kapal bisa membawa 125 sampai 146 personel.

Menurut artikel Navy Recognition, kapal ini pertama kali mendapat sorotan publik internasional pada April 2015. Waktu itu Alborz berlayar dengan kapal logistik Bushehr dari Armada ke-34 Angkatan Laut Iran, kedua kapal dilaporkan dalam pelayaran untuk mengirim senjata ke Houthi di Yaman. Dari 4 kapal yang dulu dipesan, saat ini tersisa 3 kapal sejenis yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Iran.



Di atas kertas, harus diakui kekuatan laut Amerika Serikat jelas bukan tandingan Iran. Namun, dalam pertempuran, banyak faktor yang bisa menjadi penentu kemenangan. Dan diusianya yang sudah memasuki setengah abad lebih, Alborz ternyata masih punya nyali yang tinggi untuk berhadap-hadapan dengan salah satu armada laut terkuat di dunia saat ini.







Referensi Tulisan: Navy Recognition& Tasnim News Agency
Sumber Foto: sudah tertera