ahlimiliterahliAvatar border
TS
ahlimiliterahli
Ukraina Merana, Gedung Putih Ogah Berikan Jaminan Soal Bantuan


 

Amerika

Ukraina Merana, Gedung Putih Ogah Berikan Jaminan Soal Bantuan



Berlianto

Jum'at, 08 Desember 2023 - 21:13 WIB








WASHINGTON - Pemerintah Ukraina tidak dapat mengharapkan tambahan dana dari Amerika Serikat (AS) sampai dana tersebut disetujui di Kongres. Hal itu ditegaskan juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby pada konferensi pers di Gedung Putih.

Sebelumnya, Senat gagal mengajukan rancangan undang-undang pengeluaran sebesar USD111 miliar yang akan mengalokasikan lebih dari USD60 miliar bantuan ke Kiev, bahkan setelah Presiden Joe Biden berpendapat bahwa hal ini akan melemahkan kepemimpinan dan prestise AS.

“Kami tidak dalam posisi untuk membuat janji itu kepada Ukraina, mengingat situasi yang ada di sana,” kata Kirby, menjawab seorang wartawan yang bertanya apakah Gedung Putih dapat memberikan jaminan bahwa dana tambahan akan disalurkan ke Kiev seperti dikutip dari RT, Jumat (8/12/2023).





Kongres AS telah menyetujui bantuan senilai lebih dari USD120 miliar ke Kiev sejak konflik dengan Rusia meningkat pada Februari 2022. Bantuan ini termasuk pembayaran tunai untuk menjaga kelangsungan pemerintahan Ukraina, serta senjata, amunisi, dan perlengkapan militer Kiev senilai lebih dari USD44 miliar dari cadangan simpanan Pentagon.



Biden meminta dana tambahan lebih dari USD60 miliar pada pertengahan Oktober, ketika Partai Republik di DPR berjuang untuk memilih ketua baru. Gedung Putih memilih untuk menggabungkan permintaan itu dengan bantuan ke Israel, Taiwan, dan perbatasan AS-Meksiko. Namun hal itu tampaknya merupakan sebuah kesalahan, karena Partai Republik bersikeras untuk mengatasi fakta bahwa lebih dari enam juta orang telah menyeberang ke AS secara ilegal sejak Biden menjabat pada tahun 2021.

Partai Demokrat menyebut kubu Partai Republik sebagai kelompok “kanan keras” dan “ekstrim,” sementara Biden pada Rabu menyampaikan permohonan yang berapi-api untuk tidak “menekan lutut” Ukraina di tengah konflik yang sedang berlangsung.

Biden bahkan memperingatkan bahwa pasukan AS mungkin akan melawan pasukan Rusia di wilayah NATO jika Kiev menyerah, sehingga memicu teguran keras dari Kremlin.




Selain perselisihan partisan di antara para legislator mengenai alokasi dana, Departemen Pertahanan AS juga berpendapat bahwa mereka kehabisan persenjataan untuk meneruskannya.

“Masalah terbesar yang kita hadapi adalah kita tidak punya cukup uang untuk mengisi kembali persediaan kita sendiri, yang berarti kita tidak punya cukup uang untuk terus memasok apa yang dibutuhkan Ukraina,” kata wakil sekretaris pers Pentagon Sabrina Singh kepada wartawan.

“Karena itu adalah senjata kami, kemampuan kami, sistem kami yang ditarik dari rak kami, dan dikirim ke Ukraina, dan jika kami tidak dapat mengisinya kembali, hal itu juga akan berdampak pada kesiapan kami sendiri,” imbuhnya.

Awal pekan ini, Washington Post melaporkan kegagalan serangan balasan musim panas Ukraina, mengungkapkan bahwa Kiev telah membatalkan rencana yang digagas oleh para jenderal Amerika dan Inggris setelah pertempuran beberapa hari pada bulan Juni memusnahkan sebagian besar peralatan yang dipasok oleh Barat.

