joko.winAvatar border
TS
joko.win
Dradjad Heran Mahfud MD Kritik Soal Food Estate

Antara/Sakti KaruruPetani memetik jagung saat panen perdana di kawasan lumbung pangan (food estate) Distrik Mannem, Keerom, Papua. Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Dradjad Wibowo heran Mahfud MD kritik soal food estate.





REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Dradjad Wibowo menanggapi pernyataan cawapres Mahfud MD soal food estate. Dradjad mengatakan, sebagai Menko Polhukam, Mahfud MD tentu paham sekali bahwa food estate (FE) masih terhambat kelembagaan dan anggaran. Karena prosesnya memang perlu waktu.

"Jadi sekarang ini food estate baru memakai anggaran kecil hanya puluhan milyar dari Kementerian PUPR dan Kementan. Bukan triliunan Rupiah sebagaimana hoaks yang banyak beredar," kata Dradjad, Rabu (20/12/2023).

Baca Juga :

Kementan Pastikan Food Estate di Gunung Mas Kalimantan Tengah Aman

Dradjad menambahkan, belum ada anggaran Kemenhan yang terpakai karena menunggu selesainya proses di atas. Jadi secara tata laksana pemerintahan, memang terlalu dini memberikan vonis bahwa program food estate tanaman singkong di Kalteng telah gagal. Sementara food estate di Sumatera dan Papua terbukti sudah cukup membuahkan hasil yang bagus setelah beberapa kali proses tanam.

Secara pemikiran, lanjut Dradjad, usaha menggenjot produksi tanaman pertanian itu dipengaruhi dua hal yaitu luas panen dan produktifitas. Produktifitas tergantung pada inovasi dan teknologi. Luas panen tergantung pada luas tanam dan faktor-faktor seperti pola tanam, benih/bibit, agronomi, ketersediaan air dan sebagainya selama usia tanaman.

Baca Juga :

Food Station Jamin Ketersediaan Minyak Jelang Nataru

"Food estate itu ikhtiar menambah luas tanam dan panen. Karena lahan subur di Jawa banyak yang beralih ke non-pertanian, sementara kompetisi penggunaan lahan makin sengit, dan pembukaan lahan hutan akan merusak lingkungan. Food estate adalah salah satu pilihan yang tersedia dengan menggunakan lahan rawa yang sangat luas yang memang tanahnya tidak begitu subur, " kata dia.

Dradjad Wibowo menilai, food estate merupakan opsi terbaik dari pilihan terburuk lainnya. Proyek yang dilaksanakan di Sumatera, Kalimantan, dan Papua itu disebut perlu untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Karena tanah untuk food estate tidak seperti di Jawa, jangan berharap food estate langsung jalan dalam satu musim tanam. Akan tetapi, perlu beberapa musim tanam. Megaproyek itu disebut perlu dilanjutkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasional sekaligus mengatasi permasalahan keterbatasan lahan subur di Tanah Air.

"KIta mau nanam di mana lagi? Terus apa kita enggak harus nanam," ujar dia


Petinggi Partai Nasdem Kritik Food Estate tidak Berjalan

Dradjad justru heran kenapa Mahfud MD mengkritik soal food estate program gagal di publik. Bukankah secara etika, menteri tidak saling mengkritik kinerja sesama menteri. Apalagi Menhan Prabowo Subianto di bawah koordinasi Mahfud MD.

"Etikanya kan begitu. Tapi ada bagusnya sih. Masyarakat jadi lebih paham kenapa Prabowo nyeletuk 'ndasmu etik' sambil geleng-geleng kepala dan senyum simpul," kata Dradjad.

https://news.republika.co.id/berita/...al-food-estate

Kelola Pertanian Lahan Rawa, Akademisi Nilai Program Food Estate di Kalteng Sudah Tepat


Susilawati, Peneliti Padi Lahan Rawa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Liputan6.com, Jakarta Susilawati, Peneliti Padi Lahan Rawa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menilai program food estate yang diimplementasikan pemerintah di Kalimantan Tengah dapat berdampak pada penambahan luas tanam padi.

"Kami sangat bersyukur ada program food estate ini. Karena lahan-lahan kita ini cukup potensial dan cukup luas. Artinya, pilihan Kalimantan Tengah untuk food estate ini adalah pilihan yang tepat," ujar Susilawati.

Ia menjelaskan, ada tiga jenis lahan rawa berdasarkan genangannya, yakni lahan rawa pasang surut, lahan rawa lebak dan lahan rawa lebak peralihan. Provinsi Kalimantan Tengah, didominasi lahan rawa pasang surut, dalam hal ini memerlukan manajemen air atau tata air makro dan mikro yang tepat dalam mengelola pertanian di lahan ini. 

"Maka sinergi antar Kementerian/Lembaga untuk membangun tata kelola lahan dan sistem irigasi yang tepat menjadi hal yang penting untuk sama-sama dilakukan dalam membangun kawasan Food Estate," tuturnya 

2 dari 2 halaman

Pengelolaan Lahan Rawa Jadi Solusi

Menurutnya, dengan kondisi lahan pertanian di Indonesia yang semakin berkurang, pengelolaan lahan pertanian rawa menjadi solusinya. Walaupun untuk mengelolanya tidak semudah membalik telapak tangan, namun hal ini bisa diharapkan untuk solusi pangan masa depan.

"Memang tidak mudah mengelola lahan pertanian rawa. Ada persiapan-persiapan yang harus kita lakukan. Ini bagian dari investasi masa depan yang artinya food estate ini memang tepat dan harus ada," kata Susilawati. 

Susilawati mengatakan, luas lahan rawa yang digunakan untuk pertanian masih sangat kecil, hanya 23,8% dari luas total lahan sawah di Indonesia. Adanya program food estate diharapkan dapat menambah luas tanam padi.

Mengingat program food estate ini baru berjalan tiga tahun, dia menilai, terlalu dini bila mengharapkan hasil maksimal dari lahan pertanian rawa yang belum terpenuhi secara optimal prasarana dan sarana pertaniannya.

"Kalau mau 3 tahun langsung berhasil mungkin bisa di lahan optimal bukan di lahan bukaan baru di rawa. Tetapi kalau di lahan rawa kita memang perlu proses lebih lama untuk menata lahan-lahan sesuai peruntukannya," terangnya.

https://www.liputan6.com/amp/5236773...ng-sudah-tepat
0
360
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan