Sumber Gambar

Video yang menjadi viral di media sosial baru-baru ini menunjukkan aksi tak senonoh pasangan sejoli di dalam sebuah mobil Toyota Fortuner di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Dalam video tersebut, pasangan tersebut terlihat berhubungan intim di dalam mobil tersebut, yang diduga terparkir di pinggir Pantai Galesong.

Kehadiran video tersebut telah mencuri perhatian publik dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak netizen yang mengutuk tindakan tak senonoh yang dilakukan oleh pasangan tersebut. Beberapa warga sekitar bahkan merekam video tersebut dari luar kaca mobil sambil menyaksikan kejadian tersebut.

Mengenai kejadian ini, pihak kepolisian setempat telah turun tangan untuk menyelidiki kasus tersebut. Kapolsek Galesong, Iptu Aldhy, menyatakan bahwa pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait aksi tak senonoh yang dilakukan di dalam mobil Toyota Fortuner tersebut. Namun, hingga saat ini mereka belum dapat memastikan secara pasti lokasi kejadian, apakah itu terjadi di Galesong, Galesong Selatan, atau Galesong Utara.


Sumber Gambar

Berbuat mesum di tempat umum seperti ini merupakan pelanggaran serius yang melanggar kesusilaan dan dapat mengganggu masyarakat sekitarnya. Untuk melindungi masyarakat dari perilaku yang tidak senonoh ini, undang-undang telah mengatur sanksi yang tegas bagi pelaku.

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), pelaku mesum di tempat umum dapat dikenakan sanksi Pasal 281. Pasal ini menyebutkan bahwa siapa pun yang dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan dapat dihukum dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda maksimal sebesar Rp 4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah).

Selain itu, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi juga mengatur tentang hukuman untuk berbuat mesum di tempat umum. Pasal 36 junto Pasal 10 undang-undang tersebut menyebutkan bahwa pelaku yang mempertontonkan diri atau orang lain dalam pertunjukan atau di muka umum yang menggambarkan ketelanjangan, eksploitasi seksual, persenggamaan, atau bermuatan pornografi lainnya dapat dihukum dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan/atau denda maksimal Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).


Sumber Gambar

Kasus ini menunjukkan pentingnya menjaga etika dan moralitas di ruang publik. Tindakan tak senonoh yang dilakukan di dalam mobil, meskipun dilakukan di tempat yang tersembunyi, masih dapat diabadikan dan dengan cepat menjadi viral di media sosial. Hal ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk selalu menghormati norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu, hukuman yang tegas dan berat diberlakukan untuk mencegah tindakan ini agar tidak terulang.

Selain itu, kasus ini juga menunjukkan kebutuhan akan penegakan hukum yang adil dan efektif. Pihak kepolisian yang sedang menyelidiki kasus ini diharapkan dapat mengungkap pelaku dan memberikan sanksi yang sesuai dengan perbuatan mereka. Ini akan menjadi contoh yang baik bagi masyarakat bahwa tindakan tak senonoh tidak dapat dibiarkan begitu saja.


Sumber Gambar


Masyarakat juga berperan penting dalam memberikan informasi dan melaporkan tindakan mesum di tempat umum kepada pihak berwajib. Dengan adanya kesadaran kolektif, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan bebas dari tindakan yang merusak moral.

Kejadian ini seharusnya menjadi pembelajaran bagi kita semua. Kita harus menghormati privasi orang lain dan tidak melakukan tindakan tak senonoh di ruang publik. Semua orang harus bertanggung jawab atas tindakan mereka dan mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik, di mana etika dan moralitas dihargai dan dijunjung tinggi.

Sumber: Sumber Gambar