Di awal tahun 2024 kali ini perang kembali pecah, perang tersebut melibatkan milisi Houthi yang dibekingi Iran serta koalisi Inggris-AS. Pada Jumat (12/01/2023), Inggris-AS menggempur Yaman dari laut dan langit. Mereka menargetkan fasilitas militer Houthi seperti sistem pertahanan udara, tempat peluncuran drone/rudal sampai lokasi depot amunisi. Untuk dukungan logistik dan intelijen untuk serangan tersebut diberikan oleh Australia, Kanada, Belanda, dan Bahrain.

Mengutip artikel TheDrive.com, Inggris mengirim 4 unit Eurofighter Typhoon yang berbasis di pangkalan Akrotiri di Siprus. Typhoon membawa bom Paveway IV untuk menargetkan fasilitas militer Houthi. Sementara itu, pihak AS mengirim Super Hornet untuk melakukan serangan udara, selain itu sebagai serangan pembuka; rudal jelajah serangan darat Tomahawk ditembakkan dari kapal destroyer dan kapal selam nuklir.

Dan berikut ini adalah rincian serangan yang dilakukan AS-Inggris ke fasilitas Houthi di Yaman:





Mohammed Al-Bukhaiti, anggota biro politik Houthi, memperingatkan bahwa; Yaman bukanlah lawan militer yang mudah dan dapat ditundukkan dengan cepat. Sebaliknya, mereka telah bersiap untuk terlibat dalam pertempuran jangka panjang yang akan mengubah arah kawasan dan dunia. Di sisi lain, Houthi menyebut 5 orang anggotanya meninggal dan 6 orang terluka akibat serangan yang dilancarkan AS dan Inggris. Mereka menjanjikan serangan balasan kepada kedua negara itu.

Sementara itu di pihak AS, mereka mengatakan sejak 17 Oktober 2023, Houthi telah melakukan serangan 27 serangan terhadap kapal sipil. Puncaknya pada 9 Januari 2024, Houthi menembakkan 20 rudal dan drone ke kapal perang AS dan Inggris di Laut Merah. Serangan tersebut berhasil ditangkis. Dan dua hari setelahnya, serangan balasan dilakukan. Presiden Joe Biden mengatakan serangan ke Houthi akan tetap dilakukan jika mereka masih berupaya menyerang kapal-kapal sipil di Laut Merah.

Menurut keterangan Komando Pusat Angkatan Udara AS, lebih dari 100 amunisi berpemandu presisi digunakan untuk menyerang lebih dari 60 sasaran di 16 lokasi militan Houthi yang didukung oleh Iran.



Setelah serangan dilakukan beberapa video muncul di X menunjukkan ledakan dan kebakaran di beberapa kota di Yaman, sejauh ini belum ada laporan korban jiwa dari pihak sipil. Selain itu, ada laporan serangan rudal terhadap kapal sipil, rudal ditembakkan dari jarak 145 km di sebelah tenggara pelabuhan Aden di Yaman. Menurut laporan United Kingdom Maritime Trade Operations (UKMTO) yang dikelolal Royal Navy, rudal jatuh sekitar 400-500 meter di dekat kapal. Tidak ada laporan korban jiwa dan kerusakan kapal.



Setelah serangan, Arab Saudi yang pernah memerangi Houthi merespon dengan membuat pernyataan agar meminta AS-Inggris dan Houthi menahan diri agar tidak terjadi eskalasi lebih besar. Namun, sepertinya hal itu sudah terlambat. Dan kemungkinan dalam beberapa hari mendatang keadaan di Laut Merah akan berubah dengan cepat. Saat ini masih ada sebuah pertanyaan, akan seperti apa situasi kedepannya ?






Referensi Tulisan: TheDrive.com
Sumber Foto: sudah tertera