(ian)

 

https://www.google.com/url?sa=t&sour...tNp55Wg7_mhDgP






detikNewsInternasional

Ambisi Putin Jadi Presiden 5 Periode Rusia

Tim detikcom - detikNews

Sabtu, 09 Des 2023 21:04 WIB

BAGIKAN  

Komentar

Vladimir Putin. Foto: Parker Song/Pool via REUTERS Acquire Licensing Rights

Jakarta - 

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dirinya bakal mencalonkan diri kembali dalam pemilu 2024 mendatang. Ambisi Putin menjabat presiden lima periode itu dinilai semakin memperluas kekuasaannya hingga 2030 mendatang.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (9/12/2023), Putin yang saat ini berusia 71 tahun telah memegang jabatan penting di Rusia sejak tahun 1999 silam dan memenangkan empat pemilu presiden. Dia sempat menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) dan Presiden Rusia dalam sistem di mana oposisi hampir tidak ada.

Pengumuman resmi soal pencalonan dirinya kembali sebagai Presiden Rusia disampaikan Putin pada Jumat (8/12) waktu setempat, ketika dirinya menghadiri acara Kremlin yang juga diikuti oleh para jajaran militer termasuk pasukan yang dikerahkan dalam pertempuran di Ukraina sejak invasi dilancarkan Februari tahun lalu.

"Saya tidak akan menyembunyikannya: Saya memiliki pemikiran berbeda pada waktu yang berbeda. Namun inilah saatnya keputusan harus diambil," ucap Putin dalam seremoni tersebut.

"Saya akan mencalonkan diri sebagai Presiden Federasi Rusia," ujar Putin mengumumkan pencalonannya kembali.



Dia berbicara dengan Letnan Kolonel Artyom Zhoga, seorang perwira militer Rusia, yang beberapa saat sebelumnya mendesak Putin untuk maju capres lagi.

"Berkat tindakan Anda, keputusan Anda, kita memperoleh kebebasan. Kami membutuhkan Anda. Rusia membutuhkan anda," ucap Zhoga kepada Putin sebelum pengumuman itu.

Analis Politik Nilai Ada Unsur Spontanitas Dibalik Pengumuman Putin

Analis politik Tatiana Stanovaya menilai pengumuman Putin yang terkesan spontan dalam acara untuk veteran militer itu merupakan hal yang tidak biasa, namun sarat dengan simbolisme.

"Para pahlawan (militer) -- 'bapak-bapak Donbas' -- ingin melihat Putin kembali menjadi presiden," sebutnya.

Putin tidak akan menghadapi tantangan besar dalam upayanya meraup masa jabatan kelima, dan menurut para analis, dia kemungkinan akan mencari mandat seluas mungkin untuk menyembunyikan perselisihan domestik terkait konflik Ukraina.



Pemilu Rusia dijadwalkan akan digelar selama tiga hari mulai 15 Maret hingga 17 Maret mendatang. Lima partai besar diperbolehkan mengajukan calon mereka dalam pemilu tahun depan, namun diketahui mereka semua mendukung Kremlin dan invasi Rusia ke Ukraina.

Putin berpeluang kembali mencalonkan diri setelah amandemen Konstitusi Rusia yang kontroversial tahun 2020 lalu menghapuskan batasan dua masa jabatan presiden secara berturut-turut. Amandemen itu memungkinkan Putin kembali maju capres untuk dua masa jabatan enam tahun tambahan. Dengan demikian, Putin akan bisa memperpanjang kekuasaannya atas Rusia setidaknya hingga tahun 2036 mendatang.

Putin telah menjabat Presiden Rusia sebanyak empat periode, yang terdiri atas tahun 2000-2008 untuk periode pertama dan kedua, kemudian tahun 2012 hingga saat ini untuk periode ketiga dan keempat.

Masa jabatan Presiden Rusia yang awalnya empat tahun, telah diperpanjang menjadi enam tahun masa jabatan sejak tahun 2008 lalu pada era pemerintahan Dmitry Medvedev -- sekutu dekat Putin.

(taa/whn)



https://www.google.com/url?sa=t&sour...4TO9X9YnyED3Ze







Daku no command yaemoticon-Big Grin



Tapi saat perang antar sekolah dulu, kalau yg paling depan tangguh n hebat sih yg ada dibelakang bakalan ikut semangat maju

Klo yg depan kalah, yg belakang kabur duluanemoticon-Leh Uga
anangherman
yayangpalupi
bang.toyip
bang.toyip dan 4 lainnya memberi reputasi
5
517
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan